Nama Irvin's Salted Egg makin tenar di kalangan pecinta snack di Indonesia. Snack ini seolah menjadi oleh-oleh wajib yang dibawa dari Singapura Ke Indonesia. Apalagi setelah snack ini 'nongkrong' di Terminal 3 (T3) Changi Airport, antrean pembelinya hampir selalu mengular.
Tak disangka di balik kesuksesan snack tersebut, ada kakak beradik asal Indonesia Irvin dan Ircahn Gunawan. Keduanya menuturkan snack fenomenal itu lahir dari dapur restorannya di River Valley, Singapura, pada tahun 2008.
"Waktu itu aku tidak melihat adanya restoran seafood yang menyajikan chili crab dan sejenisnya di sana. Aku cari chef-nya, interview, food tasting dan ternyata chef yang datang memiliki keahlian dalam hal telur asin. Jadi kita masukkan ke dalam menu," ucap Irvin dalam keterangan tertulis.
Spesialnya lagi, semua produksi Irvin's Salted Egg merupakan makanan rumahan sehingga mudah menarik minat masyarakat.
"Customer restoran suka minta takeaway, lalu kita buat made-to-order [order sesuai pesanan]. Lama-lama kita pikir kenapa nggak kita buat di toples jadi kalau orang mau takeaway ya tinggal ambil aja tanpa perlu menunggu kita masak lagi," sambung Irvin.
Kemudian sang adik, Ircahn yang merupakan fotografer profesional mengubah kemasan toples menjadi kemasan kantong berwarna cerah.
"Banyak orang yang menyukai toples, terutama untuk Chinese New Year. Tapi kita memilih kemasan kantong karena toples tidak memberikan pembatas yang baik," jelas Ircahn.
Bersamaan dengan pergantian kemasan, Irvin's Salted Egg Snack juga membuka gerai pertamanya di Vivo City.
![]() |
Keduanya pun makin memahami kultur di Singapura hingga akhirnya mantap mencoba berbisnis di Singapura setelah sebelumnya mereka menimba ilmu di Australia dan Amerika.
Beruntung, bisnis kuliner pertama yang mereka jalani pun langsung mendulang untung berkat iklim bisnis di Singapura yang baik meski keduanya harus terlebih dahulu menghadapi berbagai tantangan. Kendati demikian, tantangan tersebut tidak menjadi masalah besar bagi keduanya mengingat mereka sudah mempunyai passion dan mimpi untuk membangun bisnis di Singapura.
Irvin juga menambahkan, Singapura mempunyai aturan yang jelas sehingga selama peraturan tersebut ditaati maka bisnis akan lancar.
"Kompetisi di sini sangat adil. Jadi kalau kita memang bagus, atau sangat bagus, bisa menghasilkan produk yang baik, kita bisa sukses di sini. Ada potensi pasar yang bagus, infrastruktur yang baik dan lainnya," jelas Irvin.
![]() |
"Bisnis F&B biasanya menghilang dalam 1 atau 2 tahun, dan digantikan dengan yang selanjutnya. Kita berharap bisa terus bertahan dengan menjaga kualitas produk. Jadi orang tidak hanya setahun dua tahun lalu pindah ke makanan lain. Kita berharap juga bisa menambah produk, tidak hanya dua. Kita harap dalam 5 tahun mendatang kita masih berbisnis dengan baik," tutup lulusan Monash University, Australia ini.
Penuturan Irvin dan Ircahn membuktikan Singapura adalah destinasi tepat untuk kamu dapat mewujudkan impian. Kini saatnya untuk tak sekadar bersantap dan jadilah pecinta makanan! (adv/adv)