Lebih dari 1.200 pemain tenis internasional dan staf pendukung peserta Australia Open akan mulai berdatangan di Melbourne hari ini menjelang turnamen yang akan berlangsung bulan depan.
Atlet peserta turnamen ini harus melengkapi diri dengan hasil tes COVID-19 negatif sebelum berangkat ke Melbourne dengan salah satu dari 15 penerbangan charter.
Pemerintah Victoria menyebut karantina pra-turnamen mereka sebagai "program yang paling ketat di dunia".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemain dan staf akan ditempatkan di tiga hotel di Melbourne dan harus mematuhi aturan ketat, termasuk tes COVID-19 harian dan pelatihan yang diawasi.
Profesor Cheng mengatakan "bukannya tidak mungkin" hasil tes salah satu pemain tenis atau staf akan akan menunjukkan hasil positif terkena virus saat berada di Melbourne.
Sebelumnya Premier Andrews membela penyelenggaraan turnamen selama pandemi COVID-19, mengatakan jika turnamen ini tidak diadakan di Melbourne, ia akan diadakan di tempat lain.
Semua tamu di Hotel Grand Chancellor sekarang telah dipindahkan ke The Westin, yang juga terletak di kawasan CBD di Brisbane.
Menteri Kesehatan Queensland Yvette D'Ath berterima kasih kepada mereka yang telah melakukan karantina putaran kedua.
Namun, para pelancong yang telah diminta untuk memperpanjang karantina mereka mengatakan keputusan itu adalah "reaksi spontan".
Paul Atta yang dijadwalkan akan keluar dari Hotel Grand Chancellor besok telah dipindahkan ke The Westin untuk putaran karantina yang kedua.
"Sejujurnya, ini cukup membuat frustrasi," katanya.
"Kami mematuhi sesuai aturan, mengangkat dagu kami dan melakukan yang terbaik yang kami bisa.
"Mereka telah mengetahui tentang jenis virus ini di hotel selama seminggu dan kemudian pada menit terakhir, tepat sebelum orang keluar, mereka baru memutuskan.
"Saya pikir ini adalah reaksi spontan karena mereka tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi."
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News berbahasa Inggris
(ita/ita)