Komitmen Sido Muncul Hadirkan Produk Berkualitas untuk Cegah Corona

Komitmen Sido Muncul Hadirkan Produk Berkualitas untuk Cegah Corona

Advertorial - detikNews
Selasa, 07 Jul 2020 00:00 WIB
adv sidomuncul
Foto: Dok Sido Muncul
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang masuk ke Indonesia di awal Maret 2020 begitu cepat menyebar dan membuat masyarakat khawatir. Data juga menunjukkan angka kematian yang cukup tinggi. Hingga kini obat atau vaksin COVID-19 belum ditemukan, namun ada beberapa berita yang viral dengan menyebut tanaman herbal yang 'katanya' bisa mencegah atau menyembuhkan penderita COVID-19.

Hal ini juga turut menjadi perhatian Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat yang menyebut ada banyak produk yang dibuat oleh pabrik jamu bahkan anggota masyarakat yang dulunya belum pernah membuat jamu, mendadak bermunculan dengan menyajikan produk seperti minuman jahe, empon-empon, daun kelor, bahkan minyak kayu putih yang dipercaya bisa mencegah COVID-19.

"Industri farmasi pun ikut-ikutan membuat produk-produk yang sama seperti susu jahe, daun ciplukan, melinjo, pete dan lain-lain yang kabarnya bisa mencegah COVID-19. Bahkan industri farmasi akan membuat jamu/herbal dengan istilah baru yaitu OMAI (Obat Modern Asli Indonesia).Apa tidak salah? Menurut pendapat saya, itu sebuah kemunduran," ujar Irwan dalam keterangan tertulis, Senin (6/7/2020).

Irwan memiliki pemikiran lain menyikapi persoalan ini. Menurutnya, sebaiknya industri farmasi fokus pada obat farmasi, sebab dengan dukungan modal yang kuat, farmakolog, dokter, peneliti dari perguruan tinggi, dan pemerintah untuk mengembangkan obat-obatan masa depan seperti bio medicine, stem cell, obat kanker, vaksin, obat jantung, dan juga memproduksi bahan baku obat.

Tujuannya adalah agar Indonesia tidak selalu bergantung pada negara lain dan bahkan bisa mengekspor ke negara lain. Soal Indonesia yang tidak memiliki industri kimia murni untuk bahan baku obat, menurutnya itu bisa dibeli di negara lain, yang penting menciptakan pasar terlebih dahulu.

Di sisi lain, menurutnya produsen jamu yang berjumlah lebih dari 1.300 dengan pengalaman puluhan tahun, keahlian, sumber daya manusia yang andal, serta dukungan peneliti, perguruan tinggi, dan pemerintah, Indonesia bisa melakukan penelitian sumber daya hayati lokal dan mengembangkan jamu/herbal secara ilmiah yang bisa menjadi produk yang dipercaya masyarakat dunia.

"Kita pasti berhasil kalau kita bertekad, yakin, dan percaya diri. Kalau industri farmasi asing bisa menciptakan obat-obat baru, kenapa kita tidak bisa? Kalau herbal China bisa mendunia, kenapa jamu kita tidak bisa? Kalau mereka bisa, kita juga harus bisa!" tegasnya.

Kini, salah satu upaya pencegahan COVID-19 yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Beberapa industri jamu dan farmasi di Indonesia telah memproduksi produk peningkat imun, salah satunya adalah Sido Muncul melalui produk Tolak Angin yang telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan telah lolos uji praklinis oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Uji toksisitas pada Tolak Angin telah dilakukan oleh Tim Peneliti Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dipimpin oleh Apt. Ipang Djunarko, M.Sc dan uji khasiatnya oleh Lembaga Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang yang dipimpin oleh Prof. dr. Edi Dharmana, M.Sc.,Ph.D, Sp. Park, sehingga membuat Tolak Angin terbukti bisa meningkatkan limfosit T secara signifikan, yang menjadi indikator meningkatnya daya tahan tubuh.

adv sidomuncul

Foto: Dok Sido Muncul

"Di samping produk peningkat daya tahan tubuh, Sido Muncul juga telah menghadirkan produk terbarunya, yaitu Kapsul JSH. Produk yang telah dikembangkan sejak empat tahun lalu ini merupakan produk alkali dengan pH tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kapsul JSH ini dibuat untuk orang sehat agar tetap sehat," lanjut Irwan.

Kini, produksi JSH telah mendapatkan referensi dari jurnal-jurnal ilmiah tentang tubuh yang alkali. Irwan menyebut penyakit tidak akan berkembang, termasuk kanker pada tubuh yang alkali. Selain itu, produk ini juga diciptakan dari bahan herbal yang diproses menjadi karbon, kemudian diekstrak sehingga menghasilkan pH 11-13 yang hasilnya sudah bukan karbon lagi, melainkan bahan ekstrak karbon yang larut pada air.

"Klaim kesembuhan datang dari pasien yang terinfeksi COVID-19 (Kapsul JSH didaftarkan di BPOM sebagai produk untuk detox) dan sembuh setelah mengonsumsi kapsul JSH selama 7 hari," terangnya.

Pada 12 Mei 2020 lalu, Sido Muncul telah membagikan Kapsul JSH ke 45 pasien positif (swab test), namun statusnya OTG (Orang Tanpa Gejala) di Wisma Wali Kota Semarang. Dari 45 pasien positif COVID-19, 40 orang negatif swab test setelah mengonsumsi Kapsul JSH 3 kali sehari 2 kapsul selama 8 hari. sedangkan 5 pasien lainnya baru masuk dan mengonsumsi 2 hari, jadi tidak dilakukan pengecekan.

"Hingga kini, Sido Muncul telah membagikan Kapsul JSH ke berbagai pihak, seperti Pemprov Jawa Timur, RS Wisma Atlet, RSPAD Gatot Subroto, RS Darurat COVID-19 di Semarang, Salatiga, dan Boyolali," pungkasnya.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.