Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi seluruh Tim Pengendalian Inflasi di daerah (TPID) termasuk TPID Pemprov Sulawaesi Utara di bawah pemerintahan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw.
TPID Sulut menjadi terbaik untuk wilayah Sulawesi. Penyerahan penghargaan diberikan dalam acara Rakornas TPID yang diselenggarakan Kamis, (26/7/2018) di Jakarta.
Rakornas TPID merupakan kegiatan rapat tahunan yang diselenggarakan oleh Pokjanas TPID yakni Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, dan Bank Indonesia. Rapat dipimpin langsung oleh Presiden RI dan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, jajaran Menteri serta seluruh Kepala Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota) seluruh Indonesia.
Dikatakan Gubernur Olly dalam 2 tahun pemerintahannya, inflasi di Sulut bisa dikendalikan mulai dari produksi sampai dengan distribusi logistiknya di atur dengan baik. Contohnya "Barito" tim TPID yang bekerja sama dengan tim PKK Sulut serta semua lembaga masyarakat menyiapkan bibit untuk Petani 5 bulan sebelum pelaksanaan hari besar keagamaan seperti Natal dan Lebaran. Dengan begitu, kebutuhan Barito dapat tersedia dan memonitor bahan yang menyebabkan inflasi.
"Sejak dilantik sebagai Gubernur Sulut, Inflasi menjadi fokus perhatian di Propinsi Sulawesi Utara karena tingkat inflasi di Sulut selama itu paling tinggi di Indonesia berkat kerja keras semua Tim TPID inflasi Sulut bisa ditekan," ujar Olly dalam keterangan tertulis.
Tim TPID Provinsi Sulawesi Utara dipimpin langsung oleh Gubernur Olly Dondokambey mampu menekan tingkat kemiskinan 7,8% di tahun 2018 dibanding dengan tingkat kemiskinan Nasional 9.8%, artinya Sulut masih relatif lebih baik.
Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran anggota TPID di daerah yang telah mampu mengendalikan inflasi sehingga dapat terjaga dibawah 4% selama 3 tahun terakhir.
Jokowi juga mengimbau agar koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat terus ditingkatkan. Bersamaan dengan kegiatan rakornas, Jokowi juga memberikan penghargaan kepada daerah-daerah yang telah melaksanakan kegiatan pengendalian inflasi dengan baik sehingga mampu menjaga stabilitas harga.
Sementara dalam sambutannya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi menjadi tantangan pengendalian inflasi pada tahun-tahun mendatang, sehingga perdagangan antar daerah dan penggunaan teknologi dalam pemasaran menjadi hal yang penting untuk dapat dikembangkan.
Di di sisi lain, Menteri Koordinator Perkonomian, Darmin Nasution menambahkan bahwa inflasi yang terkendali pada tahun-tahun terakhir, memiliki efek positif lainnya yakni turunnya angka kemiskinan, angka ketimpangan dan pengangguran.
Terkendalinya bahan makanan menjadikan faktor rendahnya inflasi di tahun 2017 karena produktivitas dan produksinya terjaga dengan baik. Oleh karena itu, Gubernur Olly memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholder terkait dan tim TPID Sulut yang selalu bekerja keras dalam menjaga inflasi daerah setelah selesai mengikuti kegiatan.
![]() |
Diketahui pada Januari 2018 Sulut mencatat inflasi sebesar 0,49 persen (mtm) atau secara tahunan sebesar 1,83 persen (yoy). Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Desember yang tercatat sebesar 0,51 persen (mtm) atau secara tahunan 2,44 persen(yoy), dan dibandingkan dengan inflasi pada Januari 2017 sebesar 1,10 persen (mtm). Olly berharap diperolehnya prestasi ini, tim TPID dapat terus bekerja keras dalam menekan angka inflasi daerah.
Kriteria penilaian dari Kementerian Koordinator Pereekonomian dan Bank Indonesia, karena Provinsi Sulawesi Utara dinilai terbaik dalam hal mengendalikan dan menjaga stabilitas harga, ketetsedian pasokan kebutuhan pokok, rantai distribusi (kerjasama perdagangan), dan komunikasi yang efektif dari Tim Ekonomi dengan Pemerintah Pusat dan stakeholder penggerak pertumbuhan eknomi di daerah, termasuk sektor bidang pertanian, perikanan, perkebunan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, serta bidang infrastruktur (perhubungan dan ke-PU-an) mampu berkolaborasi dengan baik.
Poin penilaian TPID Terbaik yaitu:
1. Outcome (bobot 40%). Meliputi:
- Realisasi Inflasi (di akhir tahun, Sulut mencapai 2,44% yoy)
- Volatilitas Inflasi (dilihat secara bulanan)
2. Process (bobot 60%). Meliputi
- Koordinasi (antar seluruh anggota TPID dan Stakeholder terkait, dinilai dari kegiatan koordinasi TPID terutama High Level Meeting yang dipimpin langsung oleh Kepala Daerah sebagai Ketua TPID)
- Rekomendasi Kebijakan (hasil dari koordinasi anggota TPID yang dibakukan dalam Risalah Rapat lalu menjadi Nota Rekomendasi Kebijakan yang disusun oleh Biro Ekonomi selaku Sekretariat TPID)
- Inovasi Program (terobosan yang strategis, kreatif, dan memiliki dampak signifikan, dilahirkan melalui Koordinasi anggota TPID dan tercantum dalam Nota Rekomendasi Kebijakan dalam upaya pengendalian inflasi daerah)
- Akuntabilitas (dinilai dari Laporan TPID setiap triwulan/semester yang dilaporkan kepada Pokjanas TPID selama tahun berjalan dengan memenuhi syarat dokumentasi yang berlaku). (humas provinsi sulut)