Menilik Sejarah Pendidikan Indonesia di Museum Pendidikan Surabaya

Menilik Sejarah Pendidikan Indonesia di Museum Pendidikan Surabaya

Advertorial - detikNews
Selasa, 17 Des 2019 00:00 WIB
Seorang pengunjung melihat koleksi di Museum Pendidikan (Foto: dok. Pemkot Surabaya)
Jakarta -

Pendidikan di Indonesia punya sejarah panjang. dari masa ke masa, potret pendidikan selalu menarik untuk diikuti dengan berbagai dinamikanya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya membingkai dinamika pendidikan tersebut melalui Museum Pendidikan.

Museum yang diresmikan pada 25 November 2019 ini menjadi kado Hari Guru yang sangat istimewa. Berada di lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau karena bertempat di pusat kota, yaitu di Jalan Genteng Kali No. 10, Surabaya. Museum Pendidikan ini berada satu kompleks dengan Taman Ekspresi, sehingga pengunjung bisa melanjutkan mengeksplorasi Taman Ekspresi yang terletak di tepi sungai Kalimas.

Para pelajar terlihat antusias dalam mengetahui informasi di Museum Pendidkan (Foto: dok. Pemkot Surabaya)

Layout dari Museum ini bisa dibilang sangat menarik, dikarenakan alur dari museum ini diatur berdasarkan konsep storyline periode masa dinamika pendidikan di Indonesia dengan mengkomunikasi koleksi dalam konteks museologi. Setidaknya, alur Museum Pendidikan terbagi menjadi empat, yakni Masa Pra-Aksara, Masa Klasik, Masa Kolonial, dan Masa Kemerdekaan.

Pengunjung yang datang ke Museum Pendidikan, akan dibawa ke dalam nuansa vintage. Mulai dari alat tulis, alat hitung, ijazah, serta surat-surat penting yang masih menggunakan ejaan lama, semuanya dipamerkan di sini. Ada pula ruang khusus yang disetting sedemikian rupa untuk menggambarkan suasana ruang kelas pada zaman dahulu.

Museum Pendidikan memiliki luas 1.452 meter persegi. Pengunjung dapat mengakses museum secara gratis setiap Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00 sampai 16.00. Sementara khusus hari Senin, Museum Pendidikan tutup.

Saat ini, Museum Pendidikan Surabaya memiliki koleksi sekitar 860 benda yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia. Beragam koleksi itu terdiri dari berbagai jenis, di antaranya, Historika, Filologika, Heraldika, Etnografika, Keramologika, dan Teknologika.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, aset bangunan gedung yang dibangun pada 1925-1930 ini sebelumnya merupakan milik Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

"Bangunan itu dulunya dimanfaatkan sebagai sekolah rakyat pertama di era kolonial, yakni Sekolah Taman Siswa Surabaya. Namun, kemudian, Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyerahkan lahan tersebut kepada Pemerintah Kota Surabaya yang lantas dimanfaatkan sebagai Museum Pendidikan," ujar Antiek dalam keterangannya, Selasa (17/12/2019).

Bangunan Museum Pendidikan Surabaya (Foto: dok. Pemkot Surabaya)

Antiek mengakui, ke depan penyempurnaan Museum Pendidikan akan terus dilakukan. Disamping itu, pihaknya juga bakal terus menambah koleksi museum. Bahkan, sebelumnya, beberapa komunitas sejarah juga menghibahkan beberapa koleksi benda sejarah mereka untuk dipajang di Museum Pendidikan.

"Ke depan akan terus dilakukan penyempurnaan fasilitas serta penambahan koleksi. Penyempurnaan akan dilakukan mulai sarana dan prasarana, seperti fasilitas tempat parkir, diorama pemutaran film dan sebagainya," ungkapnya.

Sejak diresmikan dan mulai dibuka untuk umum, Museum Pendidikan ini pun seakan menjadi magnet tersendiri bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Tak pelak, setiap akhir pekan, puluhan pelajar maupun mahasiswa berbondong-bondong datang ke Museum Pendidikan ini.

Salah satu pengunjung Museum Pendidikan adalah Endah Safitri. Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Airlangga ini menilai estetika desain Museum Pendidikan sangat menarik dan instagramable.

"Edukatif, estetika desainnya simple tapi pesan-pesan yang disampaikan di dalam museum itu kena banget," kata Endah.

Sebelumnya, perempuan berkerudung ini juga mengakui pernah berkunjung ke museum serupa. Namun, lokasinya berada di luar Kota Surabaya. Akan tetapi, menurut Endah, koleksi-koleksi yang ada di museum tersebut masih dinilai kurang informatif bagi para pengunjung.

"Sementara di Museum Pendidikan itu kayak mempresentasikan perjalanan Pendidikan Indonesia. Bahkan di sana juga ada alat tulis lama (sabak, sempoa) dan itu keterangannya informatif dan jelas sekali," pungkasnya.

(adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.