Presiden Jokowi Resmikan Terminal Teluk Lamong dan APBS

Presiden Jokowi Resmikan Terminal Teluk Lamong dan APBS

Advertorial - detikNews
Selasa, 26 Mei 2015 00:00 WIB
Surabaya - Terminal pelabuhan tercanggih dan ramah lingkungan pertama di Indonesia akhirnya diresmikan oleh Presiden RI – Joko Widodo. Setelah uji coba selama 6 bulan, Terminal Teluk Lamong yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Perak – Surabaya diresmikan pada Jumat (22/5) lalu. Presiden Jokowi meresmikan Terminal Teluk Lamong bersama Gubernur Jawa Timur – Soekarwo, Menteri BUMN – Rini Soemarno dan Direktur Utama Pelindo III – Djarwo Surjanto.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan pelabuhan yang berada di perbatasan Surabaya dan Gresik itu merupakan bagian dari rencana untuk mewujudkan tol laut. Apalagi setelah dilakukan Revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), kapal berukuran raksasa bisa masuk ke Terminal Teluk Lamong.

"Jadi kita akan membangun sistem terintegrasi mulai dari Pelabuhan Belawan, Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak (Terminal Teluk Lamong) hingga Makassar yang ground breaking-nya hari ini serta Sorong yang ground breaking-nya Agustus atau September,'" kata Jokowi.

Presiden berpesan pengembangan pelabuhan juga harus memikirkan kebutuhan di tahun-tahun mendatang. Oleh karenanya, pengembangan pelabuhan sebaiknya seluas ratusan hektar bukan puluhan hektar.

"Membangun pelabuhan jangan 10-20 hektar, tapi sekaligus 300 hektar atau lebih dan ada kawasan industri di dalamnya," tambahnya.

Selepas menandatangani prasasti peresmian, Presiden Jokowi melakukan peninjauan ke control room. Jokowi menyaksikan langsung sistem otomatis yang digunakan di Terminal Teluk Lamong. Operator alat tinggal menggerakkan joy stick untuk menggerakkan peralatan bongkar muat kontainer. ''Pengoperasian bongkar muat dilakukan secara semiotomatis. Ini untuk keamanan mengingat di lapangan truk dan crane hilir mudik. Agar tidak terjadi kecelakaan,'' jelas Dirut Pelindo III Djarwo Surjanto. 

Terminal Teluk Lamong memang dirancang sebagai terminal petikemas yang canggih. Untuk memindahkan petikemas, tidak lagi menggunakan Rubber Tyred Gantry (RTG) seperti di Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Tanjung Priok. Melainkan alat bernama Automatic Stacking Crane (ASC) yang terhubung dengan Terminal Operating System (TOS) sehingga memudahkan identifikasi status dan informasi isi petikemas bersangkutan.

Manfaat penggunaan teknologi canggih tersebut adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja di pelabuhan. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan oleh kapal yang merapat baik untuk muat atau bongkar muatan tidak terlalu lama. Alhasil, waiting time atau waktu tunggu kapal yang hendak merapat dapat dipangkas.

Selain meresmikan Terminal Teluk Lamong, Presiden Jokowi juga meresmikan Revitalisasi Alur Barat Surabaya (APBS) dalam satu rangkaian acara. Alur ini merupakan akses masuk maupun keluar Pelabuhan Tanjung Perak. Sebelum direvitalisasi, APBS memiliki kedalaman minus 9,5 meter low water spring (LWS) dan lebar 100 meter. Pasca direvitalisasi, APBS memiliki kedalaman minus 13 meter LWS dan lebar 150 meter.

"Keberadaan alur pelayaran yang dalam dan lebar sangat penting, semakin dalam semakin besar kapal dan muatan yang dapat diangkut oleh kapal. Dengan demikian freight cost dapat ditekan, dan akhirnya berpengaruh pada harga jual barang," kata Jokowi.

Semangat PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) untuk membangun Terminal Teluk Lamong dan merevitaliasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) semata-mata untuk meningkatkan daya saing logistik nasional. Keberadaan fasilitas pelabuhan yang memadai akan membawa Indonesia bersaing dengan negara-negara besar di dunia. Sebagai negara kepulauan, sudah selayaknya Indonesia mengambil peran dalam dunia perdagangan internasional. Kejayaan yang pernah diukir oleh Majapahit akan terulang kembali melalui kebangkitan maritim Indonesia yang dimulai dari Pelabuhan Tanjung Perak-Surabaya.

(Advertorial/Advertorial)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads