Pandemi COVID-19 tidak hanya merengut korban jiwa, tapi juga merugikan banyak bisnis di dunia, termasuk restoran yang dinyatakan sebagai lokasi penularan virus corona.
Padahal apa yang terjadi bukan karena kesalahan pemilik atau pengelola restoran, namun karena tak ada lagi pelanggan yang datang.
Seperti yang dialami sebuah restoran makanan Thailand di Sydney bernama Thai Rock yang menjadi klaster penyebaran COVID-19 terbesar di ibukota New South Wales sejauh ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Restoran tersebut sudah dibuka kembali, namun hanya sedikit sekali pelanggan yang datang.
Bila keadaan terus berjalan seperti itu, pemiliknya, yakni Stephani dan David Boyd mengatakan mereka akan bangkrut dalam hitungan pekan.
Stephani mengatakan ia akan sangat kecewa bila restoran itu nantinya harus ditutup, bisnis yang sudah dijalaninya selama delapan tahun terakhir.
Pemilik restoran ini sekarang sudah memasang kamera thermal untuk mengecek suhu tubuh setiap orang yang masuk ke Thai Rock.
Mereka juga menempatkan seorang staf khusus yang memantau apakah social distancing dipatuhi di dalam restoran, selain tentu juga disediakan 'hand sanitiser' dan juga pembersihan teratur.
"Kami juga menyewa seorang ahli mikrobiologi untuk melakukan kunjungan mendadak dan mengecek seluruh restoran, kita juga menggunakan pembersih elektronik," kata David Boyd.
"Biayanya besar namun apalagi yang bisa kani lakukan, kami hanya bisa berusaha."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
(ita/ita)