Wajah keberagaman budaya Australia dengan warganya kebanyakan berasal dari imigran, migran dan pelajar internasional, akan berubah besar setelah pandemi COVID-19.
Dalam hampir setahun terakhir, pandemi telah membuat pergerakan manusia sangat terbatas dan masih belum diketahui kapan Australia akan menutup perbatasannya.
Menurut data Biro Statistik Australia (ABS), hanya 350 mahasiswa internasional yang tiba di Australia antara bulan April-Agustus tahun 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah kedatangan mahasiswa internasional mencapai 200 ribu orang.
Menurut Profesor Amanda Davies, Dekan Jurusan Ilmu Sosial University of Western Australia (UWA) di Perth, penurunan ini akan memberikan dampak panjang.
"Jadi ini yang pertama bagi saya dan saya yakin juga paling lama bagi banyak mahasiswa lain, karena banyak yang biasanya pulang kalau ada liburan."
Viknash juga mengatakan berkurangnya mahasiswa seangkatan membuat suasana kampus sangat berbeda tahun ini.
"Saya lihat ketika mahasiswa mulai pulang, kegiatan di berbagai klub sangat menurun, karena anggotanya tidak ada lagi, jadi saya kira ini sangat memberikan dampak bagi kehidupan budaya di kampus," kata Viknash.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.
Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini
(ita/ita)