Program Sanimas IsDB yang awalnya ditolak kehadirannya, kini menjadi dambaan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan semangat masyarakat dalam ikut bergotong-royong sejak prapembangunan infrastruktur Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) hingga pemeliharaan sarana dan prasarana SPALD-T agar berkelanjutan.
Gotong-royong masyarakat diwujudkan dalam bentuk gerakan pembersihan lahan tempat sarana dan prasarana SPALD-T di bangun. Dalam kegiatan merangkai media filter dari barang bekas (plastik) yang kebanyakan dilakukan kaum perempuan.
Semua itu dilakukan dengan sukarela dan kesadaran akan pentingnya SPALD-T di permukiman masyarakat. Tak heran jika masyarakat ikut terlibat aktif dalam segala proses terkait program Sanimas IsDB, sejak awal hingga berkelanjutan.
Di atas bangunan IPAL, berbagai kegiatan hadir. Bisa sebagai tempat bermain anak. Ada yang difungsikan sebagai kantor sekolahan, Posyandu, perpustakaan, dll.
Secara bertahap Sanimas IsDB dikembangkan di 13 provinsi terpilih yakni, Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Babeldan DKI Jakarta yang secara keseluruhan terdapat 1.800 titik lokasi kegiatan.
Lokasi keberadaan Sanimas IsDB adalah lokasi yang pernah mendapat program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP), umumnya adalah kelurahan yang terletak di daerah perkotaan dan semi perkotaan.
Dengan hadirnya program Sanimas IsDB, masyarakat berharap dapat membangun lingkungan yang bersih dengan sarana dan prasarana sanitasi yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas.Sebut saja bagunan IPAL sebagai tempat bermain, lomba, membaca, pertemuan, kantor sekolah,dan lainnya.
Membangun lingkungan yang bersih dan asri memang dambaan banyak orang. Pada kenyataannya, masih saja ada daerah yang tidak mampu membangun lingkungan seperti yang diharapkan itu. Drainase yang kotor akibat menjadi tempat buangan limbah dapur dan kamar mandi menjadi pemandangan sehari-hari di beberapa sudut kota dan desa.
Ketidaknyamanan akibat lingkungan tidak sehat itu menjadi bagian hidup harian banyak keluarga di Indonesia. Masyarakat, tanpa mereka sadari, hidup dalam ancaman penyakit.
Kehadiran Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) yang dikemas dalam bentuk program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) menjadi kunci dalam menjawab persoalan di atas.
Tak sekadar menghadirkan program, melalui musyawarah atau rembug warga, pemerintah menyerap aspirasi masyarakat sebelum program Sanimas dilaksanakan di daerah sasaran.
Bukan sebatas itu. Rembug yang diadakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat hingga Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan bersama masyarakat, difasilitasi Tenaga fasilitator lapangan , juga diselenggarakan sebelum pelaksanaan program, saat pembangunan infrastruktur Sanimas berupa SPALD-T, pasca pembangunan hingga pemeliharaan.
Kegiatan rembug tidak pernah berkesudahan, seiring dengan keberadaan infrastruktur Sanimas yang diharapkan dipelihara dengan baik oleh masyarakat hingga berkelanjutan.
Berbagai sosialisasi dan penyuluhan juga diadakan. Tak sebatas dengan masyarakat. Tetapi juga dengan 'stakeholders' lainnya. Tujuannya untuk mendapatkan dukungan dari banyak pihak, sehingga keberadaan infrastruktur Sanimas berkelanjutan.
Tidak juga sebatas untuk orang dewasa. Rembug atau pun sosialisasi juga dilakukan terhadap siswa usia SD. Sejak dini mereka dikenalkan oleh para guru tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya jangan buang air besar sembarangan.
Rembug diadakan secara bervariasi. Ada yang berlangsung di dalam gedung. Ada pula yang digelar di alam terbuka dengan beralaskan tikar seadanya. Tempat rembug tidak menjadi kendala. Yang diharapkan adalah 'output'. Berubahnya perilaku masyarakat untuk sadar hidup bersih dan sehat.
Karena dilakukan secara gotong-royong dengan melibatkan masyarakat lokal, program ini bergenre Sanimas dan di fasilitasi pemerintah. Lantaran berasal dari pemerintah, maka program Sanimas sepenuhnya dalam kendali pemerintah, tentu saja dengan melibatkan peran aktif masyarakat setempat. Peran aktif masyarakat diwujudkan melalui kehadiran dua kelompok. Yakni Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
KSM bertugas memproses segala persiapan hingga selesainya pembangunan konstruksi SPALD-T. Termasuk pengadaan lahan yang kerap menjadi persoalan utama program Sanimas di banyak wilayah. Namun begitu, ada beberapa wilayah yang justru warganya rela menghibahkan tanahnya untuk menjadi lokasi pembangunan infrastruktur Sanimas.
Adapun KPP diberi tugas memelihara sarana dan prasarana SPALD-T agar berkelanjutan. Untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan, kelompok ini diberi kewenangan mengelola manajemen atau tata kelola administrasi dan keuangan, di antaranya memungut iuran dari pengguna SPALD-T.
Ketika bekerja, KSM dan KPP didampingi mitra kerja dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Mereka adalah Tenaga Fasilitator yang dididik khusus oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang hal-ihwal program Sanimas.
Bersama Tenaga Fasilitator, KSM membangun dan selanjutnya KPP mengelola, menjaga dan memelihara sarana dan prasarana infrastruktur Sanimas. Dirawat agar berkelanjutan. Bermanfaat untuk generasi berikut.
Ada satu lagi lembaga yang terlibat. Adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Badan ini terlibat aktif pada program Sanimas IsDB.
Fungsi BKM di antaranya adalah menyalurkan dana bantuan IsDB kepada KSM, digunakan untuk membangun sarana dan prasarana infrastruktur Sanimas. Sekaligus ikut melakukan pengawasan.
Kehadiran BKM sangat penting. Sesuai perannya, BKM berfungsi mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar proaktif dalam proses pengambilan keputusan dalam program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. Selain juga ikut memperjuangkan dipenuhinya kebutuhan dasar, sosial, ekonomi dan sarana prasarana dasar lingkungan bagi masyarakat miskin.
Berbagai tahapan program Sanimas IsDB, mulai dari pra hingga pasca, selalu melibatkan warga masyarakat setempat secara aktif. Keberadaan mereka dalam lembaga-lembaga pembangun, pengelola dan pemelihara, merupakan sebuah upaya pemerintah melakukan pemberdayaan masyarakat mealui program padat karya.
Pada setiap kegiatan Sanimas IsDB pemerintah selalu hadir memberikan fasilitasi, arahan dan sekaligus pengawasan. Kehadiran peperintah diwujudkan dalam banyak bentuk. Perwakilan pemerintah selalu hadir sejak prakonstruksi, pembangunan, pemeliharaan hingga pengawasan.
Pemerintah harus hadir di sana untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik sesuai yang telah direncanakan.
Camat, lurah selalu aktif hadir dalam kegiatan rembug. Mereka juga terlibat aktif dalam sosialisasi program Sanimas IsDB.
Maka, kehadiran pemerintah hingga jajaran di lini terdepan sekalipun seperti menjadi sebuah keharusan. Ini agar program Sanimas yang mendapat pinjaman dana dari IsDB dan menyasar masyarakat berpenghasilan rendah, mampu bergulir tepat waktu, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Mimpi Jadi Nyata
Mimpi menjadi nyata. Itulah yang kini dialami masyarakat yang bermukim di 13 provinsi, 58 kabupaten dan kota, dan 1.800 titik lokasi. Di tempat itu program Sanimas IsDB dilaksanakan sejak 2014 hingga 2019.
Sanimas IsDB adalah sebuah program yang berhasil membawa perubahan. Sebuah program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan yang mengubah lingkungan menjadi bersih dan membentuk karakter masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.
Kini, tidak terlihat lagi perilaku buang air besar sembarangan di permukiman berbasis Sanimas IsDB. Baik dibuang ke dalam saluran drainase, kebun pekarangan hingga sungai. Demikian juga, saluran drainase tampak semakin bersih dan kering karena limbah rumah tangga dari dapur dan kamar mandi dialirkan melalui jaringan pipa menuju IPAL.
Program Sanimas IsDB juga ikut menyadarkan masyarakat akan arti disiplin. Setiap satu minggu pemanfaat program ini wajib membersihkan bak kontrol dan bak perangkap lemak dari kotoran agar tidak menyumbat di saluran pipa.
Best Practice
1. Provinsi Banten
Menggugah Kesadaran Masyarakat
![]() |
Melalui kegiatan sosialisasi yang intensif dan musyawarah bersama warga, pembangunan sarana sanitasi di Kampung Bunder, RT 14, RW 02, Kelurahan Bunder, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang terlaksana.
Pemandangan kumuh, kotor dan beraroma tidak sedap yang dulu kerap mewarnai lingkungan, kini telah berubah. Lingkungan menjadi lebih bersih dan tertata sejak program Sanimas IsDB hadir.
Sebelum dibangunnya sarana sanitasi dan campur tangan pemerintah, BKM, KSM beserta masyarakat sekitar, Kampung Bunder merupakan kawasan yang kumuh. Banyak warga yang rata-rata berpenghasilan rendah tidak memiliki WC dan melakukan praktik buang air besar sembarangan di saluran air.
Sebuah upaya yang tak sia-sia. Bermula dari pemetaan sanitasi sampai identifikasi permasalahannya dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, kesadaran masyarakat tergugah. Mereka kini tahu akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Efek program Sanimas IsDB tak sebatas itu. Untuk memanfaatkan infrastruktur SPALD-T yang dibagun menjadi aula, berbagi kegiatan dilaksanakan di tempat tersebut. Mulai dari pertemuan warga, rembug, sarana olahraga, kegiatan Posyandu dan lainnya.
Berbagai kegiatan tersebut melibatkan kaum perempuan dan remaja di Kampung Bunder. Kegiatan bermanfaat ganda yang mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan kaum perempuan.
Kaum perempuan menjadi motor penggerak dalam pengoperasian dan perawatan program tersebut. Mulai dari kegiatan rutin membersihkan bak kontrol jaringan perpipaan yang dilaksanakan tiap seminggu, penarikan iuran warga hingga merencanakan rembug kegiatan lainnya.
SPALD-T pada bangunan IPAL Sanimas IsDB di Kampung Bunder yang dibangun ramah anak dan lingkungan juga dilengkapi dengan sarana bermain anak, fasilitas membaca dan menulis, serta beragam mainan yang mengedukasi anak.
Setiap hari, anak-anak berkumpul dan bermain di area tersebut. Rasa aman dan nyaman membuat mereka betah beraktivitas di atas bangunan IPAL yang bersih.
Untuk menambah keasrian, berbagai tanaman menghiasi area bangunan IPAL. Mulai dari tanaman hias, tanaman obat dan buah. Juga berbagai sayuran yang ditanam dengan media hidroponik.
Gotong Royong Mengelola Lingkungan
![]() |
Sebelum masuknya program Sanimas IsDB, Desa Serdang Wetan, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten adalah kawasan kumuh. Terutama masalah sanitasi. Mulai dari meluapnya saluran drainase oleh limbah rumah tangga dan sampah, masalah limbah tangki septik yang tidak kedap sehingga mencemari air tanah hingga limbah tangki septik yang dibuang langsung ke empang milik warga.
Limbah dari tangki septik langsung dibuang ke empang-empang yang saat itu masih cukup banyak. Hal tersebut menyebabkan aroma yang cukup mengganggu dan menyebabkan banyak nyamuk.
Hadirnya program Sanimas IsDB di Desa Serdang Wetan pada tahun 2017 membawa banyak perubahan di wilayah tersebut. Masyarakat dibekali pengetahuan akan pentingnya sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat oleh penyuluh Dinas Kesehatan.
Dilain pihak, campur tangan pemerintah, BKM Mitra Makmur, KSM Kelapa beserta masyarakat sekitar memicu kesadaran akan pentingnya gotong royong untuk mengelola lingkungan dengan baik.
Namun program tersebut terkendala dengan ketersediaan lahan. Awalnya lokasi bangunan IPAL kelapa Dua Serdang Wetan akan di bangun di pinggir jalan umum, tetapi pemilik lahan tidak mengizinkan.
Ketersediaan lahan yang dapat dijadikan titik lokasi pembangunan SPALD-T merupakan kendala yang juga dialami di beberapa lokasi, Hal ini dipicu oleh rendahnya pengetahuan warga mengenai betapa pentingnya SPALD-T bagi kehidupan warga.
Kendala lain yang terjadi di Kabupaten Tangerang adalah mengenai tingkat elevasi tanah. Cukup sulit mencari lahan dengan tingkat kemiringan tertentu. Sebagian besar lahan di Kabupaten Tanggerang berbentuk datar.
Kendala tersebut akhirnya dapat diatasi ketika Ibu Odah, salah satu warga bersedia menghibahkan Lahannya. Masyarakat pun menyambut gembira dan mendaulat Ibu Odah menjadi Ketua KPP Kelapa.
Seiring berjalannya program Sanimas IsDB, warga sangat merasakan dampaknya. Lingkungan semakin bersih, tidak ada genangan di saluran air dan tak ada lagi aroma yang kurang menyenangkan serta berkurangnya nyamuk.
Anak-anak yang tadinya tidak memiliki lahan untuk bermain bisa bebas bermain di atas bangunan IPAL yang bersih. Bangunan IPAL juga digunakkan sebagai tempat taman bacaan dan balai pertemuan warga. Kegiatan rutin yang dilakukan di bangunan IPAL adalah rapat anggota dan pengurus koperasi syariah yang ada di Desa Serdang Wetan.
2. Provinsi DKI Jakarta
Gotong Royong di Metropolitan
![]() |
Mekanisme penyelenggaraan Program Sanimas IsDB adalah menerapkan pendekatan pembangunan berkelanjutan dengan berbasis masyarakat, ternyata benar-benar dipatuhi dan terlaksana dengan baik di kota metropolitan Jakarta khususnya di Kecamatan Makasar, Kelurahan Makasar, RT 18 RW 03.
Dengan dilandasi semangat kebersamaan masyarakat, yang diwujudkan dalam peran serta secara utuh pada semua tahapan kegiatan, mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, hingga sampai pada tahap pengoperasian dan pemeliharaan untuk keberlanjutan infrastruktur Sanimas tersebut.
Tingginya animo masyarakat dalam program Sanimas IsDB, tidak terlepas dari kondisi real di RT 18 RW 03 yang umumnya masih banyak genangan air limbah rumah tangga pada saluran drainase/saluran limbah rumah tangga yang dialirkan dari rumah warga, tanpa melalui proses pengolahan apapun. Akibatnya lingkungan tidak sehat, bahkan menjadi pemandangan sangat mengganggu.
Dalam pelaksanaannya, Sanimas IsDB menggunakan pilihan teknologi, Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD -T), dan dimensi bangunan IPAL = 17 M x 2.0 M x 2,5 M.
Selama proses pembangunan SPALD-T di RT 18, RW 03, melibatkan tenaga kerja lokal dengan total HOK = pekerja; 711 HOK, tukang; 413 HOK.
Sudah menjadihal yang jamak dihadapi di wilayah perkotaan, dalam membangun infrastruktur adalah masalah lahan.Mengatasi kondisi yang demikian, demi kesejahteraan masyarakat, Pemda DKI menyediakan jalan sebagai lokasi pembangunan SPALD -T.
Adapun sasaran pemanfaat adalah Sambungan Rumah (SR) sebanyak 88 SRdan jumlah KK 115, dimana 47 di antaranya MBR.Secara keseluruhan program Sanimas IsDB RT 18 RW 03 Kelurahan Makasar, dapat dinikmati oleh 322 jiwa.
Kehadiran Sanimas IsDB dalam membangun sarana dan prasarana pengolahan air limbah di wilayah RT 18 RW 03 Kelurahan Makasar, telah menjawab keinginan masyarakat yang berpenghasilan rendah, lingkungan padat, kumuh dan sanitasi yang tidak memadai. Kini pengolahan air limbah domestik bukan lagi masalah bagi warga.
Dalam kondisi lingkungan yang sudah kondusif, sehat dan bersih, langkah perawatan menempati posisi penting agar dapat terus beroperasi. Masyarakat pengguna secara sukarela sepakat membayar iuran yang dipungut KPP. Bahkan yang lebih menggembirakan adalah, selain membayar iuran, disepakati pula bahwa apabila KPP membutuhkan pembersihan pada jalur pipa atau IPAL warga siap membantu bergotong royong.
Setiap warga akan membersihkan secara rutin bak kontrol dan bak perangkap lemak di rumah masing-masing. Semua ini dilakukan demi kelancaran air limbah ke IPAL agar kondisi lingkungan bersih dan sehat tetap terjaga.
Keseluruhan kegiatan yang sudah dilaksanakan RT18 RW 03 selalu menghadirkan perempuan sebagai wujud kesetaraan gender yang dikoordinasikan melalui BKM/LKM gotong royong.
Salah satu indikator keberhasilan Sanimas IDB di RT 18 RW 03 Kelurahan Makasar, adalah makin bertambahnya minat masyarakat untuk ikut sebagai anggota KSM, namun belum dapat ditampung karena keterbatasan.
3. Provinsi Jawa Barat
Membangun di Lahan Hibah
![]() |
Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor (Jawa Barat) terbilang permukiman padat penduduk, kelurahan ini dihuni 12.384 jiwa. Program Sanimas IsDB sendiri hadir di RW 1 dengan penduduk 1.083 jiwa.
Jumlah warga masyarakat di RW 1 yang telah memanfaatkan SPALD-T Sanimas IsDB sebanyak 341 jiwa, di mana 22 keluarga berkategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memanfaatkan sarana tersebut.
Ketua KPP Muara Peundeuy,Hendi, menjelaskan bahwa masyarakat sangat tertolong dengan dibangunnya sarana dan prasarana Sanimas di wilayah mereka. "Inikawasan padat penduduk. Sebelum program Sanimas IsDB berjalan, pembuangan limbah domestik dilakukan warga langsung kesungai dan bahkan lahan kosong," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, keberadaan BKM Bina Usaha yang cukup aktif, banyak membantu dalam penyaluran dana pembangunan SPALD-T Sanimas IsDB.
Memanfaatkan lahan hibah yang berada di lahan kosong, bangunan Sanimas IsDB ini telah memberikan manfaat. Di antaranya, semakin mempererat tali silaturahim warga melalui berbagai pertemuan dan gotong-royong dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur SPALD-T.Manfaat lainnya, lingkungan menjadi bersih dan sehat serta semakin asri dan nyaman dihuni.
Saat program dimulai, KSM Muara Peundeuy sangat akomodatif. Mudah ditemui, sehingga koordinasi selama kegiatan berjalan efektif. Adapun tenaga kerja yang dikerahkan saat membangun bangunan IPAL berkapasitas 40 m3 itu sebanyak 20 orang setiap harinya.
"BKM, KSM, KPP dan warga mempunyai hubungan yang harmonis. Sehingga pekerjaan progres lebih mudah di targetkan," ujarnya.
4. Provinsi Kalimantan Barat
![]() |
Kelurahan Semelagi Kecil, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang merupakan kawasan padat penduduk. Wilayah di RW 01 yaitu RT 01 dan 02 ini jumlah penduduknya 4.724 jiwa dengan kategori kumuh, rawan sanitasi dan rata-rata masyarakatnya berpenghasilan rendah.
Lingkungan yang kotor, sampah dibuang sembarang tempat, air dari saluran meluap hingga menggenangi halaman belakang rumah sehingga menimbulkan bau tidak sedap serta menjadi sarang nyamuk, itulah potret di wilayah tersebut.
Kondisi tersebut menggugah keprihatinan pemerintah untuk memperbaiki sarana sanitasi dan menggugah masyarakat untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
Adalah Sanimas IsDB, sebuah program untuk menata sanitasi lingkungan dengan prinsip gotong-royong diterjunkan di Kelurahan Semelagi Kecil. Antusias warga RT 01 dan 02 yang merindukan kawasan hunian yang bersih dan sehat, menyambut baik program tersebut dengan berperan aktif di setiap kegiatan promosi, sosialisasi dan rembug yang difasilitasi pemerintah.
Bahkan minat kaum perempuan sangat tinggi. Dari setiap tahapan kegiatan, tingkat pertisipasi mencapai 50%. Sebuah tekad untuk hidup di lingkungan yang bersih dan sehat demi masa depan demi meningkatkan sumber berdaya manusia yang handal dan berdaya saing tinggi.
Dibentuklah KSM Sinar Bahari yang bertugas memproses segala persiapan hingga selesainya pembangunan konstruksi SPALD-T, termasuk pengadaan lahan.
Juga KPP Sinar Bahari yang bertugas memelihara sarana dan prasarana SPALD-T agar berkelanjutan. Mereka diberi kewenangan mengelola manajemen atau tata kelola administrasi dan keuangan, di antaranya memungut iuran dari pengguna SPALD-T.
Pembangunan sarana Sanimas IsDB yang dimulai pada Oktober 2017 kini telah melayani 726 jiwa. Sedang untuk jumlah pemanfaat 48 sambungan rumah atau 56 kepala keluarga.
Manfaat yang dirasakan setelah hadirnya program Sanimas IsDB diantaranya, lingkungan semakin tertata dan terpelihara dengan baik, masyarakat mulai melakukan praktik hidup bersih dan sehat, saluran air tak lagi mampet dan menggenangi kawasan hunian.
Manfaat lainnya adalah efluent IPAL yang digunakan warga sebagai pupuk cair untuk menyiram dan menyuburkan tanaman sehingga kawasan di sekitar bangunan IPAL tampak hijau dan asri.