Deteksi Dini Kanker Usus Besar dengan Endoskopi

Deteksi Dini Kanker Usus Besar dengan Endoskopi

adv - detikNews
Selasa, 20 Jun 2017 00:00 WIB
Jakarta -

Perkembangan teknologi begitu memengaruhi berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam dunia medis. Salah satu penerapannya yaitu tindakan nonbedah endoskopi yang menggunakan alat bernama endoskop. Prosedur dilakukan dengan memasukkan selang kecil yang elastis dan fleksibel ke dalam organ tubuh yang berongga. Dr Epistel P Simatupang Sp PD-KGEH FINASIM FPCP FACP menjelaskan bahwa endoskopi sering diterapkan dalam pemeriksaan organ bagian dalam, misalnya telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) serta paru-paru. Lebih familiar lagi, kerap disarankan pula untuk pemeriksaan saluran pencernaan pasien.

Selain kamera optik, alat dilengkapi lampu pada bagian ujung. Nantinya, kamera akan mengambil gambar bagian dalam organ sehingga mampu membantu dokter saat melakukan pemeriksaan.

Terdapat dua jenis pemeriksaan endoskopi saluran cerna. Pertama, saluran cerna bagian atas (gastroskopi). Pemeriksaan dilakukan pada saluran pencernaan bagian atas dengan memasukkan endoskop melalui mulut, kerongkongan, hingga lambung dan usus kecil.

Jenis kedua, kolonoskopi. Pemeriksaan dilakukan pada saluran pencernaan bagian bawah dengan memasukkan endoskop melalui rektum atau anus hingga menuju kolon atau usus besar. Jenis pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan, tergantung dari bagian dalam tubuh mana yang ingin dilihat.

Dibandingkan dengan metode konvensional, endoskopi pencernaan sangat membantu penanganan pasien. Kini, banyak tindakan medis yang tak perlu lagi menggunakan tindakan bedah. Pasien yang mengalami gangguan pencernaan dapat lekas terdeteksi. Proses penyembuhan pun dapat lebih cepat.

Spesialis penyakit dalam Siloam Hospitals TB Simatupang Dr Epistel P Simatupang Sp PD-KGEH FINASIM FPCP FACP menyadari bahwa kasus gangguan saluran pencernaan banyak dijumpai di Indonesia. Beberapa penyakit yang kerap terjadi namun sering diabaikan oleh masyarakat adalah adanya rasa mual atau maag yang sering muncul dan berkepanjangan, perut kembung serta nyeri atau kram pada bagian perut yang terjadi terus menerus.

Sangat disayangkan, masyarakat awam masih sering menyepelekan gangguan saluran pencernaan yang dialami padahal keluhan yang terjadi dan kerap muncul harus dicurigai dan diperiksa penyebabnya. Apabila dibiarkan terus-menerus, rasa sakit akan berdampak pada usus.

"Endoskopi dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit. Dalam kasus gangguan saluran pencernaan, ada sejumlah indikasi kuat alasan seseorang harus melakukan endoskopi. Misalnya, pasien mengalami gangguan maag yang berulang, terjadi pendarahan baik muntah darah maupun buang air besar bercampur darah, muntah yang tidak kunjung selesai, hingga terlihat benjolan di ulu hati," ujar Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi Dr Epistel P Simatupang.

Beberapa keunggulan endoskopi saluran pencernaan antara lain adalah dapat melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga saluran cerna secara langsung pada pasien dengan bantuan monitor dalam waktu singkat serta akurasi yang tinggi.

Selain itu, melalui endoskopi dapat dilakukan tindakan biopsi untuk pemeriksaan patalogi anatomi sehingga kelainan dapat terdeteksi dengan pasti. Pengobatan pun dapat segera ditentukan sesuai dengan kondisi pasien.

Kanker usus besar

Penting untuk mengetahui penanganan segera dan tepat dalam menindaklanjuti keluhan saluran pencernaan yang dialami. Sebab apabila dibiarkan gejala tersebut bisa berujung pada risiko yang paling berbahaya, yakni kanker usus besar (kolorektal). Inilah salah satu kanker yang bisa menyebabkan risiko kematian, baik bagi pria maupun wanita.

Deteksi Dini Kanker Usus Besar dengan Endoskopi

Kanker usus besar merupakan kanker yang menyerang usus besar dan anus. Gangguan penyakit ini disebabkan adanya sel yangtumbuh secara tidak normal (polip) di usus atau anus. Faktor penyebab utama berasal dari penerapan pola makan yang kurang sehat dan minimnya olahraga.

Gejala yang diperlihatkan dari penyakit kanker usus adalah adanya perubahan pada proses buang air besar. Misal, feses menjadi keras atau cair, feses disertai dengan darah, atau mengalami masalah sulit buang air besar. Gejala lainnya, perut terasa lebih penuh, darah keluar dari anus, dan diare yang berulang. Sebelum keluhan semakin parah, pasien wajib melakukan kolonoskopi.

"Pencegahan penyebaran kanker usus dapat dilakukan dengan tindakan kolonoskopi, yaitu pemeriksaan untuk mendeteksi ketidaknormalan pada usus besar dan anus. Jika terdeteksi polip di bagian usus, harus segera dipotong. Dengan demikian, risiko kanker dapat hilang," tutur Dr Epistel.

Orang yang berusia di atas 50 tahun wajib memeriksakan saluran pencernaan. Pasalnya, kasus kanker usus cenderung dialami oleh orang-orang yang berada dalam kategori usia tersebut. Sementara itu, pasien yang telah terkena polip disarankan melakukan pemeriksaan ulang sekitar 3–5 tahun kemudian. Jika belum terkena polip, seseorang wajib memeriksakan saluran pencernaan minimal 5 tahun sekali.

Untuk menekan risiko kanker usus, perlu penerapan gaya hidup yang sehat dengan meningkatkan konsumsi makanan low fat diet, sayur-sayuran, dan buah-buahan segar. Jangan lupa untuk melakukannya secara konsisten. Bagaimanapun, pencegahan lebih baik daripada pengobatan.

Pemeriksaan komprehensif

Demi kenyamanan pasien, tim medis Siloam Hospital TB Simatupang sangat berhati-hati saat melakukan tindakan endoskopi. Di tangan dokter yang ahli dan berpengalaman, endoskopi tetap bisa dilakukan dengan aman, tidak mengakibatkan rasa sakit.

Tentunya pasien akan meresa lebih nyaman karena pada kondisi tertentu endoskopi dapat menggantikan fungsi tindakan operasi sehingga pasien akan lebih cepat pulih kondisinya. Ditambah lagi, tim dokter saling berintegrasi.

Tim endoskopi dapat berkoordinasi dengan dokter umum, penyakit dalam, bedah umum, dan bedah digestif. Keluhan pasien pun akan dikonsultasikan oleh dokter yang menangani dengan tim dokter spesialis lain yang berada dalam satu rumah sakit.

Siloam Hospitals TB Simatupang terletak strategis di Jalan RA. Kartini, Simatupang Jakarta Selatan. Memiliki tim dokter spesialis multidisiplin yang lengkap dan didukung peralatan kesehatan terkini seperti Linear Accelerator (LINAC), CT scan 256 slices, MRI 3 Tesla, Cath Lab dan layanan ambulans serta Unit Gawat Darurat 24 Jam.

Tim dokter, spesialis, perawat dan staf lain di Siloam Hospitals TB Simatupang berkomitmen untuk menyediakan standar pelayanan yang berdasarkan kepuasan pasien.

Kini, pasien tak perlu lagi merasa khawatir karena akan mendapat penanganan yang lebih komprehensif. Dengan memberikan pelayanan terbaik, pihak rumah sakit akan menjadikan pasien merasa lebih nyaman. Hal ini juga turut membantu proses penyembuhan.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.