Anda sedang membaca laporan Dunia Hari Ini edisi Kamis, 11 September 2025, yang merangkum berita-berita yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Edisi Kamis, 11 September kita awali dari Amerika Serikat.
Tokoh sayap kanan Amerika meninggal dunia
'Influencer' sayap kanan, Charlie Kirk, tewas ditembak saat berpidato di sebuah universitas di Utah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi kematian Charlie, yang berusia 31 tahun, dalam unggahan di media sosial.
"Dia adalah teman baik saya dan orang yang luar biasa," ujar Trump.
ADVERTISEMENT
Charlie ditembak saat berpidato di hadapan khalayak di Universitas Utah Valley di Orem, selatan Salt Lake City.
Gubernur Utah Spencer Cox mengatakan "orang yang dicurigai" telah ditahan dan sedang diinterogasi.
Pengunduran diri Rahayu Saraswati
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengumumkan pengunduran diri sebagai anggota DPR RI menyusul pernyataan yang dianggap menyinggung perasaan warga.
Pengunduran diri keponakan Presiden Prabowo tersebut diumumkan melalui akun Instagram miliknya, @rahayusaraswati.
"Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra," ujarnya dalam video yang diunggah di akun Instagramnya kemarin.
Rahayu pernah mendorong anak-anak muda jadi pengusaha kalau punya kreativitas, "Daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat temen-temen lu."
Ia mengklaim pernyataannya dalam podcast ANTARA TV "On The Record" yang berjalan selama lebih dari dua menit dipotong dan diedit oleh pihak-pihak yang ingin memancing kemarahan publik.
Unjuk rasa 'Block Everything' di Prancis
Para pengunjuk rasa di seluruh Prancis memblokir jalan raya, membakar barikade, dan bentrok dengan polisi, Rabu kemarin.
Mereka turun ke jalan sebagai luapan kemarahan terhadap Presiden Emmanuel Macron, elite politik, dan rencana pemotongan anggaran.
Pihak berwenang mengerahkan lebih dari 80.000 personel keamanan dan menyemprotkan meriam air ke arah demonstran ketika ketegangan meningkat di beberapa tempat.
Di Paris, polisi anti huru hara menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa, hampir 200 orang ditahan di ibu kota.
Gerakan "Block Everything", ekspresi ketidakpuasan yang naik daun di media sosial, muncul pada bulan Mei di kalangan kelompok sayap kanan,. Tapi sejak itu telah diadopsi oleh kelompok kiri dan sayap kiri ekstrem.
Militer ambil alih kendali Nepal
Tentara Nepal merebut kendali ibu kota Kathmandu setelah kekerasan terburuk dalam dua dekade tersebut menewaskan 30 orang.
Aksi tersebut memaksa perdana menterinya turun dan menyebabkan gedung-gedung pemerintahan, termasuk gedung parlemen yang mengalami kerusakan parah.
Menurut polisi, aksi unjuk rasa telah menyebabkan lebih dari 13.500 tahanan melarikan diri dari penjara di seluruh negeri.
Kementerian Kesehatan Nepal mengatakan 30 orang yang tewas dalam kerusuhan dan 1.033 orang luka-luka.