Operasi Tepat Pengangkatan Tumor

Operasi Tepat Pengangkatan Tumor

Advertorial - detikNews
Kamis, 06 Apr 2017 00:00 WIB
Jakarta -

Tumor merupakan jenis penyakit yang sudah tidak asing di telinga masyarakat. Namun ada satu jenis tumor yang masih awam didengar oleh masyarakat, yakni tumor yang berada di belakang saraf mata. Kebanyakan masyarakat masih minim informasi mengenai tumor yang tumbuh di belakang saraf mata, alhasil mereka terlambat menerima pengobatan. Transfenoidal atau operasi lewat lubang hidung adalah operasi khusus yang dlakukan untuk mengambil tumor yang berada di belakang saraf mata. Menurut Dr. dr. Julius July SpBS, MKes, IFAANS, Ahli Bedah Saraf Siloam Hospitals Lippo Village, edukasi mengenai operasi lewat lubang hidung masih diperlukan.

"Tumor yang akan diangkat berasal dari kelenjar kecil di dasar tengkorak. Sebenarnya, itu adalah kelenjar yang memicu pembentukan hormon. Mulai dari hormon seks, hormon menyusui, tiroid, dan lain-lain. Namun sering kali kelenjar itu menjadi tumor," sambungnya.

Meski demikian, tingkat kepedulian masyarakat masih rendah dan penyebab pasti timbulnya tumor pun masih belum diketahui. Beberapa faktor yang memiliki kemungkinan menyebabkan tumor bermula dari gaya hidup yang tidak sehat. Padahal jika tumor tidak segera diangkat, pasien dapat mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti lapang pandang sampai kebutaan. Ciri fisiknya bermula ketika satu mata tidak mampu terbuka lagi. Lalu, perlahan-lahan kedua mata mulai kehilangan fungsi optimalnya sebagai indera penglihatan.

Apabila keadaan demikian dibiarkan begitu saja, orang tersebut bisa mengalami kebutaan. Gejala inilah yang sangat umum dan banyak dikeluhkan oleh pasien. Hal itu pun disesalkan oleh Dr. dr. Julius July SpBS, MKes, IFAANS, ketika pasien baru melakukan konsultasi pada saat ukuran tumor yang sudah tumbuh besar. Dengan kondisi seperti ini, pandangan mata pun semakin gelap.

Salah satu penyebab terjadinya lapang pandang, yaitu adanya kelenjar yang berada tepat di bawah saraf mata. Saat tumor tumbuh membesar, saraf pun menjadi tertekan. Namun tidak hanya itu saja, gejala lainnya seperti gangguan hormon pun dapat muncul.

Setiap orang bisa mengalami gangguan hormon dengan jenis yang berbeda, misalnya hormon pertumbuhan. Memasuki usia tertentu, lempeng pertumbuhan sudah mulai tertutup sehingga seseorang tidak bisa bertambah tinggi.

Jika seseorang terus bertambah tinggi meski telah melampaui masa pertumbuhan maka ia mengalami gangguan yang disebut dengan gigantisme. Sementara Jika lempengan pertumbuhan tertutup pada masa akil balig, pertumbuhan seseorang bukan ke atas melainkan ke samping. Mulai dari hidung, lidah, jari kaki, dan jari tangan pun terus tumbuh membesar. Kondisi ini disebut dengan akromegali.

Para penderita akromegali sudah seharusnya diobati dengan cepat. Bila terlambat, produktivitas mereka selama hidup bisa jadi terhambat. Kualitas hidup mereka pun akan mengalami penurunan.

Ada pula kasus cushing disease di mana seseorang memiliki hormon kortisol berlebihan. Gejala utamanya, seseorang mengalami kenaikan berat badan, wajah tampak bulat (moon face), terjadi penumpukan lemak di antara leher dan bahu (buffalo hump), dan melemahnya struktur tulang.

"Gangguan hormon yang berlebihan cenderung bisa dideteksi lebih awal. Akan tetapi, gangguan penglihatan memang lebih banyak dialami akibat tumor yang berasal dari kelenjar kecil di dasar tengkorak. Oleh karena itu, operasi pengangkatan tumor perlu dilakukan, terutama dengan tindakan operasi lewat lubang hidung," tutur Dr. dr. Julius July SpBS, MKes, IFAANS.

Operasi Tepat Pengangkatan Tumor


Aman dan Nyaman

Banyak masyarakat masih mengkhawatirkan operasi lewat lubang hidung. Berbeda dengan metode konvensional yang sudah diaplikasikan puluhan tahun lamanya, operasi lewat lubang hidung sudah tidak menjadi sesuatu yang menyeramkan. Neuroendoskopi telah diaplikasikan Siloam Hospitals sejak tahun 2007.

Tumor di belakang saraf mata akan diangkat dengan alat berukuran 4 mm yang dimasukkan ke rongga hidung dengan menggunakan alat kecil tambahan. Endoskopi memudahkan tim medis untuk melihat hal yang sedang dikerjakan, seolah-olah operasi dilakukan di depan matanya.

Dibandingkan operasi konvensional yang memakan waktu lebih lama sekitar 3-4 jam, operasi ini membutuhkan waktu sekitar 90 menit. Selain itu, perbedaan yang paling jelas dapat dilihat dari kondisi pasien pascaoperasi. Dengan operasi konvensional, dibutuhkan waktu tiga hingga tujuh hari untuk memulihkan kondisi pasien. Sementara pasien yang melakukan endoskopi, hampir tidak merasakan sakit. Pada hari kedua, pasien juga diperbolehkan untuk pulang.

Siloam Hospitals Lippo Village juga telah memanfaatkan endoskopi dan sejak tahun 2007, sudah ada sekitar 450 pasien yang telah menjalani operasi lewat lubang hidung dengan endoskopi. Pada umumnya, pasien yang menjalani tindakan ini berusia 20–50 tahun. Berkat ditangani dengan tim medis yang berkompeten di Siloam Hospitals, pasien tetap merasa nyaman saat menjalani operasi.

Upaya penanganan tidak berhenti pada saat operasi selesai. "Setelah menjalani operasi, dokter tetap menindaklanjuti kondisi pasien. Untuk operasi ini, kami tidak menyentuh otak sama sekali karena kelenjarnya berada di bawah otak. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir. Cukup aman," jelas Dr. dr. Julius July SpBS, MKes, IFAANS.

Jadi sebelum kondisi penglihatan benar-benar memburuk, masyarakat dianjurkan langsung berkonsultasi dengan dokter mata atau dokter saraf. Hubungi juga doker ahli hormon apabila mengalami gangguan hormon. Selanjutnya, pasien akan dirujuk melakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat tumor. Pasien juga diharuskan untuk menjalani pemeriksaan darah dan hormon sesuai dengan gejala-gejala yang dirasakannya.

Setelah operasi, tim medis akan menawarkan foto ulang atau menunggu waktu tiga bulan untuk merekam kondisi terkini pasiennya. Setahun kemudian, hasil operasi pun akan kembali difoto karena biasanya kondisi berangsur normal.

Namun jika tanda-tanda tumor akan tumbuh, pasien akan diberikan pengobatan dengan radiasi. Penanganan bisa saja berbeda, apabila tumor tumbuh di pembuluh darah. Tidak akan dilakukan upaya pengangkatan apabila ukuran tumornya sudah membesar karena bisa mengakibatkan kematian.

Jenis tumor seperti itu akan diatasi dengan metode penyinaran. Dengan penyinaran, pertumbuhan tumor pun akan terhambat. Sama halnya dengan operasi lewat lubang hidung, jika ditangani secara tepat, operasi tidak perlu dicemaskan lagi.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.