Di pertengahan pekan ini, kami hadirkan sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang telah kami rangkumkan dalam Dunia Hari Ini.
Berita yang pertama pada edisi Rabu, 19 Februari 2025, ini datang dari Bolivia.
Bus masuk jurang sedalam 800 meter
Setidaknya 30 orang tewas setelah sebuah bus penumpang terjun ke jurang sedalam 800 meter di jalanan kota Potosi dan Oruro, Bolivia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolonel polisi Victor Benavides mengatakan jasad korban tewas telah ditemukan dan dibawa ke kamar jenazah segera setelah kecelakaan di dekat kota Yocalla itu terjadi.
Kantor berita lokal Unitel melaporkan setidaknya 15 orang terluka dalam kecelakaan itu, termasuk tiga anak-anak, telah dipindahkan ke rumah sakit.
Benavides mengatakan teori awal polisi adalah kecelakaan itu disebabkan oleh pengemudi yang ngebut, dan "tidak dapat" mengendalikan bus.
Pasangan Inggris dituduh spionase di Iran
Juru bicara kehakiman Iran, Asghar Jahangir, mengatakan pada hari Selasa (18/02) waktu setempat "kedua warga negara Inggris itu ditangkap β¦ atas tuduhan spionase."
Ia juga menambahkan pasangan itu ditemukan "bekerja sama dengan lembaga rahasia yang terkait dengan badan intelijen negara-negara Barat dan musuh."
Pemerintah Inggris sebelumnya menyebut dua warga negara Inggris itu adalah Craig dan Lindsay Foreman.
Keluarga mereka bertekad untuk memastikan pasangan itu "kembali dengan selamat."
Jenazah keluarga Israel akan diserahkan oleh Hamas
Gambar-gambar Shiri Bibas yang ketakutan menggendong kedua anaknya, Ariel dan Kfir adalah salah satu yang mencuri perhatian pada peristiwa 7 Oktober 2023.
Keluarga Bibas diculik dari Kibbutz Nir Oz, dekat perbatasan Gaza.
Sang suami, Yarden Bibas, telah dibebaskan oleh kelompok tersebut lebih dari dua minggu lalu, tetapi Hamas mengatakan istri dan anak-anaknya terbunuh selama pengeboman Israel di Gaza.
Pemimpin Hamas di Gaza, Khalil Al-Hayya mengumumkan jenazah Shiri, Ariel, dan Kfir akan diserahkan pada hari Kamis (20/02), bersama dengan jenazah sandera Israel lainnya yang telah meninggal.
"Sampai kami menerima konfirmasi definitif, perjalanan kami belum berakhir."
Desa salju China gunakan salju palsu dari kapas
Sebuah desa wisata di provinsi Sichuan, China "sangat meminta maaf" karena menggunakan kapas dan air sabun untuk membuat salju palsu.
Mereka mengeluarkan pernyataan ini setelah menerima kritik daring dari para pengunjung.
Menurut badan meteorologi China, negara itu saat ini menghadapi gelombang panas yang lebih panas dan lama dari biasanya.
China juga mengalami hujan lebat yang lebih sering dan tidak dapat diprediksi, sebagai akibat dari perubahan iklim.
"Untuk menciptakan suasana 'bersalju', desa wisata membeli kapas untuk [menggantikan] salju," kata proyek Desa Salju Chengdu dalam pernyataannya.