William Massie adalah pendiri Massindo Group β perusahaan di balik merek-merek spring bed ternama di Indonesia seperti Comforta, Spring Air, Therapedic, dan Protect-A-Bed. Massindo Group sendiri pertama kali didirikan tahun 1983 di Manado. Kemudian, tampuk kepemimpinan diserahkan kepada Jeffri pada tahun 2005.
Sebagai Presiden Direktur Massindo Group, Jeffri berhasil membawa perusahaan keluarganya terbang semakin tinggi menjadi kerajaan bisnis spring bed di Indonesia. Saat ini, Massindo Group memiliki kurang lebih 1.800 karyawan, 21 cabang di Indonesia dan 1 cabang di Singapura. Cabang tersebut meliputi pabrik dan gudang distribusi.
Kesuksesan Jeffri memimpin Massindo Group tak terlepas dari pengalaman di lapangan yang sudah dialaminya sejak kecil. Massindo Group didirikan ketika ia berusia 8 tahun. Otomatis, Jeffri menyaksikan sendiri bagaimana usaha sang ayah itu dirintis dari nol hingga semakin besar.
Umur 13 tahun, Jeffri mulai kerja menjaga showroom sang ayah sepulang sekolah. Di situ ia belajar cara melayani tamu, berjualan, menyusun furniture, mengatur delivery, membuat laporan keuangan, dan lain lain. Masih lekat di ingatannya, saat itu, ia digaji Rp 50.000 per bulan untuk uang jajan.
Begitu memasuki jenjang SMA, Jeffri pun masih bekerja untuk sang ayah. "Kalau anak-anak lain main game dan jalan-jalan, saat liburan panjang saya kerja di pabrik," kenang pria kelahiran Jakarta, 40 tahun silam ini. Kemudian Jeffri menempuh pendidikan ke luar negeri, tepatnya di The Ohio State University.
Namun, saat liburan panjang musim panas, Jeffri selalu pulang ke Indonesia untuk bekerja di pabrik sang ayah. Bahkan pernah ia diminta sang ayah untuk menunda masa studinya selama 6 bulan untuk fokus membantu bisnis. "Saat itu perusahaan sedang ekspansi. Jadi saya dimintai bantuan untuk mengerjakan proyek-proyek pengembangan perusahaan," jelasnya.
Tak heran, begitu ia lulus kuliah dan menyandang gelar Bachelor of Science in Business Administration, pengalamannya di dunia bisnis sudah cukup banyak. Namun baru setahun menjalani bisnis, ia sudah diuji oleh krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Berbagai masalah seperti kebakaran yang menimpa pabrik Massindo di daerah-daerah juga pernah ia rasakan.Β![]() |
Menurut Jeffri, kiat sukses menjalani bisnis keluarga dari generasi ke generasi adalah kesamaan ideologi dengan pendiri. "Pak William memiliki ideologi tentang integritas. Kita harus konsisten terhadap apa yang kita, pikirkan, bicarakan dan lakukan. Jika perusahaan sudah punya integritas yang tinggi, karyawannya kompak, umur perusahaan pun jadi lama," papar ayah 3 anak itu.
Perjalanan Massindo Group sebagai raksasa bisnis spring bed di Indonesia pun tak dapat dilepaskan dari peran perbankan. Untuk memudahkan transaksi keuangan di kantor pusat, pabrik dan antar diler, Jeffri mempercayakan seluruhnya pada BCA. "Menurut saya, kalau berbisnis di Indonesia harus menjadi nasabah BCA karena mayoritas transaksi merupakan transaksi antar rekening BCA. Baik dari supplier, diler maupun konsumen, transfer dilakukan melalui BCA," ujarnya.![]() |
Jeffri telah menjadi nasabah BCA Prioritas KCU Bekasi sejak awal tahun 2000-an. Selama belasan tahun, dia merasakan sendiri kualitas layanan yang diberikan oleh BCA. "Menurut saya, BCA Prioritas sudah menerapkan prinsip-prinsip layanan nasabah yang terbaik di bidang perbankan. Bahkan mungkin lebih baik dibandingkan yang diterapkan bank-bank di luar negeri. Begitu detil dan konsisten. Semua cabang BCA Prioritas menerapkan kualitas layanan yang sama. Itu satu hal yang sangat excellent bagi saya," pungkas Jeffri.
BCA Senantiasa di Sisi Anda (adv/adv)