Kalau di Bandung ada Amanda dengan brownies-nya, maka di Semarang ada Istana Brillian dengan Brillian super cake-nya. Adalah Nanda Djoenaedy, pria di balik kue dan bahan kue tersebut. Berangkat dari hobi sang istri yang gemar membuat kue, Nanda memulai usaha ini sejak 17 Juli 1979.
Pemicu lain Nanda memilih bisnis kue adalah karena pada tahun 1979 belum ada pengusaha yang menggeluti bisnis kue tart pengantin di Semarang. Di awal berdiri, toko kecil itu menggunakan nama Luciana Cake dengan modal sebesar Rp 1 juta - bantuan dari kakaknya. Nanda pun hanya dibantu dua karyawan untuk produksi dan kurir.
Nanda masih ingat, kalau sedang banyak pesanan, toko terpaksa harus tutup karena ukuran ruangan tidak besar. Bersama sang istri – Cynthia Margareta, Nanda terus melakukan inovasi resep dan ketahanan kue. Soal ketahanan, daya tahan kue Nanda bisa mencapai dua bulan setelah masuk uji laboratorium.
Nanda pun mendapat kepercayaan diri dan mendaftarkan produknya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM pun resmi menyatakan tak ada pengawet pada kue buatannya dan dinyatakan layak konsumsi hingga 63 hari.
Selama 10 tahun berdiri, Nanda merasa bisnis yang ia bangun tak berkembang. Ia pun melakukan manuver pada 1989 dengan melebarkan sayap di bisnis bahan kue. Usaha toko kue Nanda akhirnya berkembang menjadi distributor bahan kue, termasuk margarin merek Palmia dari Salim Group. Langkah Nanda terbukti jitu. Pada akhir 1990, bisnisnya melesat.
Pesanan margarin yang awalnya hanya 800 dus per bulan, berkembang menjadi 5.300 dus per bulan pada 1997. Ternyata, pesatnya kemajuan bisnis Nanda juga menjadi masa tersulitnya. Sebab, sebagai toko kue yang juga menjadi distributor Palmia di area Pekalongan hingga Salatiga, Nanda harus mengikuti peraturan Salim Group.
Sumber: http://smart-money.co/bisnis/istana-oleh-oleh-brillian-dibangun-dari-hobi-1 (adv/adv)