Benny Judihardjo, Memimpin Ateja dengan Prinsip Kekeluargaan

Benny Judihardjo, Memimpin Ateja dengan Prinsip Kekeluargaan

Advertorial - detikNews
Senin, 07 Des 2015 00:00 WIB
Foto: adv
Jakarta - Siapa sangka di balik kulit jok mobil berkualitas yang sering Anda duduki, ada hasil karya asli anak bangsa yang berperan di belakangnya. Dia adalah Ateja, perusahaan manufaktur technical textile ternama yang berpusat di kabupaten Bandung Barat. Selain untuk jok otomotif, Ateja juga memproduksi berbagai jenis tekstil industri dan rumah.

Total ada delapan kategori produk yang dihasilkan oleh Ateja yakni: home furnishing, outdoor fabric, sunscreen, curtain & vitrage, transportation interior, office & contract, mattress ticking dan membrane fabric. Hasil karya Ateja bisa dirasakan di bangku-bangku ruang tunggu bandara Changi Singapura, dinding kedap suara di bioskop-bioskop dan masih banyak lagi.

Produk-produk Ateja sudah diekspor ke 68 negara, termasuk ke Tiongkok yang merupakan kompetitor. Ini lantaran kualitasnya yang luar biasa tinggi dan branding Ateja yang sudah melekat kuat di benak para pemilik usaha. Produk Ateja seperti membrane fabric juga sangat laris khususnya di negara-negara Timur Tengah dan Australia.

Ateja pertama kali didirikan pada tahun 1974 oleh tiga bersaudara yaitu Subianto Tjandra, Agus Surjadi Tjandra dan Kurniadi Muljana Tjandra. Dari yang tadinya hanya mempekerjakan 50 karyawan, kini Ateja memiliki sekitar 2.800 karyawan. Luas pabriknya pun terus bertambah menjadi tujuh pabrik dengan total luas area558.500 m2.

Kini tampuk kepemimpinan Ateja berada di tangan generasi kedua – Benny Judihardjo yang memegang posisi sebagai salah satu Direktur PT Ateja Tritunggal, serta generasi kedua lainnya yaitu Arifin Tjandra.

Sang istri, Ratna Kurniati Tjandra merupakan putri sulung dari Subianto Tjandra. Menurut Benny, Ateja menerapkan sistem yang disebut family office dalam menjalankan operasionalnya.

"Kami ingin seperti perusahaan keluarga Eropa yang bisa bertahan hingga 100 tahun dan salah satu hal yang membuat Ateja bisa bertahan sedemikian lama adalah kekeluargaan. Bukan hanya terhadap anggota keluarga, tapi seluruh karyawan dan staf kami anggap sebagai keluarga," jelas ayah dua anak itu.

Dalam menjalankan bisnis keluarga, tentunya ada tantangan tersendiri bagi Benny sebagai generasi kedua. "Konflik pasti ada. Hanya bagaimana kita menyelesaikannya. Kita bisa jalan sedemikian lama karena adanya kesamaan visi yang membuat kita kompak. Generasi pertama selalu mengajarkan bersyukur, targetnya tidak hanya berorientasi ke uang saja," lanjut Benny.

Pria kelahiran Bandung, 6 Mei 1967 ini pun lebih lanjut mengungkapkan rahasia kesuksesan Ateja. "Perusahaan asli Indonesia umumnya tidak punya brand dan R&D (research & development) karena mahal. Tapi sejak awal Ateja sudah punya divisi R & D untuk menciptakan produk-produk yang berteknologi tinggi."

"Technical textile itu berbeda dengan tekstil biasa. Harus lebih kuat, canggih dan butuh spesifikasi khusus. Ada yang anti api, anti panas matahari, anti bau, anti jamur, anti debu. Itu semua bisa diciptakan dari mana? Semuanya dari R & D," papar Benny. Saat ini Ateja memiliki sekitar 100 anggota tim R&D dan mayoritas merupakan putra daerah.

Untuk selalu menghasilkan produk terbaik yang kompetitif di pasar global, Ateja selalu melakukan regenerasi mesin-mesin yang digunakannya. Sejauh ini Ateja masih menggunakan mesin-mesin dari Jerman. Tentunya biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan mesin-mesin baru itu tidak sedikit. Maka Ateja sangat mengandalkan bank untuk pembiayaannya.

Sejak awal merintis bisnis, Ateja memang sudah menjalin hubungan yang baik dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). "Semua layanan BCA kita manfaatkan. Mulai dari LC sampai KKB. Bank yang paling solid sama kita ya BCA. Mau apa-apa, geraknya lebih cepat karena BCA sudah solid dan memiliki sistem yang sangat baik," puji nasabah Prioritas BCA itu seraya menutup perbincangan.

BCA Senantiasa di Sisi Anda (adv/adv)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.