Bila dilihat dari bahasa corat-coret itu, tentu pelakunya bukanlah sekelas anak SMU. Pasalnya, kata-kata yang tertuang, terlihat sosok yang paham betul soal politik. Contohnya sebuah tulisan "AM FCK", "Abolish State". Tentu kalimat-kalimat ini tak muncul dari pelaku kriminal biasa.
Ironisnya lagi, pelaku perusakan itu juga berlangsung kilat. Mahfuddin, seorang tim sukses AM, tegas mengatakan spanduk itu dipasang malam tadi (19/05) lalu. "Tapi siang ini sudah dirusak," tukasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, dimata Indra Sahnun Lubis, Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI), pelaku perusakan spanduk itu tak bisa dibiarkan begitu saja. "Polisi harus menangkap pelakunya, karena itu sudah tergolong penghinaan dan merusak fasilitas umum," tegas pengacara yang membawahi 20.000 advokat se-Indonesia itu.
Bila menelisik kebelakang, upaya penggagalan terhadap AM menuju PD-1 ini bukan kali ini saja.ย Sejak AM mendeklarasikan diri, 28 Maret 2010 lalu, memang aroma pihak luar yang ingin menjegal AM sudah terasa. Kejadian 24 April 2010 dalam sebuah seminar politik di bilangan Cikini, Jakarta, tentu tak bisa dilupakan begitu saja. Saat itu, sekelompok orang menggelar diskusi, gambar wajah AM dijadikan keset kaki. Setiap peserta seminar yang datang, otomatis menginjak-injak foto itu. Mirisnya lagi, wajah AM dalam sebuah foto terlihat ditombak.
Panangian Simanungkalit, koordinator infokom tim sukses AM, "Sejak awal kami yang dilanda kampanye hitam, apa kami teriak-teriak," katanya.
SBY sendiri, sejatinya sudah mengetahui hal ini. Dia pernah mengirimkan surat ke Ketua DPP PD, Hadi Utomo, dua pekan lalu. Dalam suratnya itu, SBY merasa prihatin atas apa yang dialami AM. "โฆSaya sudah cukup tua dan dapat mengetahui bahwa ada politik kasar, politik tidak ksatria, dan politik pura-pura. Saya tidak muda lagi untuk mengetahui jika ada yang berbohong terhadap saya. Saya pun memiliki intelijen yang relative lengkap dan akurat. Jangan main-main! Saya tidak rela kader PD, siapapun, ulangi, siapapun mendapat perlakuan kasar seperti itu. Kebetulan yang diserang dan perlakuan kasar dan yang menjadi korban adalah saudara Andi Mallarangeng. Namun siapapun termasuk saudara Anas Urbaningrum, saya juga tidak rela jika mendapatkan perlakuan kasar dan jauh dari moralitas dan garis politik partai kita seperti iniโฆ.", begitu petikan surat SBY.(irw) (adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini