Unilever Indonesia melalui Dove melakukan penelitian mengenai rasa percaya diri pada remaja perempuan di dunia. Hasilnya cukup mencengangkan. Faktanya, 54% remaja memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.
Kurangnya kepercayaan diri tersebut menyebabkan 8 dari 10 remaja menarik diri dari aktivitas penting di kehidupannya sehingga mereka melewatkan kesempatan untuk meraih potensi terbaiknya di masa depan.
Melihat fenomena tersebut, Dove menggelar kampanye Dove Self Esteem Project untuk para remaja. Sejak 2004, Dove Self Esteem Project telah membantu 20 juta remaja untuk memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih baik lagi.
Personal Care Director & Board member Unilever Indonesia, Ira Noviarti mengungkapkan penyebab remaja perempuan tidak percaya diri sering kali berasal dari lingkungan. Misalnya dari lingkungan pertemanan, keluarga, iklan di televisi, hingga media sosial.
"Kami melihat tingkat percaya diri remaja perempuan di Indonesia itu rendah, tekanan sosial semakin menjadi-jadi soal percaya diri yang sering terkait kecantikan. Pressure-nya pun makin tinggi tentang berbagai standar, terutama standar kecantikan. Maka melalui Dove, kami men-develop satu edukasi yang berbasis percaya diri agar bisa membantu remaja meningkatkan rasa percaya diri, agar bisa memaksimalkan potensi diri," paparnya saat mengisi acara Dove Self Esteem Experiental Workshop di SMAN 74 Jakarta, Senin (16/4/2018).
Melalui kampanye ini, Dove memiliki misi akan membantu 40 juta remaja untuk membangun kepercayaan dirinya pada 2020 mendatang.
![]() |
Salah satu bentuk edukasi yang dibawa oleh Dove melalui kampanye ini adalah dengan mengadakan workshop ke sekolah-sekolah di Indonesia. Dalam workshop tersebut, para perempuan inspiratif diundang untuk berbagi pengalaman mereka. Misalnya Angkie Yudhistia yang berbagi pengalamannya untuk terus percaya diri meskipun memiliki keterbatasan pendengaran.
![]() |
Kepercayaan diri Angkie mengantarkan ia menjadi founder dan CEO Thisable Enteprise. Hingga kini, sekitar 1.000 teman-teman yang memiliki keterbatasan bisa memaksimalkan potensinya untuk menembus pasar kerja.
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Elvi Hendrani yang turut hadir dalam workshop ini juga mengajak para remaja perempuan untuk membangkitkan rasa percaya diri.
![]() |
Elvi juga menegaskan bahwa setiap anak punya potensi. Ia mengimbau agar rasa percaya diri bukan dinilai dari soal kecantikan, tapi dari potensi yang ada di dalam diri.
"Kalau belum tergali, ayo gali. Rasa percaya diri adalah modal berkiprah untuk masa depan. Kalau tidak percaya diri bagaimana bisa jadi pemimpin untuk masa depan," katanya.
![]() |
Siswi-siswi SMAN 74 pun diajak berbagi soal standar kecantikan dan mendapatkan edukasi mengenai rasa percaya diri. (adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini