Dalam rangka merayakan hari ulang tahun ke-12 yang jatuh pada 28 September, PT Railink meluncurkan buku berjudul On Moving Forward. Buku ini mengisahkan perjalanan PT Railink selama 12 tahun mengelola dan mengoperasikan kereta api (KA) bandara.
"Kami selalu mempunyai tekad dan inovasi setiap ulang tahunnya PT Railink. Untuk tahun ini, kami mengeluarkan buku yaitu On Moving Forward yang menceritakan perjalanan menginisiasi sampai mewujudkan adanya KA Bandara di Indonesia," ujar Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto saat acara ulang tahun PT Railink di Railink Lounge Lt. 2, Jakarta pada Jumat (28/9/2018).
Buku On Moving Forward merupakan buah sinergi dari PT Railink dengan Yayasan Kereta Anak Bangsa. Melalui buku ini pula, dikisahkan bagaimana PT Railink yang berdiri pada 28 September 2006 mengoperasikan KA bandara pertamanya di Medan pada 25 Juli 2013. Heru menjelaskan buku ini juga mengisahkan tiga konsep yang diusung oleh PT. Railink, yaitu cashless 100%, main less, dan paper less.
"Yang memberikan transportasi secara cash less saat itu mungkin Railink dan diapresiasi oleh Presiden. Dari sisi pelangan juga enak, tidak perlu ada pecahan maupun kembalian. Dari sisi kami juga enak, tidak perlu mengelola cash, tidak perlu ada petugas loket, dan terhindar dari penghitungan ulang karena tidak ada cash," tambah Heru saat acara bedah buku.
Sementara konsep main less, lanjut Heru, sebenarnya diarahkan ke online transaction. Baik melalui situs resmi Railink ataupun aplikasi yang dapat diunduh. Konsep ketiga adalah paper less, yaitu jika sudah memesan tiket secara online, penumpang hanya perlu melakukan scan barcode tanpa harus mencetak ulang tiket yang sudah dibeli.
![]() Penyusun Buku Yayasan Kereta Anak Bangsa, Aditya, bercerita soal isi buku On Moving Forward (Foto: detikcom) |
Penyusun buku Yayasan Kereta Anak Bangsa, Aditya, mengatakan berbagai tantangan yang dihadapi oleh PT Railink juga diceritakan dalam buku ini. Misalnya kisah KA Bandara Soekarno Hatta yang diproyeksikan dulu, tetapi pada akhirnya KA Bandara Kualanamu yang diresmikan terlebih dahulu.
"Ini sangat menarik sekali untuk mengupas bagaimana tantangan-tantangan dan perjalanan panjang yang dihadapi oleh Railink dan kita juga melihat banyak juga capaian-capaian yang dilakukan oleh Railink," kata Aditya.
Aditya menjelaskan Railink merupakan kereta api transportasi moda pertama di Indonesia yang menerapkan tiket elektronik secara penuh. Walaupun KCC sudah menerapkan pada 1 Juli 2013, tapi pada saat itu masih mengoperasikan kereta api ekonomi dan menggunakan tiket manual. Bus Transjakarta sekalipun belum sepenuhnya menggunakan tiket elektronik. Namun Railink pada waktu itu sudah menggunakan tiket elektronik secara penuh pada semua penggunanya.
Salah satu pengguna setia Railink, Mela Sucipto, yang turut hadir pada acara ini mengaku sudah menggunakan jasa KA Bandara sejak awal diresmikan. Menurutnya, Railink memberikan pelayanan baik dan belum pernah mengecewakan hingga saat ini. Dari segi kenyamanan, ia juga mengungkapkan bahwa Railink mempunyai kenyamanan yang sangat baik bahkan membantu dalam perjalanan berangkat dari Tangerang ke Jakarta.
Ia berharap, semoga Railink masih terus beroperasi seperti ini hingga waktu yang panjang dan menambah jam keberangkatan baru atau di atas jam 21.21 WIB.
![]() |
Selain acara bedah buku, PT Railink juga memberikan santunan pada anak-anak yatim. Turut hadir pada acara ini, antara lain Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto, Direktur Operasi dan Teknik Purwanto HN, Direktur Administrasi Keuangan Indah S, komisaris PT Railink dan sederet mantan direksi PT Railink, anak perusahaan PT KAI, Angkasa Pura, serta mitra dan rekan PT Railink.
(adv/adv)