Dunia Hari Ini kembali merangkum sejumlah laporan utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Edisi Rabu, 10 September 2025 kami awali dari Nepal.
Nepal terus memanas
Perdana Menteri Nepal, KP Sharma Oli, mengundurkan diri setelah para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi, dan tidak menghiraukan jam malam yang diberlakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunduran diri Oli terjadi sehari setelah 19 orang tewas dalam protes keras yang dipicu oleh pemblokiran sosial media yang kini sudah aktif kembali.
Kerusuhan ini menjadi yang terburuk di Nepal saat mereka berjuang melawan ketidakstabilan politik dan ketidakpastian ekonomi sejak monarki dihapuskan pada tahun 2008.
Aksi demonstrasi tersebut disebut "unjuk rasa Gen Z", didorong oleh rasa frustrasi di kalangan anak muda terhadap kurangnya tindakan pemerintah untuk memberantas korupsi dan meningkatkan peluang ekonomi.
Polandia tembak pelanggar wilayah udara
Perdana Menteri Polandia mengatakan pasukan militernya sudah menembak jatuh "objek" yang berulang kali melanggar wilayah udaranya selama serangan Rusia ke Ukraina.
"Sebuah operasi sedang berlangsung terkait dengan pelanggaran berulang wilayah udara Polandia," tulis PM Donald Tusk di X.
"Militer telah menggunakan persenjataan untuk melawan objek-objek tersebut."
Operasi yang terjadi hari ini dilakukan militer Polandia setelah mereka mengerahkan sistem pertahanan udaranya sendiri untuk menembak jatuh pesawat nirawak Rusia, yang melintas dari Ukraina.
Serangan Israel ke Qatar
Israel mengatakan mereka menargetkan "pemimpin senior" Hamas, setelah ledakan dilaporkan terjadi di ibu kota Qatar, Doha, tempat para pemimpin Hamas bermarkas.
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan badan intelijen Shin Bet mengatakan mereka yang menjadi sasaran "bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober, dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel".
Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, kepala Hamas di Gaza yang diasingkan dan negosiator utamanya, dilaporkan menjadi salah satu target.
Kantor berita Al Jazeera melaporkan serangan terjadi ketika para pemimpin Hamas sedang bertemu untuk membahas proposal gencatan senjata terbaru di Gaza, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Kapal bantuan ke Gaza diserang
Armada Global Sumud (GSF) untuk Gaza mengatakan salah satu kapal utamanya diserang pesawat nirawak di perairan Tunisia, tetapi keenam penumpang dan awaknya selamat.
Kapal berbendera Portugis tersebut mengalami kerusakan akibat kebakaran di dek utama dan ruang penyimpanan di bawahnya, demikian pernyataan GSF.
Kapal pembawa bantuan tersebut merupakan inisiatif internasional yang berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui kapal-kapal yang didukung oleh delegasi dari 44 negara.
Kapal tersebut tiba di Tunisia pada akhir pekan dan berlabuh sekitar 80 kilometer dari pelabuhan Sidi Bou Said ketika melaporkan insiden tersebut.
Tonton juga video "Demo Berdarah di Nepal, Massa Bakar Rumah dan Serang Menteri" di sini: