Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana air limbahpermukiman sangat berkaitan dengan aspek kesehatan, pendidikansosial, budaya dan kemiskinan. Semakin mudah ketersediaan padaprasarana dan sarana sanitasi air limbah dan pemahaman higienis, makasemakin kecil kasus penyebaran penyakit.
Solusi dalam penyediaan prasarana dan sarana sanitasi air limbahpermukiman, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah(MBR) di lingkungan padat penduduk dan rawan sanitasi adalahdengan kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).
Untuk itu, bekerjasama dengan Islamic Development Bank (IsDB), Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR Melalui Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan program Sanitasi BerbasisMasyarakat dengan nama Sanimas IsDB.
Program Sanimas IsDB diselenggarakan dalam upaya pencapaiantarget akses universal akses terhadap air minum dan sanitasi sertamemastikan keberlanjutannya. Keberhasilan program inimemerlukan upaya kolaboratif semua pihak. Baik lintas kementerian,pemerintah daerah, unsur masyarakat, swasta maupun lembagamitra.
Program Sanimas IsDB dirancang dan dilaksanakan secara masifdalam rangka mewujudkan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RJPMN) 2015-2019. RPJMN ini mengamanatkanprogram 100-0-100, yaitu 100% akses aman air minum, 0% kawasankumuh serta 100% akses sanitasi (100-0-100) pada akhir 2019.
Sampai 2018, angka capaian akses sanitasi di Indonesia untukakses layak 74,58%, akses dasar 3,34%, Buang Air BesarSembarangan (BABS) 9,36%, dan tidak ada akses 12,73%.
![]() |
Kehadiran program Sanimas IsDB sejak 2014 hingga 2018 sudahmemberikan akses sanitasi layak sebanyak 245.387 jiwa MBR danmembangun sarana pengolahan limbah pada 1.181 titik lokasi dalam660 kelurahan.
Pada tahun 2019, program Sanimas IsDB memiliki target dapatmembangun hingga 1.800 titik lokasi di 13 provinsi terpilih.Harapannya, Sanimas IsDB dapat menciptakan dan meningkatkankualitas kehidupan masyarakat yang berkelanjutan, baik secaraindividu maupun kelompok. Sehingga masyarakat menjadi mandiridan sejahtera.
Mekanisme penyelenggaraan program Sanimas IsDB adalahmenerapkan pendekatan pembangunan berkelanjutan denganberbasis masyarakat, melalui peran serta masyarakat secara utuhdalam seluruh tahapan kegiatan. Mulai dari tahap persiapan,perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengoperasian danpemeliharaan.
Tata Kelola Lingkungan
Program Sanimas IsDB dilatarbelakangi pesatnya laju urbanisasi diIndonesia. Dampak dari itu adalah tata kelola lingkungan yangkurang layak.
Salah satu tata kelola lingkungan yang tak sesuai dengan kaidah yangbenar banyak terjadi di lokasi permukiman yang kebanyakanmasyarakatnya berpenghasilan rendah. Di antaranya adalah tatakelola sanitasi, dalam hal ini adalah pengelolaan air limbah domestiksecara layak.
Potret yang ada, air limbah domestik dibuang ke saluran drainaseatau ke kali di sekitar rumah. Kondisi ini tentu saja mempengaruhilingkungan tempat warga bermukim.
Bisa dibayangkan, di lingkungan kumuh dengan sistem pengelolaanair limbah domestik yang tak layak, tinja-tinja yang mengering akanterbawa air dan berserakan di mana-mana sehingga lingkungan puntercemar.
Di sisi lain, masih banyak keluarga di kota mengandalkan tangkiseptik yang belum sesuai SNI seperti tidak kedap air. Bahkan, adawarga masyarakat yang menganggap bahwa tangki septik yang baikadalah yang bocor sehingga tidak perlu disedot hingga puluhantahun, bahkan sejak pertama kali dibangun.
Padahal, pemahaman itu keliru. Tangki septik yang tidak kedap air justrumencemari lingkungan permukiman masyarakat. Bisadibayangkan jika tangki septik itu berdekatan dengan sumur yangdigunakan masyarakat. Air tanah berikut air sumur akan tercemar.
Kondisi lain, ketika tangki septik dikosongkan, lumpur tinja seringdipindahkan ke tempat lain, seperti tanah kosong atau bantaransungai. Sering juga terlihat rumah-rumah di tepi sungai memiliki pipapembuangan limbah rumahtangga dari jamban langsung ke badan airseperti sungai dan saluran drainase sehingga sungai juga ikut tercemar.
![]() (Foto: dok. Darmawan) |
Menjawab persoalan itu, pemerintah Indonesia melakukanpendekatan baru untuk mencapai target akses sanitasi universal.Terhitung sejak 2013, Indonesia sudah beralih ke sistem pengelolaanair limbah domestik yang lebih komprehensif.
Sejak itu, secara bertahap, akses sarana sanitasi layak yang menjagaagar air limbah domestik terpisah dari jangkauan manusia mulaidibenahi. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kota-kota diIndonesia.
Ratusan kota dan kabupaten berbenah. Mereka memulaipeningkatan kualitas pengelolaan air limbah domestik. Diwujudkanmelalui Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Untuk lebih memperkuat cakupan program Sanimas, pemerintahmenggandeng lembaga donor dalam pembiayaan. Salah satunyaadalah IsDB. Melalui Sanimas IsDB, 13 provinsi, 58 kabupaten dankota, dan 1.800 titik digarap program ini.
SPALD-T dimanfaatkan rata-rata oleh 50-80Sambungan Rumah (SR). Seluruh air limbah domestik dialirkan kesub-sistem pelayanan berupa bak kontrol dan bak penangkap lemak pada masing-masing rumah warga sebagai pemanfaat, sub-sistem pengumpulan berupa jaringan pipa induk dan bangunan pendukungnya, dan sub-sistem pengolahan berupa bangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Di sini air limbahdiolah, hingga ketika keluar darioutlet sudah dalam bentuk air limbah domestik ramah lingkungan. Dengan begitu warga tak lagi harus memiliki tangki septik.
Hasil olahan Air limbah rumah tangga ini pada umumnya dimanfaatkanmasyarakat untuk menyiram tanaman dan mengairi kebun.Kehadiran infrastruktur berupa SPALD-T berdampak positif. Beberapa indikatorlingkungan telah membaik di daerah-daerah yang tersentuhprogram tersebut. Drainase menjadi bersih, bahkan kerap kering. Airlimbah domestik tak terlihat lagi mengotori lingkungan.
Ceria anak-anak seolah menyapa masa depan indah merekabukan sekadar mimpi. Lingkungan yang sehat dan asri tercipta ketikaprogram Sanimas IsDB hadir di pemukiman mereka.
Kondisi itu memang menjadi tujuan utama program Sanimas IsDB yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di antaranyauntuk mengatasi masalah sanitasi dan lingkungan buruk sertakesehatan akibat kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS).
Analisis tentang peran Sanimas terhadap kesehatan lingkungan telahdilakukan sejak 2014 oleh Kresno Ranu Aji dan Widjonarko dariJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, UniversitasDiponegoro. Lokasinya, di Kelurahan Tandang, Kota Semarang (JawaTengah).
Hasil dari temuan studi yang dipublikasikan melalui e-Journal Undipitu menunjukkan bahwa peran Sanimas terhadap lingkungan dankesehatan berdampak positif. Hal ini karena fasilitas programSanimas membantu dalam mengelola air limbah domestik yang masyarakathasilkan.
Dengan hadirnya program Sanimas, masyarakat merasa terbantudalam pemenuhan prasarana dan sarana sanitasi mereka, mengingat dari segiekonomi mereka tergolong masyarakat berpenghasilan rendah.
Penelitian lain di 2014 di Kelurahan Pamijen, KecamatanSokaraja, Kabupaten Banyumas (Jawa Tengah) olehLeonardo Rio Wibowo dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, memperlihatkan adanyapenurunan kandungan(COD, BOD, DO) pada air tanah. Dengan menurunnya kandungantersebut mutu lingkungan di Kelurahan Pamijen menjadi lebih baik.
Tingkat keberhasilan program Sanimas juga dapatdilihat dari adanya perubahan perilakumasyarakat untuk melakukan buang air besar sembarangan (BABS).Persentase masyarakat yang melakukan perubahan dari BABS ke WCpribadi dirumah, menurut penelitian yang dipublikasikan melalui e-JournalUndip itu, meningkat menjadi 99% di Kelurahan Pamijen.
Pamijen dan Tandang menjadi contoh wilayah yang mendapatmanfaat atau nilai tambah bagi masyarakat setempat dengan adanyabangunan IPAL. Program Sanimas telah mampu mewujudkan mimpimereka untuk hidup di lingkungan yang bersih dan layak huni.
Best Practice
Best practice atau praktik terbaik pelaksanaan program Sanimas IsDBtersebar di banyak titik di 13 provinsi. Beragam bentuk bangunanSanimas aneka warna nan indah hadir di lingkungan permukimanwarga. Lingkungan bersih. Kesehatan warga meningkat. Anak-anakceria.
Berikut profilnya:
Daya Tarik Gampong PanteriekGampong Panteriek adalah salah satu kelurahan yang terletak dibagian barat Kota Banda Aceh. Gampong ini banyak dikunjungi olehwisatawan lokal.
![]() (Foto: dok. Darmawan) |
Sejak 2017, Sanimas IsDB memulai kiprahnya di GampongPanteriek, Dusun Jeumpa, Kecamatan Jeumpa, Kota Banda Acehdengan dukungan kelembagaan antara lain: BKM Insan Qalbu, KSMJeumpa dan KPP Jeumpa.
Dengan opsi teknologi IPAL dengan Perpipaan, sumber danadukungannya terdiri dari Loan IsDB sejumlah Rp 425 juta sertaSwadaya sejumlah Rp 28,8 juta. Keseluruhan dana tersebutprogresnya 100% yang meliputi fisik dan keuangan.
Capaian sasaran Sanimas IsDB Dusun Jeumpa Gampong PanteriekKota Banda Aceh sangat mengembirakan, terutama penerimamanfaat pada indikator meliputi: rencana 50 Sambungan Rumah (SR)dengan capaian 58 (SR), rencana pemanfaat 50 Kepala Keluarga (KK)dengan capaian 58 (KK) dan pemanfaat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan rencana jumlah 50 jiwa, realisasi mencapai 50MBR.
Bangunan IPAL Berfungsi Sebagai TPA, Rapat dan Posyandu
Kota Medan, adalah salah satu kota terbesar di luar Jawa, yangmasyarakatnya heterogen dan dinamis. Perkembangan pesat KotaMedan sebagaimana kota-kota lain di Indonesia, tentu sajamembawa dampak tersendiri.
Tingginya arus urbanisasi ke KotaMedan, berakibat munculnya daerah pemukiman kumuh dan padat.Konsekuensinya adalah lingkungan yang kotor, jauh dari bersih, tidak sehat, jorok, karena tidak tersedianya sanitasi yang memadai.
Kondisi lingkungan sekitar lokasi sebelum IPAL dibangun melaluiprogram Sanimas IsDB, adalah lingkungan yang buruk, air limbahbuangan dari dapur, kamar mandi maupun WC tergenang, tidakmengalir, dan menimbulkan aroma tidak sedap. Kondisi buruk ini, makintidak terkendali pada musim hujan.
Genangan air yang membawa berbagai macam benda, makinmengenaskan karena kondisi drainase yang buntu dan tidakberfungsi. Suasana banjir di musim hujan makin membuatmasyarakat putus asa, karena kondisi ekonomi yang pas-pasansebagai nelayan, tidak bisa berbuat banyak.
Akibat kondisi lingkungan buruk, membawa dampak mudahyapenyakit menular berjangkit. Di tengah kondisi lingkungan yangsangat buruk, kehadiran program Sanimas IsDB denganmengedepankan 'peran aktif masyarakat' pada semua lini kegiatanadalah sebuah anugerah yang sangat membahagiakan. Masyarakatsepakat untuk menjalankan program dari tahap persiapan,perencanaan, pelaksanaan, perawatan dan pemeliharaan untukkeberlanjutannya.
![]() (Foto: dok. Darmawan) |
Salah satu ciri masyarakat Kota Medan yang menonjol dalamprogram Sanimas IsDB ini adalah keterlibatan perempuan di semuatahapan kegiatan termasuk tahap konstruksi. Pembangunan IPAL diLingkungan XXlX Kelurahan Pekan Labuhan Kota Medan, melibatkan 30 tenaga kerja yang terdiri dari 20 orang pekerja laki laki, dan 10orang perempuan.
Jelas bahwa aspek kesetaraan gender yang dipersyaratkan programSanimas IsDB, dapat terlaksana dengan baik di lokasi ini.Para pekerja diberi upah sejumlah Rp 80.000 per hari per orang,dan Rp 100.000 per hari untuk tukang selama 90 hari dengan total1150 HOK. Semua tenaga kerja berasal dari daerah setempat (lokal).
Saat ini SPALD-T telah dimanfaatkan oleh masyarakatsebanyak 50 Sambungan Rumah (SR) atau 50 KK yang terdiri dari275 jiwa.
Kini kondisi masyarakat di lokasi IPAL lingkungan XXIX KelurahanPekan Labuhan, Kota Medan, sangat menyenangkan, lingkunganbersih dan sehat, bahkan lokasi bangunan IPAL menjadi magnet tersendiri bagiwarga. Pemanfaatan lokasi bangunan IPAL sangat optimal, seperti; tempatpertemuan warga, tempat pelayanan posyandu, hingga TempatPendidikan Al Quran (TPA).
Sungguh sangat besar dan luar biasa manfaat program Sanimas IsDBbagi warga, yang semuanya sangat mengedepankan keterlibatan dankesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain peran masyarakat, dinyatakan dengan iuran bulanan olehpenerima manfaat atau per sambungan rumah. Kesepakatan iuran warga, didasari kesadaran bahwa fasilitas yangtelah disediakan melalui program Sanimas IsDB, perlu perawatanatau pemeliharaan, agar SPALD-T dapat terpelihara dengan baik danmanfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
Dari TNI untuk Lingkungan Bersih dan Sehat
Menyimak nama lokasinya, niscaya yang terbesit dalam benaksetiap orang adalah lokasi eksklusif, dijaga oleh petugas berseragamyang tegas, tatapan lurus ke depan, nyaris tanpa senyum. Namunkesan itu serentak sirna, bila diurai lebih jauh kaitannya denganSanimas IsDB. Ternyata di balik eksklusivitas itu, terdapat jiwa sosialyang begitu tinggi, untuk berbagi dengan masyarakat sekitar, berupaizin membangun SPALD-T untuk sanitasi warga disekitarnya.
Itulah keunikan Sanimas IsDB Maju Bersama yang lokasinya diLingkungan 16 Kompleks Arhanud (Arteleri Pertahanan Udara) diKota Binjai Sumatera Utara.
Kebersamaan itu benar-benar tercermin dari awal perencanaan,hingga penggunaan dan perawatannya saat ini. Kebersamaan yangdisemangati oleh TNI untuk hidup dalam suasana lingkungan sehatsebagai cikal bakal untuk membangun masyarakat sehat dansejahtera.
Wilayah lokasi yang menjadi cakupan aktivitas Sanimas IsDB MajuBersama Arhanud Kodam Bukit Barisan, dihuni oleh 362 jiwapenduduk. Jumlah tersebut terdiri dari 73 Kepala Keluarga (KK).Dari 73 KK terdapat 60 KK tergolong masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Mengacu pada data dasar di atas, jelas tergambar bahwa kondisiawal wilayah tersebut sebelum adanya Sanimas, sangat buruk,karena padat dan tidak kondusif untuk lingkungan bersih dan sehat.
Secara umum gambaran lokasi yang padat penduduk adalah,pembuangan air limbah domestik yang tidak menentu, sampahberserakan akibat pembuangan yang tidak teratur sehingga parittersumbat, sebagian rumah tidak memiliki tangki septik, sedangrumah yang telah memiliki tangki septik, tidak berfungsisebagaimana mestinya, bahkan tidak dilakukan penyedotan sesuaiketentuan yang ada.
Dampak dari kondisi tersebut tentu saja sangat mengganggumasyarakat. Pemandangan kumuh, tentu sangat jauh dari rasa indah,disertai aroma sampah yang menyengat dan menyesakkan dada,adalah sebuah keniscayaan yang tak dapat ditolak. Bahkan lebih jauhlagi, kondisi itu berdampak pada harmoni kehidupan warga, yangberujung pada terganggunya kesehatan masyarakat.
Dalam kondisi serba mengenaskan itulah, TNI tampil denganmenghibahkan tanah untuk pembangunan SPALD-T di lokasi milikArhanud Kodam Bukit Barisan guna membantu meningkatkanlingkungan sehat di Desa Tunguruno Lingkungan 16 KompleksArhanud. Luas lahan yang dihibahkan seluas 15 m x 20 m.
Dalam proses pelaksanaannya, dengan berpedoman pada regulasiyang ada, mulai dari aspek manajerial hingga aspek teknis, SanimasIsDB Maju Bersama, dibangun secara swadaya dengan melibatkan 14orang tenaga kerja lokal. Dari jumlah tersebut, 5 orang di antaranyaadalah perempuan. Jadi aspek gender menjadi sentral selama prosespembangunan hingga penggunaan dan perawatan.
Pada sisi teknis, pilihan teknologinya adalah: Sistem Pengolahan AirLimbah Domestik Terpusat (SPALD-T) dengan perpipaan denganDimensi IPAL = 3 m× 10m × 3m.
Kehadiran Sanimas IsDB Maju Bersama di Kelurahan Tungurono KotaBinjai, ternyata telah membangkitkan semangat gotong royong agarkeberlanjutan sarana SPALD-T, disepakati untuk membiayainyasecara bersama dalam bentuk iuran warga sejumlah Rp 5.000 perbulan. Sebuah jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan denganmanfaat yang diterima.
Dalam perkembangannya, ternyata Sanimas IsDB yang berlokasi dikompleks Arhanud Binjai ini, telah berkembang sebagai forumkomunikasi sosial dalam berbagai wujud.
Dibuatlah antara lain: lapangan badminton, ayunan untuk anak-anak serta taman bunga yang asri. Dengan demikian, sarana sanitasi Sanimas IsDB,telah berfungsi ganda bagi masyarakat, sebagai arena olah raga dantaman hijau serta tempat bermain anak. Melalui Sanimas IsDB,masyarakat mendapat manfaat ganda. Dapat indahnya, dapatbersihnya, dapat sehatnya.