Surabaya Dapat Apresiasi Tim Juri Nasional Kota Layak Anak

Surabaya Dapat Apresiasi Tim Juri Nasional Kota Layak Anak

adv - detikNews
Kamis, 08 Jun 2017 00:00 WIB
Surabaya Dapat Apresiasi Tim Juri Nasional Kota Layak Anak
Surabaya -

Kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menjadikan Surabaya sebagai kota ramah dan nyaman bagi anak membuahkan hasil. Tim Juri Nasional Kota Layak Anak (KLA) memberikan apresiasinya.

Dalam keterangan tertulis dari Pemkot Surabaya Rabu (7/6/2017), pemberian apresiasi tersebut dilakukan saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menerima kedatangan Tim Juri Nasional Kota Layak Anak (KLA) di Balai Kota Surabaya, Sabtu (3/6/2017). Tim juri itu dipimpin pakar anak, Ernanti Wahyuni dan anggota dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian P3A).

Ernanti menyampaikan, kedatangan tim juri untuk melakukan verifikasi kota layak anak. Menurutnya, Surabaya sudah mengirimkan laporan kepada tim juri melalui aplikasi. Laporan melalui aplikasi tersebut dokumennya telah diverifikasi.

"Selanjutnya kami akan melakukan verifikasi lapangan selama 2-3 hari ke depan. Selain sebagai verifikasi, kami juga ingin melihat inovasi yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk ditularkan ke kota-kota lain. Jadi kami ingin dapat dua sisi," kata Ernanti.

Tim juri memberikan apresiasi positif atas apa yang dilakukan Pemkot Surabaya. Ernanti menyebut semua kluster sudah ditangani dan terpenuhi di Surabaya. Selain kluster-nya sudah terpenuhi, dia juga menyebut kemitraan dengan dunia usaha dan LSM juga intensif.

"Kami sudah dengar semua apa yang dilakukan di Surabaya. Menurut kami sudah jos. Izinkan kami melihat langsung di lapangan. Mungkin kami bisa beri masukan agar lebih baik lagi. Harapan kami Surabaya mencapai derajat paling tinggi dibanding kota-kota lainnya," sambung Ernanti.

Kedatangan tim juri ini tak mau disia-siakan Risma. Dia menyampaikan beragam pendekatan dan program yang telah dilakukan Pemkot Surabaya untuk mewujudkan Surabaya kota layak anak.

Upaya tersebut telah dilakukan bersama-sama, baik dari Dinas Pengendalian Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P5A) Surabaya, maupun semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Kami juga bersinergi dengan kepolisian, Dewan Pendidikan, Badan Narkotika Nasional dan LSM tentang bagaimana menangani anak-anak," kata Risma.

Risma mencontohkan, pemkot melalui Dinas P5A mempunyai Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di gedung Siola. Di Puspaga, warga Surabaya bisa melakukan konsultasi seputar masalah keluarga hingga konsultasi bagi pasangan yang akan menikah.

Kemudian Dinas Sosial memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengajak anak-anak putus sekolah agar kembali bersekolah.

Dinas Kesehatan pun ikut dilibatkan sebagai pengawas jentik yang terbukti ikut menurunkan angka penyakit demam berdarah di Surabaya. Pemkot juga mendorong anak-anak muda untuk aktif di Karang Taruna. Kini ada 770 personel Karang Taruna di 154 kelurahan.

"Di kampung-kampung juga ada area publik yang bisa digunakan anak-anak untuk beraktivitas seperti menari, latihan musik, karawitan dan bela diri," jelas Risma.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga memiliki 1.400 taman bacaan masyarakat yang berkontribusi dalam menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Surabaya hingga 80,38.

Ada juga Rumah Bahasa dan Rumah Matematika. Pemkot juga telah mengubah kawasan bekas lokalisasi menjadi lingkungan yang nyaman bagi anak-anak dengan membangun taman dan juga lapangan olahraga.

Pemkot juga mempunyai program internet sehat. Serta sekolah inklusi, bus sekolah, dan pembangunan gedung sekolah dilengkapi fasilitas olahraga. Selain itu inovasi Command Center di Siola yang bisa merespons cepat aduan masyarakat semisal anak hilang ataupun percobaan bunuh diri.

"Kami juga punya program Kampunge Arek Suroboyo. Antara lain ada kampung pendidikan, kampung aman, dan kampung asuh. Karena memang, anak tidak bisa hanya di sekolah. Anak-anak justru lebih banyak di rumah dan lingkungannya. Untuk itu, lingkungannya harus sehat, nyaman dan aman," kata Risma.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes M Iqbal yang ikut hadir mengatakan, berbagai upaya pemkot dalam mewujudkan kota layak anak diakui sangat meringankan tugas kepolisian.

"Kami men-support pemkot. Untuk itu, kami instruksikan ke jajaran agar menguatkan apa yang telah disampaikan Ibu Wali," ujar Iqbal.

Sementara Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Martadi menyampaikan terdapat tiga alasan yang membuat Surabaya unggul dalam penanganan masalah anak dibandingkan kota-kota lain.

Pertama, penanganan masalah anak dilakukan secara komprehensif. Kedua, sinergi yang bagus antar-SKPD.

"Ketiga yakni partisipasi masyarakat yang tinggi dan ada kesadaran kolektif. Ini kuncinya," kata Martadi.

Surabaya konsisten meraih penghargaan Kota Layak Anak. Dari mulai kategori tingkat Madya hingga Nindya. Untuk kategori Nindya, di Indonesia ada tiga kota yakni Surabaya, Denpasar dan Solo.

(adv/adv)
Berita Terkait