Manly, dari Malang Siap Menembus Pasar Asia Pasifik

Jakarta -

Apakah Anda familiar dengan merek Manly? Ya, merek pakaian pria ini telah menjadi salah satu brand yang banyak diminati di Indonesia. Produk Manly berawal dari industri pakaian rumahan yang dibesut oleh Lioe Kiat Tjoeng tahun 1958 di Jalan Talun, Malang.

Awalnya, industri ini memproduksi pakaian anak-anak, celana panjang, kemeja pria dewasa. Pada 1980-an, perusahaan ini kemudian secara khusus memproduksi kemeja pria dengan merek Manly.

Pada tahun 1990-an, brand Manly mulai memasuki berbagai department stores, seperti Matahari Dept Store. Tahun 2007, produk Manly hadir dengan identitas baru serta proses produksi plus operasional yang lebih sistematis di bawah manajemen PT Prime Line International (PLI).

Keberhasilan Manly tidak terlepas dari sosok Zakaria Wirahadi Kusumah, CEO PT Prime Line International (PLI). Sebelum terjun dalam bisnis keluarga yang dirintis oleh sang ayah ini, Zakaria yang merupakan lulusan dari sebuah universitas di Australia ini sempat bekerja di bank swasta di Australia. “Saya butuh waktu sekitar 8 tahun untuk merestrukturisasi PLI,” ujar pria yag akrab dipanggi Zack itu.

Bagi pria kelahiran 1978 ini, tidak mudah meneruskan usaha ayahnya. "Ketika saya mulai bergabung di perusahaan, kondisinya tidak sebaik sekarang. Banyak perubahan yang harus saya buat mulai dari merestrukturisasi sistem manajemennya, lalu struktur organisasi, sistem IT yang dulunya manual sekarang lebih ke data oriented,” jelasnya.

“Kami berupaya tetap kuat, sehingga mampu come back dan memenangkan customer-customer yang tadinya hilang," imbuhnya sembari tersenyum. Bahkan, jumlah karyawan terus bertambah dan kini mencapai 150 orang.

Keberhasilan Zack meneruskan bisnis PLI, khususnya merek Manly tak luput dari jasa PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang setia melayani urusan perbankan PLI. Menurut Zack, fasilitas yang diberikan BCA sangat memudahkan setiap transaksi yang ia lakukan, terutama untuk keperluan perusahaan.

"Menurut saya, BCA adalah leading banking di Indonesia. Layanan internet banking BCA membuat kami semakin lincah berbisnis. Jadi kita tidak perlu hadir di kantor untuk melakukan transaksi-transaksi yang dilakukan. Jika kita berada di luar negeri, selama kita membawa token dan ada akses internet, saya rasa itu memudahkan sekali," ujar Zack tentang keunggulan layanan BCA.
 
Zack juga aktif di kegiatan Komunitas YES yang disponsori BCA. Dia mengatakan, “Komunitas YES Malang bagus sekali sebagai wadah berbagai macam usaha. Beraneka ragam pengusaha berkumpul untuk berbagi atau sharing mengenai ilmu dan kendala – kendala yang dihadapi di bisnis. Ada sekitar 70 perusahaan yang bergabung di komunitas ini dan mungkin akan terus meningkat.”
 
BCA Senantiasa di Sisi Anda

(adv/adv)