Semarak Bunga Anggrek Bersemi di Eks Lokalisasi Sememi

Semarak Bunga Anggrek Bersemi di Eks Lokalisasi Sememi

Advertorial - detikNews
Jumat, 22 Nov 2019 00:00 WIB
Foto: Dok. Pemkot Surabaya
Jakarta -

Kini Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya semakin indah. Pemerintah Kota Surabaya berhasil menyulap kawasan eks lokalisasi ini menjadi kawasan yang semarak dengan bunga-bunga yang patut untuk dikunjungi.

Memasuki area Taman Anggrek yang berada di Kelurahan Sememi itu, pengunjung langsung disambut hamparan bunga anggrek. Bunganya yang berwarna-warni ditata sedemikian rapi memanjakan mata siapa pun yang mengunjunginya. Udara di area yang disebut Green House itu terasa sejuk dengan sekelompok kupu-kupu terbang di dalamnya.

Di taman tersebut terdapat tujuh jenis anggrek yang dibudidayakan yaitu Anggrek Bulan, Anggrek Dendrobium, Anggrek Kantong Semar, Anggrek Jawa, Anggrek Hitam, Anggrek Vanda, dan Anggrek Cattleya.

"Di sini, ada sekitar lima ribuan anggrek, sekitar empat ribu yang sudah berbunga dan sisa seribu yang belum berbunga," kata Saiful Ulum, Penjaga Green House sambil mengecek bunga anggrek itu beberapa waktu lalu.

Area taman berbentuk rumah itu demikian steril karena kelembaban udara, penyiraman hingga pemupukannya diatur dengan tertib. Area tersebut juga tidak ditembok seperti rumah pada umumnya, melainkan hanya dipasang ram jaring, tiang besi di setiap sudutnya, dan diselimuti paranet sehingga cuaca matahari dan air hujan yang masuk ke area itu tetap terkontrol.

Foto: Dok. Pemkot Surabaya

Persis di depan Green House terdapat taman yang dilengkapi spot foto berupa tempat duduk yang didesain menyerupai sarang burung. Beberapa kursi unik juga terpasang sehingga taman ini tampak lebih instagramable.

Di samping kanan Taman Anggrek atau Green House terdapat rumah jamur yang ditutup rapat. Rumah tersebut menyatu dengan bangunan besar dua lantai. Konon, bangunan megah tersebut merupakan bekas Wisma Barbara 17 yang telah dibeli Pemerintah Kota Surabaya, di mana sebelumnya wisma ini merupakan wisma terbesar di kawasan lokalisasi Sememi.

Setelah semua lokalisasi ditutup Pemkot Surabaya, bangunan megah ini dibeli dan dialihfungsikan menjadi Laboratorium Kultur Jaringan atau Laboratorium Budidaya Anggrek. Di tempat inilah pengembangan tanaman anggrek dilakukan.

Di dalam laboratorium terpajang tanaman anggrek yang masih kecil dan memasuki proses aklimatisasi, yaitu proses pemindahan planlet dari lingkungan yang sangat terkontrol ke lingkungan yang tak terkendali. Di sisi ruangan lainnya terdapat pula berbagai anggrek yang telah berbunga.

Selain itu ada pula ruangan di laboratorium tersebut yaitu ruang bahan kimia, ruang pembuatan media, ruang inkubator atau tabur, dan yang terakhir ruang inkubasi.

Pada ruang inkubator tersebut terdapat petugas yang menabur benih anggrek dan dimasukkan ke dalam botol, dan kemudian memindahkan botol-botol tersebut ke ruang inkubasi.

Tenaga Laboratorium Kultur Jaringan Anis Satu Risda mengatakan awalnya anggrek yang berbunga itu diambil buahnya lalu ditaburkan ke dalam media steril (botol) di ruang inkubator. Setelah itu, botol-botol yang ditaburi benih anggrek dipindahkan ke ruang inkubasi.

Foto: Dok. Pemkot Surabaya

"Dari satu buah anggrek itu, bisa muncul ribuan anggrek, jadi banyak sekali," kata Anis.

Masa inkubasi memakan waktu selama tiga bulan sampai muncul protocom like body (PLB) yang merupakan sekumpulan sel-sel. Kemudian disubkultur kembali selama tiga bulan hingga muncul planlet. Setelah itu ditunggu lagi dalam rentang tiga bulan hingga akar dan daunnya sempurna.

"Jadi, mulai ditabur hingga sempurna akar dan daunnya di dalam botol sekitar 9 bulanan. Setelah itu, baru siap diaklimatisasi dengan diletakkan di media moss atau pakis dan dikeluarkan dari ruang inkubator," kata Anis.

Selanjutnya, tanaman anggrek tersebut ditunggu lagi kurang lebih selama lima bulan dan baru bisa dikeluarkan dari laboratorium dan dipindahkan ke area Green House. Anis memastikan, jika dihitung mulai awal penaburan hingga anggrek itu berbunga indah membutuhkan waktu sekitar empat tahunan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun berkunjung ke Taman Anggrek dan laboratorium ini. Ke depan, Risma ingin warga sekitar ikut serta membudidayakan anggrek dan bisa menjualnya apabila ada pengunjung yang ingin membelinya.

"Kami akan berdayakan warga sekitar. Mereka harus mandiri secara ekonomi dengan kami gandeng untuk budidaya anggrek. Biar warga nantinya yang jualan anggrek-anggrek ini," kata Risma.

Mulanya Risma mengaku tak percaya jika di Surabaya bisa dibangun tempat budidaya anggrek. Namun, dengan treatment dan perlakuan khusus, budidaya anggrek ternyata bisa dilakukan di Surabaya.

"Saya paling suka lihat Anggrek Bulan dengan bunganya yang ada bintik-bintiknya. Tidak polos warna-warni, indah sekali," pungkasya.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.