Ini Cerita Seru di Balik Lahirnya Motor Super Sport Honda CBR

Ini Cerita Seru di Balik Lahirnya Motor Super Sport Honda CBR

Advertorial - detikNews
Jumat, 01 Jul 2016 00:00 WIB
Foto: adv
Jakarta -

Generasi pertama motor super sport Honda CBR lahir tahun 1992 atas dasar keinginan untuk melakukan sesuatu yang berani. Tim pengembang ingin membuat sebuah motor yang dapat mengungguli RVF750 namun berdesain ringan dan sederhana. Dari situlah lahir CBR900RR, sebuah motor super sport yang melawan arus.

Sepanjang 20 tahun perjalanan Honda CBR (1992 – 2012), ada lima filosofi besar yang diusung oleh Honda.

Filosofi #1: "Challenging the Supremacy of Engine Power"

Motor super sport kala itu biasanya diproduksi sebagai replika motor balap berkelas 750cc atau motor sport touring berkelas 1000cc. Honda justru memproduksi sebuah motor berkelas 900cc yang sungguh tidak biasa. Saat diluncurkan, sebuah kategori motor baru telah lahir.

Segalanya didesain sesederhana mungkin sehingga kita bisa melihat langsung ke dalam rangkanya. Penutup mesin dibuat sangat tipis. Desain yang kokoh dan ringan mematahkan pemikiran konvensional mengenai desain sepeda motor saat itu.

Dengan tenaganya yang besar, CBR900RR pun disambut baik oleh peminat motor super sport di seluruh dunia. Di Eropa, motor ini dijual dengan nama FireBlade karena afiliasi AHM di Eropa tidak ingin mempromosikan angka "900". Padahal para pengendara sangat menikmatinya.

Filosofi #2: "Lightweight Design That Transcends the Spec Sheet"

Ini dia filosofi Honda dalam mendefinisikan pengalaman berkendara yang ringan. Honda percaya, berkendara ringan itu dirasakan. Bukan ditunjukkan melalui spesifikasi yang tertulis di katalog.

Pada CBR900RR generasi ketiga, knalpot terbuat dari stainless steel dan pompa bensin dibuang. Tindakan ini mengurangi berat 1 kg. Pada generasi keempat, tim pengembangan mendesain ulang 80% bagian motor dan berhasil mengurangi berat 3 kg.

Pada generasi kelima CBR900RR, tim pengembang berhasil membuat motor yang lebih ringan 15 kg dibanding generasi pertama. Honda menggunakan bahan titanium ringan pada knalpot dan pipa pembuangan. Di generasi ini juga Honda memperkenalkan struktur baru yaitu frame pivotless dimana bagian lengan ayun terpisah dari rangka utama.

Lengan ayun dipasang di bagian poros bak mesin, sehingga rangka utama tidak berporos. Struktur ini membuat bagian belakang motor lebih bebas dalam bergerak sekaligus meningkatkan kestabilan. Tanpa terlalu mengokohkan rangka motor. Sebab rangka yang terlalu kokoh membuat motor sulit dikendarai.

Filosofi #3: "Racing Technologies Prove Their Value on Street"

Tahun 2004 merupakan momen perubahan besar bagi seri CBR. Kejuaraan Dunia Superbike mengubah peraturannya. Mereka mengizinkan mesin 4 silinder dan 1000cc displacement. Walhasil Honda memutuskan untuk merubah dasar sepeda motornya jadi superbike.

Generasi ketujuh jadi seri CBR pertama yang dirancang dengan unsur balap di dalamnya. Tantangan bagi para insinyur adalah menciptakan hardware yang ramah di jalan tapi juga kompetitif jika di lingkungan balap.

Di saat bersamaan, motor balap Honda 4-stroke 900 cc, RC211V menyapu bersih MotoGP. Teknologi RC211V pun dijadikan sebagai acuan tim pengembang untuk menciptakan CBR1000RR sebagai motor yang bisa sukses di sirkuit maupun jalanan.

Filosofi #4: "Still Shining Bright – the Origins of the CBR Series"

Generasi kesembilan CBR1000RR yang dilahirkan tahun 2008 merupakan model yang ambisius. Berlawanan dengan tren gaya motor sport yang sangat agresif saat itu, CBR1000RR generasi kesembilan justru mengambil inspirasi dari bentuk CBR900RR yang terkonsentrasi.

Hal ini dilakukan tim pengembang untuk mewujudkan motor super sport dengan kontrol penuh seperti model generasi pertama. Generasi kesembilan ini mengusung teknologi terbaru sembari menghormati asal usul seri CBR. Sekali lagi, Honda melahirkan motor yang paling ringan dan compact di kelasnya.

Filosofi #5: "Beyond Ease of Handling Lies the Joy of Control"

Mulai dari tahun 1992 ketika generasi pertama CBR900RR lahir, hingga tahun 2012 ketika generasi keduabelas CBR1000RR teranyar diperkenalkan, banyak perubahan yang telah dibuat.

Selama 20 tahun, tim pengembang tidak hanya menambahkan teknologi terbaru. Tapi tim justru lebih fokus pada aspek kemudahan pengendalian. Ini dikarenakan Honda percaya bahwa pengendara tidak akan menikmati jika sepeda motor itu tidak mudah dikendalikan.

Motor-motor super sport pabrikan Honda tidak memiliki mesin dengan kapasitas tenaga berlimpah yang butuh usaha ekstra untuk mengendalikannya. Seri CBR Honda bukan mesin balap yang hanya bisa dipakai oleh segelintir orang. Seluruh generasi CBR sangat cocok untuk segala jenis pengendara.

Ingin tahu lebih jauh mengenai filosofi Honda CBR? Tim pengembang di tiap generasi dan mantan pembalap Honda Racing Corporation – Hikaru Miyagi berbagi kisah mereka. Simak selengkapnya di http://welovehonda.com/cbrseries/.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.