Ketut Wiranantaja : Saya Ingin Ada Kipas di Setiap Tas Wanita

Komunitas Pengusaha BCA - Bali

Ketut Wiranantaja : Saya Ingin Ada Kipas di Setiap Tas Wanita

- detikNews
Jumat, 31 Okt 2014 00:00 WIB
Jakarta -

Nama Ketut Wiranantaja atau akrab disapa Wira (60) memang tidak terpisahkan dari kipas. Kipas ber-merk Wiracana hasil besutannya kini tak hanya dikenal luas di tanah air serta mancanegara, tapi juga di kalangan fashionista dunia. Sukses yang digenggamnya bukan diperoleh dalam waktu singkat, perlu waktu 25 tahun hingga Wiracana menjadi brand kerajinan kipas yang fenomenal.Toh setelah Wiracana punya “nama”, Wira masih mempunyai mimpi suatu saat benda yang kerap digunakan kaum wanita untuk mengusir rasa gerah itu ada di setiap tas wanita.

Terjun di bisnis yang belum banyak pemainnya bukan berarti jalan menuju sukses terbuka lebar. Perlu kerja ekstra keras untuk memulai dan mengembangkannya, seperti diakui Wira. “Kita tidak berbudaya membawa kipas, dan ini merupakan tantangan”, ujar ayah tiga putera itu saat ditemui di workshopnya di Gang Merpati Jalan Raya Sesetan, Denpasar.

Perjalanan bisnis Wira boleh dibilang unik dan penuh perjuangan berat. “Kami tujuh bersaudara, berasal dari keluarga kurang mampu. Untuk membantu ekonomi keluarga, sejak kelas 3 SD, saat jam istirahat anak-anak lain keluar main, saya jualan asongan kacang goreng atau makanan kecil lainnya buatan ibu,” kenang Wira. Kondisi terus berlanjut saat Wira tamat SMEA. “Saya kuliah di Akademi Pariwisata Bali supaya cepat bekerja. Apalagi saat itu wisata Bali mulai booming. Saya nyambi jadi guide,” kisahnya. Tamat kuliah pada 1974, Wira memutuskan merantau ke negeri orang. Sempat bekerja sebagai tukang kebun di Australia dan menjadi “cabin boy” di sebuah kapal pesiar berbendera Australia, Wira berlayar dari Australia, Singapura hingga Hong Kong dan berbagai negara lain. Tak kenal lelah, pekerjaan apapun rela dilakoninya asalkan halal demi bisa menyekolahkan adik-adiknya dan meningkatkan taraf hidup keluarganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fokus pada Bisnis Kipas
Berbekal tabungan selama 3 tahun bekerja di kapal pesiar, Ketut Wiranantaja akhirnya memutuskan pulang ke tanah kelahirannya, Bali untuk mencoba berbisnis.

Mulai dari kontraktor, garmen, jual beli kendaraan hingga reseller produk kerajinan dicobanya, hingga akhirnya Wira menjatuhkan pilihan pada kipas, sesuatu yang nyaris tak dipikirkan oleh orang lain. Pada era 1970 an pengrajin kipas home industry memang banyak terdapat di Sesetan terutama di Sesetan Tengah. "Di Sesetan Kaja pengrajin kipas hanya ayah saya. Bakat seni ini memang mengalir pada saya. Tidak banyak pengrajin kipas yang melihat peluang seperti yang saya lihat 25 tahun silam," jelas pria kelahiran 1954 yang serius mempelajari sejarah dan pembuatan kipas hingga ke Eropa, Spanyol dan Kyoto, Jepang ini.

Wira pun fokus pada bisnis kipas yang berorientasi ekspor. Artinya, selain bernilai seni tinggi, kipas buatannya pun dituntut berkualitas. Namun ketiadaan mesin khusus pembuat kipas dirasakan menghambat laju bisnis Wira yang harus memenuhi pesanan dari Paris, London, Brisbane, Florida, Tokyo, Italia dan Spanyol. Selain jumlah produksinya sangat terbatas, Wira merasa mutu kipas yang dihasilkan belum memuaskan.

Berkat ketrampilan dan kreativitas Wira, pada tahun 1992 terciptalah alat bantu, mesin khusus yang mampu menghasilkan karya seni bermutu dalam waktu singkat. Tapi masih ada tantangan lain. Bahan baku kayu yang khusus didatangkan dari luar Pulau Bali untuk kerangka kipas saat proses penggergajian juga tidak bisa menghasilkan ketebalan yang sama. Akhirnya, tahun 2008 Wira berhasil mengadopsi fungsi mesin laser yang menambah perbendaharaan alat bantu khusus, sehingga produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan.

Lepas dari satu tantangan, masih menunggu tantangan lainnya. Biaya pengadaan “mesin khusus” tersebut tidak mungkin dipenuhinya sendiri. Namun ternyata tidak mudah bagi Wira untuk mendapatkan bantuan dana segar. Di saat nyaris putus asa, Wira bertemu dengan BCA pada tahun 2012 yang bersedia membantunya dengan suntikan dana. “BCA menjadi penyelamat saya. Saya merasa teduh, saya bisa bernaung, bisa bicara dari hati ke hati. Ada rasa disitu. Cara-cara BCA sangat manusiawi. Tidak ada gap, semua nasabah sama, saya diberlakukan sebagai partner padahal saya berhutang ke BCA”, papar Wira. Kini bukan hanya modal usaha, EDC BCA juga tersedia untuk memperlancar transaksi di gallery Wiracana yang ditata sendiri oleh Wira dengan artistik.

Dengan alat bantu tersebut, dari semula 20 kipas, kini jumlah produksi Wiracana melonjak hingga 1.750 kipas kayu dan 750 kipas kain per hari yang sebagian besar diserap oleh pasar luar negeri.

Perancang busana dari tanah air, Anne Avantie, Iwan Tirta, Ramlie, Samuel Wattimena, bahkan perancang busana ternama dunia seperti Louis Vuitton pun memesan produk Wiracana. Bahkan penyanyi tenar dunia Anggun C. Casmi yang juga kolektor kipas dengan senang hati menjadi ambassador kipas berlogo huruf “W” yang seperti tangan menggenggam kipas itu.

Kini kipas yang dibuat dari sebuah gang kecil di Sesetan, Denpasar, itu tak sebatas menjadi suvenir perkawinan saja. Hampir semua hotel bintang lima di Bali menjadikannya sebagai suvenir wajib bagi para tamu mereka.

Kipas yang kerap mendapatkan penghargaan karya seni dari dalam dan luar negeri itu juga bukan hanya menjadi koleksi kaum sosialita, tapi juga terpajang di Museum Kipas London, menjadi koleksi para kolektor kipas dunia, hingga menjadi suvenir berbagai event berkelas dunia seperti, Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), event World Trade Organization (WTO) hingga pemilihan Miss World 2013 di Bali Oktober lalu.

Kakek tiga cucu yang selalu menekankan karyawannya untuk “bekerja dengan hati” ini juga sudah melibatkan tiga puteranya dalam pengelolaan bisnis kipas Wiracana. Si sulung membantu memasarkan produk, putra kedua mengembangkan website sedangkan si bungsu turut mengelola sumber daya manusia. Bersama tiga putranya impian Wira untuk menjadikan kipas sebagai benda wajib yang ada di setiap tas wanita rasanya sudah hampir mendekati kenyataan.

BCA Terdaftar dan Diawasi OJK.

BCA Senantiasa di Sisi Anda.

(adv/adv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads