Sudah pernah liburan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat? Kalau sudah, pastinya tidak asing lagi dengan sorghum. Jika belum pernah dengar, buat ulang jadwal liburan ke Lombok dan segera cari tahu informasi seputar sorghum.
Untuk diketahui, sorghum merupakan tanaman serba guna yang bisa dijadikan sebagai sumber pangan. Saat ini, sorghum sudah banyak dilirik masyarakat, khususnya masyarakat Nusa Tenggara Barat, setelah gandum, jagung, dan padi.
Uniknya, Nurrahmi Yanti, warga asal Nusa Tenggara Barat mengkreasikan sorghum sebagai bahan dasar cookies. Cookies ini menjadi salah satu oleh-oleh menjanjikan yang bisa dibawa pulang wisatawan usai berlibur di Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok. Bila penasaran, Nurrahmi memasarkan cookies sorghum ini dengan branding Yant Healthy Cookies.
Alasan Nurrahmi mengkreasikan cookies ini karena ingin membuat trobosan baru mengingat sorgum merupakan panganan lokal asli masyarakat Nusa Tenggara Barat yang awet dan tahan lama.
"Yant Healthy Cookies ini dibuat dari sorghum, tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan dan bahan baku industri. Cookies ini merupakan sebuah terobosan baru, olah pangan lokal asli dari Lombok yang 100% terbuat dari sorghum dan punya daya simpan cukup lama," ujar Nurrahmi.
Selain memilih bahan dasar yang tidak biasa, Nurrahmi juga menggunakan bahan baku lain yang berkualitas seperti Blue Band Master. Pemilihan bahan dasar sorghum dan Blue Band Master menjadi kiat sukses Nurrahmi untuk mengembangkan bisnis oleh-oleh cookies-nya di Lombok.
Hal tersebut terbukti saat Nurrahmi mengikuti kompetisi Blue Band Master. Yant Healthy Cookies yang dibuat dari sorghum berhasil terpilih menjadi salah satu dari tiga pemenang nasional Blue Band Master Oleh-oleh 2017.
"Terpilih jadi salah satu tiga pemenang nasional Blue Band Master Oleh-oleh 2017 benar-benar kejutan buat saya," katanya.
Nurrahmi pun berharap semoga setelah ini Yant Healthy Cookies semakin luas dikenal masyarakat hingga luar Lombok. Sorghum Cookies dari Nusa Tenggara Barat berhasil menyisihkan lebih dari 5.000-an peserta lainnya dengan pemenang pertama Pia Karawo dari Gorontalo dan pemenang kedua Roti Ontbijtkoek Gula Jawa dari Yogyakarta.
![]() |
Yant Healthy dari Nusa Tenggara Barat dengan kreasi oleh-oleh sorghum cookies dinilai mampu memanfaatkan tepung sorghum sebagai bahan lokal, yang tidak hanya mampu mengangkat identitas daerah namun juga memiliki banyak manfaat dari sisi kesehatan.
Para pemenang dipilih berdasarkan beberapa aspek di antaranya teknik pembuatan, keunikan, rasa dan rupa, kemasan dan ketahanan produk, nilai-nilai budaya lokal, serta legalitas. Dewan Juri yang memberikan penilaian yakni Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo, Pastry Chef dan President of Indonesian Pastry Alliance Chef Rahmat Kusnedi, dan Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) dan perwakilan dari Tim Chef UFS Vita Datau.
Sebagai salah satu anggota dewan juri, Vita Datau berujar bila dirinya sangat mengapresiasi kreativitas dan inovasi dari para peserta Blue Band Master Oleh-Oleh dalam mengangkat unsur lokal dan budaya setempat. Kombinasi antara budaya dan kuliner inilah yang mampu dipadupadankan dengan baik oleh para peserta Blue Band Master Oleh-Oleh 2017 sehingga membuat kompetisi ini menjadi semakin menarik dan kompetitif.
Sementara Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan jika Bekraf menyambut baik inisiatif Unilever Food Solutions (UFS) dalam menginspirasi dan memberdayakan para pelaku industri pastry dan bakery melalui kompetisi ini.
Director Unilever Food Solutions (UFS) PT Unilever Indonesia Tbk, Thomas Agus Pamudji juga mengatakan bahwa Unilever Food Solutions akan terus melanjutkan komitmen Unilever Sustainable Living Plan (USLP) untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya para pelaku industri pastry dan bakery melalui kompetisi Blue Band Master Oleh-Oleh. UFS juga akan memfasilitasi pelatihan bagi para peserta yang dinilai memiliki potensi untuk semakin mengembangkan bisnisnya.
"Kami sangat gembira melihat tingginya antusiasme pelaku industri pastry dan bakery terhadap kompetisi ini. Tahun ini terdapat 5.145 kreasi oleh-oleh dari 34 provinsi di Indonesia yang ikut serta berkompetisi memperebutkan gelar Master Oleh-Oleh 2017," ujar Thomas.
Lanjut Thomas, jumlah ini meningkat lebih dari 50% dibanding tahun lalu. Sampai jumpa di Blue Band Master Oleh-Oleh tahun berikutnya. Yuk, coba kreasi oleh-oleh lainnya dari seluruh Nusantara. Lihat ragam kreasi oleh-olehnya di sini.
(adv/adv)