Pengumuman tersebut mendapat perhatian banyak warga Indonesia yang tinggal di Australia karena berkaitan dengan uang pajak yang mereka bayar setiap tahunnya.
Seperti yang diakui Pudak Nayati, warga asal Yogyakarta yang sudah tinggal di Melbourne sejak 2006.
"Kita juga ingin tahu apa saja yang kita dapatkan setelah membayar uang pajak itu," ujarnya kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
Berbagai program bantuan yang diberikan Pemerintah Australia yang disebutkan dalam anggaran disambut keluarga Diski Naim, yang sudah bermukim di Australia sejak tahun 2007.
Menurutnya program-program bantuan juga "sangat bagus" karena membuka peluang kerja dan memberikan kemudahan bagi tenaga kerja di kalangan generasi muda.
"Hanya saja, kita-kita yang mendapatkan kemudahan itu harus spending [keluar uang] lebih banyak untuk komunitas lokal dan retail biar membantu jalannya perekonomian," kata Diski kepada Farid M. Ibrahim dari ABC Indonesia.
Karenanya untuk pengurangan pajak pendapatan yang akan dikembalikan, Diski dan keluarganya berencana untuk berlibur di sekitar kawasan pedalaman negara bagian Victoria dan membeli barang-barang buatan lokal.
"Selain itu kami juga akan memperbaiki rumah dengan melibatkan tenaga lokal," kata Diski yang kini bekerja sebagai konsultan informasi dan teknologi.
Diski mengaku jika selama pandemi COVID-19 keluarganya telah memprioritaskan membeli makanan dan kebutuhan pokok dari pengusaha yang ada di sekitar rumah mereka di pinggiran kota Melbourne. (ita/ita)