Setiap manusia pasti punya mimpi, tapi tidak semua orang berani mengejar impiannya tersebut. Seperti perkataan seorang novelis ternama dari Brasil, Paulo Coelho, takut gagal dalam hidup membuat impian sulit tercapai. Memang, mengejar mimpi perlu niat, strategi dan usaha.
Tak sedikit orang yang harus melewati perjuangan hebat untuk menggapai impian mereka. Meski terkadang harus banyak berkorban mereka tetap menjalaninya. Kisah perjuangan dan pengorbanan mereka demi menggapai mimpi besarnya dituangkan lewat blog I Love Life yang dipersembahkan oleh Astra Life.
Beragam kisah dituangkan mulai dari perjuangan orang biasa hingga kisah pesohor yang kembali mengejar impian masa kecilnya. Perjuangan mereka adalah pesan agar setiap orang tetap berani bermimpi dan mewujudkannya. Berikut cuplikan cerita mereka:
1. Marzuki Kill The DJ, Tinggalkan Popularitas Demi Misi Mulia di Kampung Halaman
Ketika banyak orang mengejar popularitas dan uang, Mohammad Marzuki alias Marzuki Kill The DJ justru bergelut dalam aktivitas sosial. Sukses di mancanegara justru membawa pikiran pria yang tidak sempat menyelesaikan pendidikan Madrasah Aliyah-nya ini pulang ke kampung halamannya yaitu Klaten. Dia memutuskan untuk mengembangkan pertanian di sana.
Dia membentuk Serikat Petani Muda untuk menciptakan generasi petani baru yang mandiri. Tahun depan pencipta lagu 'Jogja Istimewa' ini punya target untuk membangun pusat studi pertanian desa yang khusus mempelajari pertanian terintegrasi. Pusat studi tersebut diharapkan membantu petani agar panen setiap hari dan mampu menjual hasil produksinya secara mandiri.
2. Martunis, dari Tsunami Aceh Sampai di Sporting Lisbon
Sebelas tahun lalu, Martunis terkatung-katung di perairan Aceh akibat tsunami. Dia bertahan hidup hanya dengan makanan dan minuman yang ikut tersapu gelombang. Tiga minggu kemudian, 15 Januari 2005, Martunis ditemukan dalam keadaan selamat.
Pakaian jersey tim nasional Portugal bernomor punggung 10 yang dipakainya saat tersapu tsunami masih melekat di tubuhnya. Pakaian tersebut menyedot perhatian media internasional dan akhirnya menggerakkan hari pemain sepakbola asal Portugal, Christiano Ronaldo yang akhirnya mengangkatnya sebagai anak.
Martunis pun terus berlatih dan belajar sepakbola di Social Sport School, Real Madrid Foundation Aceh. Pada 1 Juli 2015, akademi klub sepakbola ternama di Eropa, Sporting Lisbon, memperkenalkan Martunis secara resmi ke publik Portugal. Istimewanya Ronaldo juga pertama kali meniti karirnya di klub tersebut. Tidak hanya itu, Martunis juga menggunakan nomor punggung yang sama dengan Ronaldo saat di akademi, yaitu 28.
3. Saat Para GoJek Srikandi Bertarung di Jalanan Jakarta
Banyak pemesan aplikasi ojek online GoJek yang memandang sebelah saat para GoJek srikandi bertarung di jalanan Jakarta. Namun, Hasanah membuktikan bahwa perempuan juga mampu menjadi pengemudi GoJek yang baik. Sejak menjadi pengemudi GoJek pada Juni 2015, belum ada satu keluhan pun dari para pengguna jasanya, termasuk para lelaki.
Hasanah membuktikan, para srikandi juga mampu bertarung secara kompetitif. Ibu dua anak ini berhasil meraih penghasilan hingga Rp 15 juta rupiah di bulan pertama bergabung dengan GoJek. Bulankedua, ia bahkan bisa menggandakan pendapatannya. Kisah serupa juga dialami srikandi Gojek lainnya, Ajeng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Natasia Christy Wahyuni adalah seorang jurnalis namun kemudian memilih untuk menjadi kurir ASI bagi bayi-bayi berusia satu bulan yang ditinggalkan oleh ibu mereka untuk selamanya. Natasia mencoba menyambung kasih lewat donor ASI. Sembari mengantar ASI, Natasia memberi edukasi mengenai pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak, hingga cara menyimpan dan menyajikan ASI. Meskipun banyak hal yang harus dikerjakan, Natasia tidak merasa lelah. Ia punya semangat kuat untuk terus membantu bayi-bayi tersebut.
5. Dua Ransel, Bahagia dengan Hidup Berkeliling Dunia
Β Β Kisah berjudul Dua Ransel, Bahagia dengan Hidup Berkeliling Dunia menceritakan tentang Dina Rosita dan suaminya Ryan Koudy yang hidup di Kanada. Sibuk dengan karir masing-masing kualitas hubungan pernikahan mereka mulai terganggu. Keduanya jarang bertemu. Dina, lahir di Surabaya dan menempuh pendidikan Teknik Kimia di InstitutTeknologi Bandung. Ia lebih banyak menghabiskan hari di laboratorium. Sementara sang suami yang berkebangsaan Kanada bekerja di perusahaan perangkat lunak.
Merindukan kebersamaan seperti saat masih pacaran, Dina dan Ryan memutuskan berlibur panjang, tapi hanya dengan membawa dua ransel dan pakaian yang melekat di tubuh. April 2009, mereka meninggalkan apartemen sewaan dan membagi-bagikan sebagian besar barang-barang kepada orang lain. Mereka meninggalkan kota tempat tinggal dan bergabung dengan komunitas backpacker dunia. Hingga kini, mereka sudah singgah di 45 negara.
6. Komunitas Astra Runners, Berlari Sambil Beramal
Saat pertama kali menggagas komunitas lari Astra Runners pada November 2013, Sylivia Hermawan tidak punya harapan yang muluk-muluk. Ia hanya ingin mencari teman untuk jogging bersama. "Kalau berlari dengan sesama penggemar lari kan lebih kuat semangatnya karena ada perasaan senasib," ujarnya.
Dua tahun berselang, ternyata Sylvia tak Cuma beroleh kebahagiaan karena rekan larinya bertambah banyak. Bukan hanya jadi tempat berkumpul karyawan Astra Group yang gemar lari, Astra Runners jadi wadah untuk membantu sesama. Pada pesta perayaan ulang tahun pertama pada 2014, Astra Runners menggelar lomba marathon.
Kisah Sylvia dan Astra Runners ini dapat dibaca di cerita berjudul Komunitas Astra Runners, Berlari Sambil Beramal. Sebanyak 50% biaya pendaftaran pelari saat itu disumbangkan ke yayasan anak terlantar. "Makanya, kami menyebut ini sebagai charity run. We run, we care, we share," kata Sylvia.
Kisah Marzuki Kill The DJ, Martunis, Hasanah, Dina, dan Sylvia seperti menegaskan pernyataan Coelho dalam salah satu novelnya,"Saat kamu menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta akan bersatu membantumu meraihnya." Lalu, bagaimana dengan Anda? (sfq/sfq)