Mengintip Syuting Sejarah Jamu Tolak Angin Sido Muncul di Yogya

Mengintip Syuting Sejarah Jamu Tolak Angin Sido Muncul di Yogya

Advertorial - detikNews
Rabu, 31 Mei 2017 00:00 WIB
Foto: Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat dilokasi syuting/Bagus Kurniawan-detikcom
Yogyakarta -

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melakukan syuting sejarah Jamu Tolak Angin di kawasan cagar budaya/heritage di Kotagede Yogyakarta, Sabtu (27/5/2017). Lokasi pengambilan gambar berada di salah satu kampung di Desa Jagalan, Kecamatan Bangun tapan, tepatnya sebelah barat sekitar 200 meter dari kompleks makam Kotagede.

Rumah kuno atau bangunan heritage yang digunakan untuk pengambilan gambar itu milik keluarga Bambang. Warga sekitar menyebutnya Bambang Kutut, karena dia dulu senang memelihara burung perkutut.

Rumah tersebut adalah rumah kuno buatan Belanda yang dibangun sekitar tahun 1930. Bangunan tembok masih asli, bahkan kusen dan jendela juga masih asli dengan kayu jati yang besar-besar. Demikian pula dengan lantainya. Secara keseluruhan hampir semuanya masih asli, tidak ada perubahan.

Di samping rumah yang merupakan jalan kampung itu digunakan sebagai lokasi syuting saat peresmian pabrik Djamu Sido Muntjul tahun 1951. Sementara di depan salah satu ruangan dalam rumah digunakan untuk pengambilan gambar saat berjualan jamu serbuk.

Dan beberapa ruangan lain digunakan untuk pengambilan gambar saat proses pembuatan atau meramu jamu. Berbagai rempah-rempah yang sudah dikeringkan seperti jahe, adas, kayu ules, daun mint, dan daun cengkeh diletakkan dalam wadah-wadah yang siap diracik. Aroma rempah-rempah pun tercium di tempat itu.

Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat di sela-sela pengambilan gambar mengatakan bahwa dipilihnya rumah di Kotagede sebagai tempat syuting, karena bangunannya hampir sama dengan rumah neneknya dulu saat mengawali usaha jamu di Yogyakarta pada tahun 1940.

"Rumah ini persis seperti rumah nenek saya di kampung Ketandan di sebelah utara Pasar Beringharjo Yogyakarta. Kalau ambil gambar di sana sekarang terlalu ramai dan bising," ungkap Irwan.

Mengintip Syuting Sejarah Jamu Tolak Angin Sido Muncul di YogyaFoto: Kemasan jamu Tolak Angin tempo dulu/Bagus Kurniawan-detikcom
Dia memaparkan usaha neneknya itu diawalli pada tahun 1940-an dengan berjualan jamu godokan atau rebusan di Yogyakarta. Irwan lahir di Yogyakarta tahun 1947, dua tahun kemudian tahun 1949, keluarga berpindah ke Semarang. Dan pada tahun 1951 kemudian mendirikan pabrik jamu Sido Muntjul yang berarti Impian yang Terwujud.

"Sebelum tahun 1951 masih jamu godokan, setelah tahun 1951 menjadi jamu serbuk," papar Irwan.

Menurut Irwan, pembuatan iklan ini merupakan rangkaian cerita sejarah panjang Jamu Tolak Angin. Formula dari neneknya Ny. Rakhmat Sulistio sampai sekarang tidak berubah. Neneknyalah yang membuat formulasi pertama resep jamu tersebut.

"Persis formulanya, tidak ada yang berubah. Keluarga yang pegang resep sampai sekarang tetap sama," katanya.

Dengan adanya iklan ini, masyarakat bisa melihat mengenai sejarah panjang Jamu Tolak Angin dan pabrik jamu Sido Muncul yang diawali dari industri rumahan dan bisa bertahan sampai sekarang menjadi perusahaan terbuka.

Mengintip Syuting Sejarah Jamu Tolak Angin Sido Muncul di YogyaFoto: Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat saat di sela-sela pengambilan gambar syuting Sejarah Jamu Tolak Angin Sido Muncul /Bagus Kurniawan-detikcom
"Tujuannya supaya masyarakat bisa mengerti sejarahnya dari tayangan iklan ini," katanya.

Dia menambahkan bahan-bahan pembuatan jamu adalah rempah-rempah dalam negeri yang ada di Indonesia. Selain itu tidak ada yang berubah soal resep dari dulu hingga sekarang.

"Dulu tahun 1940-an, adalah jamu dalam bentuk godokan, kemudian tahun 1951 mulai berbentuk serbuk dan pada tahun 1990-an dibuatlah produk jamu Tolak Angin Cair," katanya.

Irwan juga menunjukkan salah satu kemasan jamu serbuk Sido Muncul yang bergambar dirinya bersama neneknya Ibu Rakhmat Sulistio. Foto tersebut diambil di Yogyakarta di daerah Tugu Kulon, yang sekarang dikenal sebagai Jl Diponegoro.

Dia menambahkan iklan ini akan dibuat dalam dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tujuannya agar masyarakat dunia mengetahui bahwa di Indonesia itu ada produk kearifan lokal yakni jamu.

"Cita-cita saya, jamu Tolak Angin ini bisa dijual di banyak negara," katanya.

Mengintip Syuting Sejarah Jamu Tolak Angin Sido Muncul di YogyaFoto: Maria Hidayat diantara properti bahan-bahan jamu/Bagus Kurniawan-detikcom
Hal senada juga diungkapkan Maria Hidayat. Generasi keempat keluarga Sido Muncul ini mengungkapkan pembuatan iklan ini diharapkan menjadi sarana pembelajaran masyarakat.

Pesannya bahwa produk jamu Tolak Angin tidak berubah sejak generasi pertama hingga sekarang ini. Resep yang diwariskan keluarga juga tidak berubah.

"Kami akan terus berinovasi dan iklan ini bertujuan agar orang tahu sejarah jamu Tolak Angin dari dulu hingga sekarang sudah teruji secara ilmiah hingga menjadi Obat Herbal Terstandar untuk masuk angin yang mendapat sertifikat OHT dari Badan POM RI pada tahun 2007," kata Ria panggilan akrabnya itu. (adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.