Cozora hadir dalam bentuk platform live broadcasting untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan ke segala penjuru Indonesia. Platform yang telah berdiri sejak awal 2016 ini memiliki metode pembelajaran layaknya Periscope atau Google Hangout. Pengguna tinggal membuka Cozora, membuat room, start broadcast, dan langsung bisa melakukan kegiatan belajar mengajar. Pengguna bisa menggunakan layanan chat untuk bertanya dan pengajar bisa mengunggah slide.
Konten yang disediakan Cozora berasal dari berbagai komunitas maupun perusahaan. Semua orang bisa memberikan presentasi terkait kegiatan belajar mengajar. Bidang yang disediakan Cozora pun bermacam-macam, seperti kesehatan, public speaking, motivasi, hingga start-up. Target yang dituju adalah mahasiswa dan pekerja-pekerja muda.
Riza Herzego selaku Co-founder dan Product Manager Cozora mengungkapkan bahwa Cozora lahir dari permasalahan yang terjadi di sekeliling. "Kami memang sudah lama menyukai duna pendidikan. Kami rasa ini adalah solusi dari hampir semua masalah yang ada di Indonesia. Mengapa pendidikan di negara kita tidak maju-maju? Akhirnya kami mencari solusi, yaitu dengan mencoba meningkatkan kualitas dan meningkatkan akses pendidikan ke semakin banyak orang," tukas Riza.
Cikal bakal Cozora juga terjadi karena melihat keadaan di dunia pendidikan di Indonesia. "Kami pernah mencoba metode tutor video online, tetapi belum berhasil. Mengapa? Motivasi orang untuk belajar masih kurang. Salahnya, kami ingin menggantikan guru. Dulu kami membuat online course, kami mencoba menggantikan guru dengan video atau dengan buku. Sebenarnya nggak bisa menggantikan guru karena orang Indonesia membutuhkan interaksi. Maka kami ganti konsepnya sekarang. Jadi ketimbang menggantikan guru, kami memfasilitasi guru supaya kalau gurunya lagi tidak bisa datang ke tempat muridnya, ke sekolah, atau muridnya di tempat yang jauh. Itu bisa menggunakan Cozora," ujar Riza.
Penentuan kurikulum yang disediakan Cozora berasal dari masing-masing organisasi. Sejauh ini, Cozora masih menggunakan sistem webinar, yaitu seminar dengan topik tertentu. Namun, kedepannya Cozora ingin merintis metode pembelajaran yang memiliki banyak sesi dan berkelanjutan.
Untuk ketersediaan kontennya pun, Cozora telah bekerjasama dengan beberapa organisasi yang memiliki sejarah yang bagus dan keahlian di bidang tertentu. "Dari situ, kami ingin memberikan contoh bahwa Cozora itu berkualitas kontennya. Semoga mengundang konten yang berkualitas juga dari yang lain," ungkap Riza.
Bakti BCA dan Code Margonda mengundang sejumlah entrepreneur muda yang telah sukses menuangkan ide kreatifnya dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat pada Rabu (4/5) di Menara BCA. Di antaranya ada Maulana Muhammad selaku Business Development dari RuangGuru.com dan Winastawan Gora Swajati selaku Director & Founder Kalase dan sharing startup baru, Cozora. Turut hadir dalam acara ini yaitu Inge Setiawati selaku Sekretaris Perusahaan BCA, Sapto Rachmadi selaku Head of CSR BCA, dan Tommy Herdiansyah selaku Founder Code Margonda.
Bakti BCA mendukung penuh seluruh kegiatan yang mendorong lahirnya pebisnis-pebisnis muda, termasuk yang menaruh perhatian pada perkembangan dunia pendidikan. Sudah saatnya generasi muda memberikan nilai tambah melalui usaha yang mereka rintis. Potensi generasi muda sangat besar untuk berkiprah di jalur wirausaha karena bertumpu pada kekuatan kreativitas dan inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
BCA Senantiasa di Sisi Anda (adv/adv)