Keindahan Maluku Utara ternyata tidak hanya terletak pada alamnya saja, tetapi juga manusia dan budayanya. Hal ini dibuktikan oleh tim Daihatsu Terios 7 Wonders Wonderful Moluccas (7WWM) saat mengunjungi Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Halmahera.
Tim 7WWM berkesempatan bertemu dengan masyarakat suku terasing Maluku Utara, Togutil atau dikenal dengan Suku Tobelo Dalam. Beruntungnya, pihak balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata membuka diri dengan keberadaan Suku Tobelo Dalam.
Tidak hanya itu, tim 7WWM juga berkesempatan melihat proses belajar mengajar anak-anak Suku Tobelo Dalam. Biarpun sangat jauh dari kehidupan modern, anak-anak Tobelo Dalam tetap mendapatkan pendidikan. Sebab beberapa pihak gencar melakukan sosialisasi seputar pendidikan.
"Alhamdulillah program baik dari Universitas Khairun dengan mendirikan Ethnoschool di sekitar taman nasional sejak 2016 lalu, upaya memberantas buta huruf dan memberikan edukasi bisa dilakukan di Ethnoschool," ujar staf Taman Nasional Aketajawe Lolobata, PA Habibi.
Siapapun bisa mengajar anak-anak Tobelo Dalam. Mulai dari volunter, mahasiswa, turis, dan masyarakat umum. Waktu belajarnya pun fleksibel dengan bentuk pengajaran berupa pengenalan huruf, angka, cara menulis, dan membaca cerita.
"Waktu belajar belum pasti memang. Namun kami mengajak semua pihak untuk memberikan kontribusinya di Ethnoschool," tambah staf promosi Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Sofyan Ashar.
![]() |
Tim 7WWM turut memberikan bantuan untuk anak-anak Tobelo Dalam yang mengikuti Ethnoschool. Pemberian bantuan diwakili oleh perwakilan dari Astra Daihatsu Motor, Haga Sembiring. Selain itu, tim 7WWM juga menanam pohon mangga di sekitar lokasi untuk penghijauan.