Bisnis asuransi jiwa memang termasuk rising star industry, bahkan di tengah perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015, asuransi masih tumbuh 16,7%. Tidak banyak industri yang bisa mempertahankan nilai pertumbuhan dua digit seperti itu.
Hal lain yang membuat pasar asuransi jiwa begitu potensial adalah besarnya protection gap. "Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih sangat rendah. Jumlah orang yang belum terlindungi asuransi jiwa (protection gap) masih sangat besar," kata Presiden Direktur BCA Life – Christine Setyabudhi.
Selain itu, jumlah emerging class atau golongan kelas menengah di Indonesia pun terus naik. Mereka memiliki kemampuan untuk membeli produk asuransi. Hal ini jadi salah satu daya tarik bagi pemain global. Dalam lima tahun terakhir, pemain besar asuransi jiwa Asia Pasifik menyerbu Indonesia dengan mengakuisisi beberapa perusahaan lokal.
Di tengah ramainya persaingan dengan pemain global dari Eropa maupun Asia Pasifik, bagaimana strategi BCA Life merebut pasar asuransi jiwa di Indonesia? Menurut Christine, di tiga tahun pertamanya BCA Life akan fokus bersinergi dengan BCA Group sebagai perusahaan induk.
"BCA Group memiliki sekitar 14 juta nasabah. BCA sendiri sebagai bank sudah memiliki 12 juta nasabah. Kalau mereka sudah mengerti produk – produk keuangan, tentunya mereka sudah siap untuk menerima penetrasi produk asuransi jiwa. Ini yang ingin kami fokuskan terlebih dahulu," jelas Christine.
Selain itu BCA juga memiliki banyak mitra bisnis potensial untuk kerja sama yang lebih luas, seperti merchant kartu kredit, Flazz, dan lain-lain. Fakta inilah yang membuat BCA Life percaya diri mencapai target premi dan nasabah dua kali lipat di akhir tahun 2016. Sebagai informasi, per Desember 2015, BCA Life memiliki 85.478 nasabah aktif dan jumlah premi lebih dari Rp110 miliar.
"Tahun 2015 merupakan tahun persiapan SDM, infrastruktur dan saluran distribusi. Sedangkan tahun 2016 merupakan tahun untuk deepening and expanding," jelas Christine mengenai road map BCA Life selama tiga tahun terakhir. Untuk memenuhi aspirasi nasabah yang terus berkembang, tahun ini BCA Life juga berencana meluncurkan 8 produk baru.
Jalur distribusi yang akan digarap oleh BCA Life antara lain bundle dengan produk bank, grup bisnis untuk karyawan, dan telemarketing. "Inilah yang akan menjadi fokus BCA Life selama tiga tahun ke depan," ujar Christine. BCA Life juga tidak melupakan aspek edukasi nasabah dalam menjalankan operasionalnya.
Hal ini bertujuan untuk membangun persepsi positif mengenai asuransi di masyarakat. Langkah awal yang dilakukan BCA Life untuk mengedukasi nasabah adalah menggandeng Halo BCA sebagai layanan customer service yang beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Salah satu pendekatan yang dilakukan BCA Life adalah welcome call.
Welcome call bertujuan untuk memastikan nasabah benar-benar mengerti mengenai produk yang akan dibelinya, agar nasabah mengerti manfaat dari perlindungan yang dibelinya.
"Response rate telemarketing nasabah luar kota lebih tinggi, tapi juga lebih tricky karena kemungkinan besar mereka sebenarnya belum mengerti produk kita. Welcome call bertujuan memvalidasi apakah nasabah sudah mengerti dan menyetujui produk yang ditawarkan," papar Christine.
Layanan BCA Life di Halo BCA merupakan komitmen BCA Life dalam memberikan customer service terbaik. "Informasi pengajuan klaim kini semudah menghubungi Halo BCA di 1500888," pungkas Christine.
Informasi lebih lanjut mengenai BCA Life dapat ditemukan di www.bcalife.co.id. (adv/adv)