Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) ajak warga Citarum untuk bergotong-royong melakukan aksi nyata dalam mengurangi pencemaran dan merevitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Hal tersebut dapat terwujud salah satunya dengan tidak membuang sampah ke dalam sungai.
Bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga seperti Dinas Lingkungan Hidup Provinsi, Komandan Satgas Citarum, BPBD, termasuk Baznas, Kemenko PMK mewujudkan hal tersebut melalui program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis masyarakat.
PRB merupakan bentuk implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental yang bertujuan untuk mencapai perubahan pola pikir masyarakat di Kabupaten Bandung Barat agar selalu siap siaga dalam menghadapi bencana.
Dalam acara workshop Gerakan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Masyarakat di Bandung, Jawa Barat pada Senin (03/09), dipaparkan mengenai upaya revitalisasi dan pengendalian pencemaran Citarum. Terdapat berbagai hal lainnya yang dijelaskan terkait dengan upaya mitigasi bencana seperti pembuatan jalur evakuasi, pembangunan tenda penampungan dan dapur umum, serta penyelamatan kaum rentan (lansia, anak-anak, dan perempuan).
"Hal-hal ini bertujuan untuk mengurangi korban jiwa dan kerugian infrastruktur. Selain itu, masyarakat diedukasi untuk membuat konsep pengurangan risiko bencana," lanjut dia.
Kegiatan ini juga sebagai bentuk dukungan nyata terhadap Perpres No.15/2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan kerusakan DAS Citarum.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Maritim Tubagus Haeri sangat optimis program revitalisasi DAS Citarum berbasis masyarakat ini akan dapat memberikan hasil yang positif.
"Saya dapat laporan masyarakat, di Citarum sudah bisa memancing dan juga digunakan untuk melakukan aktivitas olahraga termasuk dijadikan lokasi lomba 17-an" jelas Tubagus.
Dikatakan dia, hal tersebut merupakan hasil dari perubahan perilaku masyarakat yang sadar akan pentingnya kebersihan.
Sebagai sungai yang strategis, Tubagus menekankan pentingnya kontribusi masyarakat agar upaya revitalisasi DAS Citarum dapat terus berjalan dengan baik serta manfaatnya dapat dirasakan terus oleh masyarakat.
"Citarum mensuplai 2.000 MW listrik untuk Jawa-Bali, termasuk berkontribusi juga sebanyak 6-8% untuk program beras nasional. Jadi, penting untuk terus dipelihara," harap Tubagus.
Untuk informasi, workshop ini diikuti oleh kelompok masyarakat yang berasal dari kecamatan Baleendah, Dayeuh Kolot, Bojongsoang, dan Kab. Bandung, Jawa Barat. Acara ini berlangsung di Bandung mulai 3-7 September 2018. (adv/adv)