"Berarti sebentar lagi akan ada satu daerah yang akan melewati masa ketertinggalannya. Hamparan jagung mulai dari ujung kabupaten ini, menjanjikan untuk daerah ini maju," kata Menteri PDT, saat melakukan panen raya Jagung di Desa Taropo, Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Rabu (20/3) lalu.
Menteri menambahkan, ada kemajuan yang pesat selama 3 tahun terakhir daerah ini. Pada tahun 2010, menteri Helmy yang berkunjung ke Dompu melihat banyak lahan tidur. Saat itu, ia berpikiran bahwa Dompu akan sangat sulit keluar dari daerah tertinggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir tidak percaya, tanah yang subur namun dibiarkan terlantar, kini bisa menjadi daerah penghasil jagung. Kita akan upayakan membangunkan Embung untuk menampung air hutan, sehingga bisa ditanami jagung 2 kali setahun," kata Menteri.
Namun sayangnya, peningkatan komoditi unggulan daerah ini tidak ditangani sampai ke hilir. Kedepan, ia akan mengajak investor nasional untuk bisa menggarap potensi daerah ini.
Sementara itu, Bupati Dompu, H Bambang M Yasin mengatakan terjadi peningkatan antusias petani di daerah ini, untuk melakukan penanaman jagung. Pada tahun 2011 dari 10 ribu hektar yang ditargetkan, mampu terealisasi mencapai 25 ribu hektar. Begitu juga tahun 2012, dari 27 ribu hektar terealisasi seluas 31 ribu hektar. Namun, pada tahun 2013 ini kondisinya tidak sesuai target karena harga jagung anjlok.
"Tapi saat ini, jagung kita akan dihargai sebesar Rp.2.000 per kilonya. Itu harga minimal, ketika harga jagung dipasaran nasional anjlok di bawah Rp2.000," katanya.
Bekerja sama dengan PT Sarotama, Jakarta, Pemkab Dompu melakukan penandatanganan MoU untuk membeli jagung Dompu, minimal Rp2.000 / kg nya. Dengan kerja sama ini. Diharapkan animo petani untuk menanam jagung kembali tumbuh.
Dijelaskan, akibat peningkatan komoditi unggulan ini angka kemiskinan di Kabupaten Dompu, bisa turunkan hingga 18 persen dari 21 persen pada tahun 2010.


(adv/adv)