BCA Dukung Kearifan Lokal Kalimantan Timur Melalui Upacara Hudo' Kawit

BCA Dukung Kearifan Lokal Kalimantan Timur Melalui Upacara Hudo' Kawit

- detikNews
Senin, 16 Des 2013 01:00 WIB
Jakarta - Prosesi upacara adat suku asli Indonesia memiliki pesona tersendiri yang dapat memikat wisatawan lokal maupun mancanegara dengan kearifannya. Salah satu upacara adat tersebut adalah Hudo’ Kawit, sebuah ritual pemanggilan roh yang berkaitan dengan proses penanaman padi di suatu wilayah. Hudo’ Kawit digelar agar padi yang ditanam tumbuh subur dan membawa berkah.

Sub-suku Dayak di Ulu Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Barat biasa melakukan ritual ini untuk menyambut musim tanam padi. Hudo’ Kawit juga kerap dilakukan saat penyambutan pejabat penting dan berbagai kegiatan besar lainnya. Upacara ini diikuti oleh puluhan hudo’ atau pria Dayak yang mengenakan kostum dari daun pisang dan daun pandan.

Para hudo’ memakai aksesoris kepala yang terbuat dari kayu berhiaskan manik-manik, gigi babi dan bulu burung enggang. Tidak hanya diikuti para pria, puluhan wanita Dayak juga turut serta dan melakukan tarian pemanggilan roh. Apabila padi sudah ditanam, suku Dayak akan kembali melakukan ritual yang dikenal dengan sebutan Tarian Paleo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto Tarian Paleo juga sempat muncul di kalender BCA 2013 yang bertema “Kerjasama di Berbagai Daerah” pada bulan Juli 2013. BCA memang berkomitmen untuk terus melestarikan budaya lokal melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dengan turut berpartisipasi dalam upacara adat Hudo’ Kawit.

“Upacara adat seperti ini jika tidak dilestarikan dengan menyebarluaskannya pada seluruh masyarakat Indonesia maka akan tergerus dengan sendirinya dan hilang tak berbekas sehingga generasi yang akan datang tidak lagi akan mengenal adat budayanya. Oleh karena itu, BCA tak henti untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya seperti ini,” kata Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati.

Di tahun 2013, upacara Hudo’ Kawit kembali diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober, 3 November dan 6 November di kota Samarinda. Khusus pada tanggal 3 November, Hudo’ Kawit muncul dalam Festival Mahakam. Apabila selama ini upacara adat hanya dipandang sebelah mata dan terkadang dinilai membosankan, maka dalam kesempatan ini masyarakat dapat menyadari betapa pentingnya sebuah upacara adat dalam tataran kearifan budaya lokal.

Banyak pesan penting dan penyampaian doa pada Tuhan yang terkandung di dalam sebuah upacara adat. Tidak hanya itu, upacara adat juga mampu menjadi sebuah kekayaan tak ternilai bagi tanah air karena merupakan sebuah hal unik yang tidak bisa didapati di negara lain. “Dukungan kami terhadap perkembangan budaya Indonesia khususnya wayang akan terus kami lakukan. Ini merupakan bagian dari kegiatan sosial Bakti BCA dalam bidang budaya,” pungkas Inge.

BCA Senantiasa di Sisi Anda

(adv/adv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads