Pacu Infrastruktur Indonesia, Concrete Show Digelar

Pacu Infrastruktur Indonesia, Concrete Show Digelar

Advertorial - detikNews
Selasa, 13 Sep 2016 00:00 WIB
Pacu Infrastruktur Indonesia, Concrete Show Digelar
Foto: adv
Jakarta -

Rendahnya kualitas infrastruktur di Indonesia, menjadi tantangan besar dalam percepatan pembangunan. Berdasarkan data Global Rangking Logistic Performance Index (LPI) dari World Bank tahun 2016, indeks kualitas infrastruktur Indonesia berada di peringkat 63, mengalami penurunan peringkat dibandingkan tahun 2014 yang berada di peringkat 53, masih di bawah Singapura yang LPI-nya 5, Malaysia (32), Thailand (45). Di ASEAN, peringkat Indonesia hanya lebih tinggi dari negara Vietnam (64), Filipina (71), Kamboja (73), Myanmar (113) dan Laos (152).

"Rendahnya indeks infrastruktur ini berdampak pada tingginya biaya logistik yang bermuara pada ekonomi biaya tinggi dan mahalnya biaya barang dan jasa. Untuk itu, peningkatan teknologi konstruksi harus terus dikembangkan agar percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat tercapai," kata Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia, Christopher Eve dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Menyikapi kondisi tersebut, Christoper mengatakan pihaknya kembali menyelenggarakan pameran serta konferensi industri beton dan konstruksi terkemuka se-Asia Tenggara, Concrete Show South East Asia (SEA) 2016 di Indonesia pada 14-16 September 2016 di International Expo (JIExpo), Kemayoran.

"Pameran ini akan menghadirkan berbagai macam produk, jasa dan teknologi beton dan konstruksi, seperti concrete mixer, batching plant, mesin bata ringan, dan teknologi besi beton. Pameran ini, juga diharapkan dapat menjadi sarana meningkatkan kemampuan dan kualitas bangunan dimana semua pemain utama global di industri ini berkumpul dan berinteraksi," kata Christopher.

Pameran merupakan platform yang tepat bagi para pemain di industri beton dan konstruksi, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara untuk memperluas jaringan dan mengembangkan bisnisnya. Selain itu, diharapkan membawa solusi untuk mendukung rencana program pemerintah dalam peningkatan percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia.

"Pemerintah Indonesia, masih terus fokus pada pembangunan sektor konstruksi dan infrastruktur sebagai salah satu faktor penting untuk mendorong perekonomian nasional. Percepatan pembangunan infrastruktur, akan mempercepat jalannya tingkat pertumbuhan perekonomian nasional," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan, Balai Struktur dan Konstruksi Bangunan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera), Ferri Eka Putra mengatakan Infrastruktur merupakan salah satu yang paling kuat dalam menopang perekonomian. "Melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik (infrastruktur) dapat meningkatkan sektor ekonomi lainnya," jelas dia.

Kempupera terus berupaya mendorong pemangku kepentingan untuk memfokuskan pada peningkatan riset dan pengembangan teknologi konstruksi agar dapat mempercepat pembangunan infrastruktur. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu dengan menetapkan 30 proyek infrastruktur sebagai proyek prioritas periode 2016-2019.

"Para pelaku industri, melalui asosiasi yang terkait, diharapkan juga terus meningkatkan keahlian teknis, dan terus mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas kerjanya. Dengan demikian, tidak saja Indonesia mampu bersaing lebih baik dengan negara-negara ASEAN, tetapi di dalam negeri pun mampu menghasilkan proyek-proyek berkualitas yang dapat membantu membangun negeri ini," tambahnya.

Demi menyukseskan acara ini maka ralali.com juga ikut serta berpartisipasi sebagai official parner dalam pameran Concrete Show 2016. Sebagai bisnis dengan konsep B2B Marketplace, Ralali.com menjadi perantara bagi vendor dan juga pembeli dengan mengandalkan teknologi yang lengkap dan mudah. Ralali.com ingin mengubah cara transaksi konvensional menjadi lebih modern melalui teknologi yang ditawarkan. Meskipun lebih fokus ke sektor B2B, namun Ralali.com tidak meninggalkan sektor B2C (Business to Consumer).

(adv/adv)
Berita Terkait