Dunia Hari Ini merangkum sejumlah laporan utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Edisi Selasa, 13 Mei 2025 akan dimulai dengan kebijakan Donald Trump yang dianggap kontroversial
Warga kulit putih Afrika Selatan mengungsi Amerika Serikat
Presiden Donald Trump memberikan status pengungsi kepada sejumlah warga kulit putih yang dianggap menjadi korban diskriminasi ras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rombongan pertama yang berjumlah 49 orang dengan status pengungsi sudah diterbangkan ke Amerika Serikat
Kebijakan ini menuai kritikan, karena pemerintahan Donald Trump dianggap sudah memblokir sebagian besar pengungsi non-kulit putih, namun kemudian memprioritaskan 'Afrikaner', sebutan untuk kulit putih Afrika Selatan.
Pemerintah Afrika Selatan juga menyebut pemerintahan Trump mencampuri masalah domestik negara lain.
Menurut Presiden Cyril Ramaphosa, warga kulit putih Afrika Selatan yang pergi karena mereka menentang kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial yang terus berlanjut sejak apartheid.
Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte menang pilkada dari dalam sel
Duterte menang telak dalam pemilihan wali kota di kota asalnya, meskipun ia sedang ditahan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan pembunuhan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dari 60 persen suara yang masuk versi Komisi Pemilihan Umum, Duterte meraup 405.000 suara berbanding 49.000 suara untuk pesaing terdekatnya.
Sementara itu, berdasarkan 80 persen suara masuk dalam penghitungan tak resmi, Duterte memenangkan pemilihan wali kota Davao dengan perolehan suara delapan kali lebih banyak daripada pesaing terdekatnya.
Duterte dibawa ke Den Haag, Belanda pada bulan Maret 2025 karena kebijakannya dalam "perang melawan narkoba" yang menewaskan ribuan orang.
India hentikan sementara serangan
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan India hanya "menghentikan sementara aksi militernya" terhadap Pakistan.
Menurutnya India akan "melakukan pembalasan dengan caranya sendiri" jika ada serangan teror di masa mendatang terjadi.
Presiden Modi juga berjanji untuk memantau "setiap langkah Pakistan" dan India tidak akan "menoleransi pemerasan nuklir" oleh Pakistan.
"Ini bukan era perang, tetapi ini juga bukan era terorisme. Tidak boleh ada toleransi sama sekali terhadap terorisme," katanya.
"Jika serangan teroris lain terhadap India dilakukan, balasan yang kuat akan diberikan."
Polandia berjanji tutup konsulat Rusia
Pemerintah Polandia memanggil duta besar Rusia dan berjanji untuk menutup konsulat Rusia di kota Krakow setelah menyimpulkan sabotase Rusia menyebabkan kebakaran besar di sebuah pusat perbelanjaan.
Rusia membantah terlibat dalam kebakaran yang hampir menghancurkan seluruh kompleks perbelanjaan di ibu kota Polandia, Warsawa, pada tahun 2024.
Hari minggu kemarin, Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan Polandia tahu "dengan pasti" jika dinas rahasia Rusia berada di balik kebakaran tahun lalu.
Hubungan antara Warsawa dan Moskow mencapai titik terendah sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Sebagai anggota NATO dan pusat bantuan Ukraina, Polandia sering menyalahkan Rusia atas sabotase, serangan siber, dan disinformasi.
Simak juga video "Polisi AS Diteror Usai Tangkap 31 Kelompok Supremasi Kulit Putih" di sini: