Dunia Hari Ini: PM Jepang Bentuk Satgas untuk Nilai Kerusakan Gempa Terbaru

Dunia Hari Ini: PM Jepang Bentuk Satgas untuk Nilai Kerusakan Gempa Terbaru

ABC Australia - detikNews
Selasa, 09 Des 2025 18:37 WIB
Dunia Hari Ini: PM Jepang Bentuk Satgas untuk Nilai Kerusakan Gempa Terbaru
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun dicabut beberapa jam setelah gempa. (AP: Eugene Hoshiko)
Jakarta -

Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang merangkum berita-berita terkini dalam 24 jam terakhir.

Kita awali edisi Selasa, 9 Desember 2025 dari perkembangan gempa di Jepang.

Jepang diguncang gempa

Gempa berkekuatan 7,6 pada skala Richter melanda Jepang utara pada Senin malam, melukai lebih dari 20 orang dan sempat memicu tsunami setinggi 70 sentimeter di wilayah pesisir Pasifik, menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reuters melaporkan bahwa sekitar 90.000 orang diperintahkan untuk mengungsi, sebelum Jepang mencabut semua peringatan tsunami beberapa jam setelah gempa.

"Saya belum pernah mengalami guncangan sebesar ini," kata pemilik toko swalayan, Nobuo Yamada, di kota Hachinohe kepada kantor berita NHK.

ADVERTISEMENT

Sementara itu Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengatakan pemerintahnya sudah membentuk satuan tugas darurat untuk segera menilai tingkat kerusakan akibat gempa.

"Kami mengutamakan nyawa orang-orang dan melakukan segala yang kami bisa," ujarnya.

Bentrokan baru antara Thailand dan Kamboja

Pertempuran kembali terjadi di perbatasan Thailand dan Kamboja, setelah kedua belah pihak saling tuduh melanggar perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani setelah perang lima hari pada bulan Juli lalu.

Menurut militer Thailand, mereka melancarkan serangan udara setelah seorang tentara Thailand tewas dan empat lainnya luka-luka dalam bentrokan di provinsi paling timur, Ubon Ratchathani.

Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra mengatakan sejak pertempuran dimulai, empat warga sipil Kamboja tewas dan sembilan lainnya luka-luka.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, Maly Socheata, menyerukan komunitas internasional untuk "mengecam pelanggaran deklarasi bersama perjanjian damai antara Kamboja dan Thailand" dalam konferensi pers, Senin (08/12) kemarin.

Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan negaranya "tidak pernah ingin melihat kekerasan", tetapi pemerintah tidak akan menoleransi pelanggaran kedaulatannya.

Satu dari bayi kembar siam meninggal setelah upaya pemisahan

Para ahli bedah di Sydney berupaya memisahkan bayi kembar siam yang langka, yang diterbangkan dari Papua Nugini, tapi hanya satu bayi laki-laki yang selamat.

Tom dan Sawong, yang berusia hampir dua bulan, menjalani operasi selama tujuh jam di Rumah Sakit Anak Sydney pada hari Minggu (07/12) lalu.

Tom meninggal beberapa menit setelah operasi, menurut pilot Jurgen Ruh, yang sedang bersama orang tua bayi kembar dan pertama kali membantu membawa bayi-bayi itu ke Port Moresby dari pedalaman Papua Nugini untuk dirawat.

Kepada wartawan, Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, mengatakan pemerintahannya sudah memberikan "jaminan kalau tagihan medis" akan ditanggung.

"Berdasarkan jaminan kami, [pemerintah Australia] dapat memfasilitasi pemindahan cepat ke rumah sakit," katanya.

Kebocoran air di museum Louvre

Kebocoran air ditemukan di museum Louvre akhir November lalu dan diperkirakan berdampak pada "antara 300 dan 400 karya," kata Wakil Administrator Museum, Francis Steinbock.

Koleksi yang terdampak termasuk "jurnal egyptology" dan "dokumentasi ilmiah" yang digunakan oleh para peneliti Mesir.

Barang-barang yang rusak berasal dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dan "sangat berguna" tetapi "sama sekali bukan barang unik," tambah Francis kepada kantor berita AFP.

"Tidak ada artefak warisan yang terdampak oleh kerusakan ini," jelasnya, yang juga mengatakan belum ada kerugian yang tidak dapat diperbaiki.

Louvre mengatakan akan ada penyelidikan internal atas kebocoran tersebut.

Tonton juga video "Peringatan Tsunami 3 Meter Dikeluarkan Seusai Gempa M 7,6 Jepang"

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads