"Lama bekerja di Tokyo, sempat juga ditransfer ke Singapura. Akhirnya saya kembali ke Indonesia. Long working hours, a lot of numbers… No more banking," katanya. Sekembalinya ke Indonesia, alumni Niigata International University of Japan itu membuat program TV Kokoro no Moto.
Kecintaannya terhadap budaya Jepang memang banyak mempengaruhi pilihan hidup Andy. Termasuk saat ia memutuskan untuk mulai berbisnis Japanese cheesecake DORÉ by LeTAO. Tidak punya pengalaman bisnis sebelumnya, tidak ada latar belakang F&B, Andy hanya bermodal passion.
Semua berawal dari kecintaannya terhadap rasa cheesecake / double fromage LeTAO yang dicicipinya saat berkunjung ke kota Otaru – Hokkaido. Setelah berhasil meyakinkan owner LeTAO, Andy membuka outlet dan dapur pertama DORÉ by LeTAO di Jakarta.
"Kenapa kita pakai nama DORÉ? Karena kita produksinya tidak di Hokkaido. Kita tidak ingin membohongi konsumen. Untuk bahannya, tetap kita mencari yang terbaik. Kebanyakan masih harus diimpor dari luar negeri, terutama cream cheese dan keju," kata Andy.
Sejak masa riset hingga sekarang, berbagai kendala telah dihadapi oleh Andy. "Walau kita pakai bahan yang sama, cara pembuatannya sama dan chef dari Jepang, tapi hasilnya bisa berbeda karena faktor kelembaban udara," ungkap ayah tiga anak ini.
Kemudian saat tes pasar pertama kali, banyak orang Indonesia yang merasa cheesecake khas LeTAO ini kurang terasa kejunya. "Mereka expect ada rasa keju yang sangat kuat atau parutan keju yang berlimpah di atasnya. Makanya kita pakai nama fromage, meskipun sebenarnya sama saja," ujarnya.
Tidak ada pengalaman di bidang F&B, rekan bisnis yang masih sangat muda dan tidak ada pengalaman, membuat mereka sering melakukan kesalahan di tengah jalan. "Prediksi stok salah. Sedang ramai, kita malah kekurangan. Manajemen supplier, impor bahan baku juga sulit," sebut pria kelahiran tahun 1980 itu.
Tantangan lain yang harus dihadapi Andy adalah mengelola staf. Bagaimana memotivasi mereka, membuat mereka bangga kerja di DORÉ by LeTAO. Sebagai orang yang bertahun-tahun kerja sebagai karyawan profesional, inilah salah satu perbedaan yang paling kentara dirasakan Andy sejak menjadi pengusaha.
"Kalau dulu akhir bulan saya happy, sekarang saya pusing. Kedua, kalau dulu sudah ada target yang bisa diikuti. Kalau sekarang, tidak ada target. Kita harus disiplin sendiri. Kalau tidak rajin, ya tidak ada revenue. Ketiga, dulu saya yang dimotivasi atasan. Sekarang sebaliknya. Saya yang harus memotivasi karyawan," papar Andy.
![]() |
Untungnya, dalam mengelola keuangan perusahaan, ia mengaku tidak mengalami kesulitan. Untuk payroll karyawan dan rekening perusahaan, Andy mempercayakannya kepada BCA. Demikian juga untuk semua transaksi dengan supplier dan pembeli. Di setiap outlet DORÉ by LeTAO dapat dijumpai mesin EDC BCA.
Hubungan Andy dengan BCA sendiri berawal dari koneksi sang ibu, Henny. Sejak orangtuanya baru mulai usaha home industry sepatu di daerah Kota tahun 1974, mereka sudah menggunakan BCA. Bahkan menurut Henny, sejak ayahnya (kakek Andy) berdagang di Tanah Abang juga sudah memanfaatkan layanan BCA.
Berbagai layanan yang memudahkan pengelolaan bisnis digunakan Andy. Mulai dari KlikBCA Bisnis hingga untuk keuangan pribadi, juga menggunakan m-BCA. "Pelayanan BCA sangat bagus. Terutama di BCA Prioritas, saya tidak perlu antri. Cepat sekali. Totally puas," pungkas nasabah BCA Prioritas KCU Kedoya Permai tersebut. (adv/adv)