Blue marron, sejenis udang air tawar berwarna biru yang khas Australia, kini semakin banyak dicari untuk dijadikan 'ikan hias' di akuarium. Karena termasuk langka, harganya pun tidaklah murah.
Meski tak seperti hewan piaraan lainnya yang bisa 'disuruh' mengambil koran dari beranda rumah atau yang bisa dipeluk saat duduk di sofa, para peminat udang biru rela menghabiskan uang sekitar Rp2,5 juta demi mendapatkan seekor hewan langka ini.
Spesies udang air tawar ini bervariasi warnanya, mulai dari hitam pekat hingga coklat, bergaris-garis dan merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hanya udang biru yang semakin populer dijadikan pajangan di akuarium, bukan hanya di Australia tapi juga di negara lain.
Bagi petambak blue marron seperti Peter McGinty, minat yang tinggi itu telah menambah kesibukannya mengurus tambak di Manjimup, sekitar tiga jam dari Kota Perth, Australia Barat.
Peter mengaku telah mendapatkan banyak sekali pertanyaan tentang udang biru ini sejak awal krisis kesehatan global.
"Mereka terlihat menakjubkan dalam akuarium," ujar Peter.
Ia mengatakan jumlah permintaan atas udang ini pun terus meningkat termasuk di seluruh dunia.
Menurut Dulana Herath, seorang pemasok udang biru, harga untuk betina dewasa berkisar $250 perekor, tergantung ukurannya.
"Permintaannya sangat besar. Kami menerima surat elektronik hampir setiap hari dan produsen blue marron bisa memenuhi permintaan ini," katanya.
Dulana juga mengaku menerima banyak pertanyaan dari seluruh dunia selama pandemi, termasuk dari AS, Eropa dan China.
Menurutnya, blue marron dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan di beberapa negara Asia Tenggara, sehingga turut mendorong tingginya permintaan.
Namun di Australia Barat sendiri, permintaan terhadap udang biru ini juga mengalami peningkatan.
"Marron ini cukup menarik, mereka bergerak seperti laba-laba dan sangat interaktif," kata Dulana.
"Dan karena hewan ini asli Australia Barat, banyak warga setempat juga telah mencobanya sebagai hewan peliharaan," ujarnya.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.
Ikuti berita seputar pandemi Australia di ABC Indonesia.
(ita/ita)