Dari Dokter Jadi Pebisnis, Prof. Dr. dr. Maya Devita L. Tetap Emban Misi Mulia

Profil Nasabah Prioritas BCA

Dari Dokter Jadi Pebisnis, Prof. Dr. dr. Maya Devita L. Tetap Emban Misi Mulia

Advertorial - detikNews
Senin, 18 Jan 2016 00:00 WIB
Jakarta - Setiap orang diberikan talenta yang berbeda-beda oleh sang pencipta. Ada yang ahli di bidang akademis, ada juga yang ahli di bidang perdagangan. Bagi seorang dokter, jika diminta untuk berbisnis tentu tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan keahliannya bukan di bidang itu. Namun jika tidak dicoba, siapa yang tahu hasil akhirnya?

Sukses atau tidak, semuanya tergantung dari kemauan dan kerja keras. Inilah yang dapat kita jumpai dalam sosok Prof. Dr. dr. Maya Devita L., SpKK. FINS-DV, FAADV. Bertahun-tahun praktek di rumah sakit,  Prof. Maya mencoba merintis usaha pertamanya. Dia berani meninggalkan zona nyamannya dan meniti langkah di jalan yang benar-benar baru.

Bermodalkan tabungan dari hasil jerih payahnya bekerja, wanita kelahiran Medan ini akhirnya membuka klinik Fedora's House Skin Health Art pada tahun 2012. Klinik perawatan kulit dan tubuh ini tampak megah berdiri di Jalan Rajawali Selatan Raya No. 10, Jakarta Pusat.

"Dibandingkan di rumah sakit, saya dapat memberikan variasi layanan yang lebih banyak di klinik saya sendiri. Saya senang melakukan perawatan tubuh. Makanya saya membuka klinik yang memberikan pelayanan facial, hair dan body treatment," jelas Prof. Maya mengenai alasannya mendirikan Fedora's House.

Sebelumnya, wanita yang meraih gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor itu sempat membuka klinik di RS Mitra Kemayoran sejak tahun 2000. Namun layanan yang diberikan terbatas hanya facial atau hair treatment untuk pasien rumah sakit yang  dirawat, sehabis melahirkan atau setelah operasi.

Ibu dua anak itu mengakui, menjalankan bisnis tidak mudah tetapi ia mempunyai misi membantu orang untuk punya pekerjaan. Kebanyakan pegawai yang ia pekerjakan sudah berusia di atas rata-rata usia pegawai pada umumnya.

Bahkan ada yang sudah berusia 50 tahun masih ia terima bekerja asal punya skill, niat, dan itikad kerja yang baik. "Dengan bekerja, mereka bisa tetap aktif, dapat bersosialisasi. Harga diri mereka pun lebih terangkat bila dibandingkan hanya duduk diam di rumah," imbuhnya.

Meski jalan yang ditempuh masih panjang, namun Prof. Maya yakin sepanjang ia memberikan servis yang baik dan profesional pasti tetap akan ada pasien yang datang. "Promosi dari mulut ke mulut itu sangat powerful. Banyak pasien saya yang rela datang jauh-jauh dari luar kota, bahkan  bahkan luar negeri hanya untuk berobat," kata alumnus  Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara (S1) dan Universitas Diponegoro (S2) itu.

Dalam menjalankan bisnisnya,  Prof. Maya sangat mengandalkan BCA. "Saya dari dulu suka BCA.  Servisnya cepat," pujinya. Untuk membayar gaji para pegawai, nasabah Prioritas BCA KCP Rajawali ini menggunakan fasilitas KlikBCA. "Lebih mudah, aman, dan efisien bagi saya dan bagi pegawai. Selain lebih aman, mereka jadi bisa belajar mengatur pengeluaran mereka karena semua gaji mereka masuk ke rekening tabungan BCA," imbuh Prof. Maya.

Sehari-hari selain praktek di Fedora's House, Prof. Maya juga  praktek di RS Mitra Kemayoran dan RS Royal Taruma. Kesibukan bekerja tidak membuat Prof. Maya lupa untuk membagikan ilmunya dengan menjadi tenaga  pengajar bagi mahasiswa kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Prof. Maya mengajar di RSPAD Gatot Subroto sebagai teaching hospital untukbeberapa Fakultas Kedokteran (FK)seperti FK UPN Veteran, FK UPH, dan FK Ukrida.
(ad/ad)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.