Prabowo mengatakan banyak pihak telah melupakan makna filosofi ke-'Bhinneka Tunggal Ika'-an, yang menunjukkan betapa beragam dan majemuknya bangsa serta rakyat Indonesia. Kemajemukan dan keanekaragaman inilah yang sejak awal menjadi modal Indonesia untuk membentuk dan menjadi sebuah bangsa dan negara yang besar.
"Ayah saya dari Jawa Tengah, ibu dari Sulawesi Utara, dan sekarang saya hadir di Medan untuk diterima dalam keluarga besar Lumban Tobing. Semua itu mengingatkan saya kembali pada betapa indahnya menjadi anak bangsa Indonesia," ujar Prabowo saat memberikan sambutannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan pernah melupakan soal ke-'Bhinneka Tunggal Ika'-an kita, itu sebagai karakter bangsa kita, yang memungkinkan kita bisa hidup rukun, mesra, dan harmonis untuk saling mendukung dan saling mengasihi. Semua itu adalah kekuatan kita," ujar Prabowo.
Prosesi pemberian marga Lumban Tobing itu digelar secara simbolis kepada Prabowo dan adiknya Hasyim Djojohadikusumo, diawali dengan permintaan keduanya agar diterima dalam keluarga besar tersebut.
Permintaan itu diterima dan kemudian dilanjutkan dengan upacara adat Batak berupa penyerahan kepala dan ekor kerbau, juga seekor ikan mas berukuran besar. Setelah itu, keduanya diberi kain ulos dari keluarga besar Lumban Tobing dan perwakilan 29 marga se-Sumatera Utara. Setelah itu, mereka disambut dengan tarian Tortor dari seluruh warga Batak. Upacara dipimpin sesepuh marga Lumban Tobing, Tongam Lumban Tobing. (adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini