Bagi kebanyakan warga yang hidup di Australia, Google sudah identik dengan internet itu sendiri.
Di situlah mereka mendapatkan berita, merencanakan liburan, bahkan berbelanja sehari-hari.
Namun adanya rencana UU Media Digital dari Pemerintah Australia akan mewajibkan raksasa teknologi itu membayar perusahaan media dan pembuat berita lokal, maka Google pun mengancam menghentikan layanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertengkaran Google dengan Pemerintah Australia tampaknya akan berlangsung sengit.
"Google beranggapan mereka sangat superior sehingga orang sudah tidak dapat hidup tanpanya," ujar Peter Lewis, direktur Center for Responsible Technology.
"Banyak sekali efek lanjutan yang saya kira pihak Google pun mungkin belum memikirkannya," katanya.
Jika Google menarik diri dari Australia, dapatkah warga di sini mengandalkan mesin pencari seperti Ask Jeeves?
Apa yang sedang terjadi?
Google telah menyatakan akan menghentikan layanan mesin pencari, atau 'Google Search' untuk pengguna internet di Australia setelah ada rencana UU Media Digital dari Pemerintah Federal.
UU ini akan memaksa raksasa teknologi tersebut membayar perusahaan media lokal untuk menyediakan konten mereka dalam pencarian di internet atau bila konten mereka dibagikan di jejaring sosial.
Hal itu, menurut Google, akan "menghancurkan layanan gratis dan terbuka yang dibangun untuk melayani semua orang".
Dengan ultimatum yang diumumkan Google minggu lalu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menegaskan, "kami tidak menanggapi ancaman."
Apakah ancaman Google ini benar-benar akan terjadi, masih harus ditunggu kelanjutannya.
Namun diperkirakan bahwa alternatif untuk mesin pencari di internet, seperti Ask Jeeves (sekarang dikenal hanya sebagai "Ask"), akan langsung menggeser Google.
"Pesaing utama Google adalah Bing. Bing merasa familiar dan cara kerjanya hampir sama seperti Google, yaitu mempersonalisasi pencarian, dapat diunduh di ponsel dan bisa dijadikan browser otomatis," jelas Dr Belinda.
Kemungkinan keluarnya Google dari pasar Australia juga dapat menciptakan peluang bagi pemain lain untuk mengisi kekosongan.
Menurut Dr Belinda, saat ini semakin banyak negara yang mempertimbangkan agar Google membayar harga yang pantas untuk konten berita di seluruh dunia.
"Bila menghentikan layanannya di tiap negara, Google tidak akan memiliki produk yang tersisa. Jadi saya tidak melihat mereka akan melakukan hal ini secara massal," katanya.
"Bila benar terjadi di Australia, kita akan tetap survive [bertahan]," ujar Dr Belinda Barnet.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.
(ita/ita)