Dunia Hari Ini: Serangan Israel di Gaza Memanas, Trump Serukan Pertukaran Tawanan

Dunia Hari Ini: Serangan Israel di Gaza Memanas, Trump Serukan Pertukaran Tawanan

ABC Australia - detikNews
Senin, 30 Jun 2025 14:21 WIB
abc
Pelayat terlihat di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis setelah serangan yang menewaskan lima orang. (Reuters: Hatem Khaled)
Jakarta -

Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, laporan harian ABC Indonesia yang menghadirkan rangkuman informasi pilihan dari berbagai negara.

Berita dari Gaza menjadi pembuka edisi Senin, 30 Juni 2025.

Donald Trump serukan kesepakatan pertukaran tawanan

Militer Israel mengeluarkan pemberitahuan evakuasi baru di beberapa wilayah di Gaza seiring dengan operasi baru terhadap Hamas pada hari Minggu kemarin (29/06).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyerukan Israel dan Hamas untuk "membuat kesepakatan" di Gaza terkait para sandera yang diculik oleh Hamas setelah serangan teroris 7 Oktober 2023.

PM Israel Benjamin Netanyahu kemudian mengatakan gencatan senjata antara Israel dan Iran menciptakan "peluang" untuk pembebasan para sandera di Gaza.

ADVERTISEMENT

Qatar dan Mesir, yang didukung oleh AS, berupaya memanfaatkan gencatan senjata Israel dan Iran untuk mengamankan kesepakatan serupa di Gaza.

China indoktrinasi anak-anak Tibet

Laporan terbaru mengungkap anak-anak Tibet yang berusia empat tahun dikirim ke sekolah asrama milik pemerintah China untuk indoktrinasi, dipukuli karena berdoa dan mengenakan tali berkat Buddha, dipaksa tidur di atas kulit domba, dan hanya belajar dalam bahasa Mandarin.

Rincian kekerasan dan indoktrinasi paksa dapat dibaca dalam laporan Tibet Action Institute (TAI) dengan judul When They Came To Take Our Children.

Dua orang warga Tibet yang diwawancarai mengatakan kepada TAI bahwa anak-anak ditegur karena menjalankan agama mereka.

"Jika para siswa ditemukan melantunkan doa dan mengenakan tali berkat, mereka akan dipukuli oleh guru."

Direktur Asosiasi Human Rights Watch China Maya Wang mengatakan mereka juga mengumpulkan bukti penerapan pengajaran bahasa Mandarin oleh PKT kepada anak-anak sekolah Tibet.

Polisi Serbia bentrok dengan pengunjuk rasa anti pemerintah

Polisi Serbia bentrok dengan pengunjuk rasa anti pemerintah yang menuntut pemilihan umum cepat dan diakhirinya kekuasaan Presiden Aleksandar Vui selama 12 tahun.

Polisi Serbia kemudian mengerahkan pasukan anti huru-hara untuk mengamankan kerumunan pendukung Presiden Aleksandar Vui yang berkumpul dalam sebuah protes balasan.

"Mereka ingin menggulingkan Serbia, dan mereka gagal," tulis Vui di halaman Instagram-nya.

Sebaliknya, para mahasiswa menuduh pemerintah meningkatkan ketegangan.

"Mereka … memilih kekerasan dan penindasan terhadap rakyat. Setiap radikalisasi situasi adalah tanggung jawab mereka," tulis para mahasiswa di jejaring sosial X.

Pawai LGBTQIA+ Budapest berubah jadi protes

Dalam sebuah unjuk rasa besar-besaran untuk menentang Perdana Menteri Viktor Orban, warga memenuhi jalan-jalan di Budapest, membentangkan bendera pelangi, beberapa di antaranya membawa poster yang mengejek Orban.

Eszter Rein Bodi, salah satu demonstran, mengatakan: "Ini lebih dari itu. Bukan hanya tentang homoseksualitas … Ini adalah kesempatan terakhir untuk memperjuangkan hak-hak kami."

Pemerintah Perdana Menteri Viktor Orban secara bertahap membatasi hak-hak komunitas LGBTQIA+.

Kelompok kecil demonstran sayap kanan berusaha mengganggu pawai damai tersebut, tetapi polisi memisahkan mereka dan mengalihkan rute pawai untuk menghindari bentrokan.

Simak Video 'Israel Serang Pasar dan Penampungan di Gaza, 20 Orang Tewas':

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads