Posisinya sebagai penerus tidak membuatnya tinggi hati. Sebagai langkah awal ia rela belajar dari nol, membaur dengan karyawan untuk menerima masukan dari mereka dan memikirkan inovasi untuk memajukan perusahaan. “Menurut saya ini adalah langkah yang penting untuk masuk ke perusahaan. Meski nantinya akan meneruskan usaha ini, ketika saya gabung saya tetap orang baru,” ujarnya.
Pembenahan Gudang Hingga Pemasaran
Meski hingga saat ini ayahnya masih memegang kendali utama perusahaan, langkahnya masuk ke PT. Cahaya Kharisma Plasindo tidaklah mudah. Saat pertama kali diminta membantu dalam perusahaan, sang ayah menempatkan gadis berusia 27 tahun ini sebagai kepala gudang. Saat itu perusahaan masih dikelola secara konvensional. Catatan stok dan bahan baku tidak terperinci dan tercampur satu sama lain.
Berbekal ilmu bisnis yang diperolehnya semasa berkuliah di Melbourne, ia berusaha memperbaiki dan merapikan sistem dalam perusahaan. Tetapi sayang langkahnya ini tidak disambut positif oleh para karyawan yang sudah terbiasa dengan sistem lama yang tidak praktis. Namun ia percaya dengan ketekunan dan kesabaran ia akan mampu membuat perubahan positif dalam perusahaan.
“Saya berusaha memahami masalah-masalah mereka dalam bekerja. Lalu malah belajar dari mereka. Dengan cara ini saya bisa memperoleh cukup informasi atau ide-ide untuk berinovasi dan menciptakan solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan usaha ini. Agar nantinya bergerak ke arah lebih baik,” ujar gadis berambut panjang ini disertai senyum.
Kerja keras dan ketekunan tersebut berbuah hasil yang manis. Ia berhasil mengubah sistem gudang menjadi lebih efektif dan efisien. Para karyawan pun mulai mempercayai kemampuannya dan menaruh rasa segan padanya. Kerjasama yang baik terjalin sehingga suasana kerja menjadi lebih menyenangkan dan kompak.
Tetapi Sindra tidak berhenti sampai di situ. Setelah membenahi sistem stok dan gudang ia mulai mempelajari bidang baru yaitu pemasara yang menjadi ujung tombak perusahaan ini. Langkah ini dilakukannya agar PT. Cahaya Kharisma Plasindo dapat memenangkan persaingan usaha yang begitu ketat.
“Saya berusaha belajar berkomunikasi dengan pelanggan secara interaktif. Saya datangi satu-satu pelanggan kami untuk mengetahui kebutuhan pasar. Mulai dari jenis, jumlah hingga tren yang disukai saat ini. Cara ini juga akan membangun brand image sehingga kami semakin dikenal,” terangnya.
Mengingat konsumen adalah segala-galanya, Sindra pun terus mempertahankan keunggulan plastik kemasan yang diproduksi. Plastik-plastik tersebut tetap menggunakan bahan berkualitas jenis PP, PE dan HD yang berstandar food grade.
Benar saja, langkah-langkah tersebut membuahkan hasil dan menjadikan produksi plastik kemasan mereka semakin menguasai pasar. Bukan hanya di Solo, produk plastik kemasan PT. Cahaya Kharisma Plastindo kini dikenal hingga seluruh Indonesia.
Semua kerja keras itu dapat berhasil berkat bantuan sang ayah yang selalu mendengarkan saran darinya dan kedua adiknya. Vebriany dan Hendrix saat ini juga diminta untuk membantu pekerjaan di perusahaan. “Adik saya Vebriany lulusan sekolah desain di Singapura, tugasnya dalam perusahaan adalah membuat desain produk sehingga kami punya ciri khas. Sedangkan Hendrix yang lulusan Australia, sekarang menangani urusan sumber daya manusia,” ujarnya.
Sementara untuk urusan keuangan, perusahaan ini mempercayakannya pada BCA. Salah satu alasan BCA dipilih adalah karena sebagian besar pelanggannya adalah nasabah bank swasta ini. “Rekening BCA sepertinya wajib ya dimiliki oleh setiap pebisnis karena banyak sekali rekan bisnis yang menggunakan BCA. Selain itu layanannya cukup sigap dan inovatif sesuai dengan karakter perusahaan kami,” tutupnya.
BCA Senantiasa di Sisi Anda (adv/adv)