Seiring berjalannya waktu, ombak yang semakin besar menghantam kawasan pesisir pantai di Jepang.
Penduduk di pulau utara Hokkaido dan pulau utama Honshu tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu bahaya berlalu.
Gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter menghasilkan gelombang tsunami dahsyat setinggi lebih dari 3 meter, menghantam Semenanjung Kamchatka yang terpencil di Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan-bangunan rusak dan sebuah taman kanak-kanak runtuh, tapi tak ada korban dengan luka parah.
Di Jepang, pihak berwenang sudah mempersiapkan dengan baik saat ada ancaman tsunami.
Gelombang dari ombak pertama jauh lebih kecil dari prediksi, hanya 30 sentimeter.
Namun Jepang, yang sangat memahami ilmu tsunami, tahu kalau ombak tersebut bukan gambaran sebenarnya.
Perintah evakuasi yang mencakup sekitar 2 juta penduduk tetap diberlakukan.
Siang hari, gelombang tsunami sudah mencapai lebih dari satu meter.
Fumihiko Imamura, pakar tsunami dari lembaga International Research Institute of Disaster Science, menjelaskan gelombang tsunami pertama sering kali bukan yang terbesar, sehingga situasi seperti yang terjadi pada hari Rabu menjadi sulit diprediksi.
"Gelombang pertama diikuti oleh gelombang kedua," ujarnya.
"Gelombang-gelombang berikutnya menjadi lebih besar dan kuat. Ada beberapa kasus di mana gelombang terbesar tiba setengah hari kemudian."
Gelombang tsunami juga tidak seperti gelombang ombak biasa.
Biasanya gelombang tsunami lebih besar, dengan kekuatan yang luar biasa, dan setiap siklusnya dapat berlangsung selama satu jam.
'Evakuasi sekarang!'
Gempa berkekuatan 8,8 skala Richter terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, di bawah 20 kilometer.
Pelepasan energi yang sangat besar tiba-tiba menggerakkan air dan menghasilkan gelombang tsunami.
Di Jepang, suara sirene tsunami yang begitu jelas memberikan peringatan pertama kepada penduduk akan adanya potensi bahaya.
Kota-kota di Jepang sudah mempersiapkan diri dari ancaman gempa dan tsunami, dengan menerapkan langkah-langkah penanggulangan yang direncanakan dengan baik, dengan penuh keyakinan.
Pabrik-pabrik, semua bandara, gedung-gedung perkantoran, dan bahkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang terdampak langsung ditutup.
Saat air pasang, warga menggunakan atap atau puncak bukit sebagai alat dan tempat berlindung.
"Jangan terus-terusan menatap layar" seorang reporter dari kantor berita NHK di televisi.
"Evakuasi sekarang!"
Badan Meteorologi Jepang memperingatkan tsunami dapat terus melanda selama satu hari atau lebih.
Masalahnya, gelombang tsunami memantul dari daratan dan bertabrakan dengan gelombang tsunami lainnya.
Lautnya bergolak dan membesar.
"Gelombang tsunami yang memantul dari berbagai tempat semuanya saling tumpang tindih," jelas Profesor Fumihiko.
"Gelombang-gelombang selanjutnya akan semakin kuat. Sayangnya, hal ini sulit diprediksi."
Gempa bumi di Semenanjung Kamchatka, Rusia, adalah gempa bumi terbesar keenam yang pernah tercatat.
Pada tahun 1952, gempa bumi dengan kekuatan lebih besar pernah melanda wilayah yang sama.
Tsunami terbesar membutuhkan waktu sembilan jam untuk mencapai Jepang.
Lebih baik aman daripada menyesal
Jepang terletak di atas empat lempeng tektonik, menjadikannya sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik tertinggi.
Persiapan menghadapi gempa dan tsunami sudah dilakukan dengan baik.
Bangunan dan gedung-gedung dirancang untuk bisa bertahan dari gempa bumi dahsyat, sementara benteng beton di sepanjang garis pantai melindungi kota-kota dari tsunami.
Kemarin, warga di pusat-pusat evakuasi terlihat gelisah, tapi situasi relatif tenang.
"Pendidikan pencegahan bencana sudah dilakukan di sekolah-sekolah, dan latihan evakuasi sering dilakukan di kalangan masyarakat," kata Profesor Fumihiko.
"Ini termasuk belajar ke mana harus mengungsi dan bagaimana bekerja sama dengan orang lain."
Upaya pemulihan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima, yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami Tohoku 2011, segera ditunda.
Operator pembangkit listrik, TEPCO, segera mengonfirmasi kalau tidak ada masalah keselamatan, tetapi mereka mengambil langkah-langkah pencegahan.
Di Jepang, mereka memilih untuk mencegah ketimbang mengobati.
Menjelang malam, status peringatan tsunami di beberapa wilayah di Pulau Honshu diturunkan ke status waspada, sementara peringatan tetap berlaku untuk wilayah lain yang menghadap Samudra Pasifik.
Warga yang terluka atau kehilangan nyawa bukan disebabkan oleh tsunami, melainkan saat mencoba mengevakuasi.
Seorang perempuan dilaporkan tewas setelah ia jatuh dari tebing saat mencoba mencapai zona evakuasi.
Diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporan dalam bahasa Inggris
Simak juga Video: Sirene Peringatan Tsunami di Hokkaido Jepang Meraung-raung