Kaylah berusia 11 tahun mengalami stroke saat sedang bermain trampolin di halaman rumahnya. Dua tahun kemudian, dia masih kesulitan menggerakkan tangan kanannya.
Kaylah mengatakan tidak begitu ingat bagaimana kejadian serangan stroke yang dialaminya, ia hanya ingat sedang berlompat-lompat di trampolin, kemudian terbangun di rumah sakit.
Tapi kejadian ini tidak akan pernah dilupakan ibu Kaylah, Megan Smith.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasakan mual, ambulans tidak bisa datang dengan cepat," kata Megan yang tinggal di Queensland, Australia.
"Kita tak mengira anak-anak akan kena stroke. Kita pikir hanya kakek-kakek dan nenek yang kena," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kita tak pernah berpikir anak 11 tahun yang bugar dan sehat akan mengalami stroke," ujar Megan.
Dia menjalani sesi fisioterapis setiap minggu, begitu juga terapi okupasi dan terapi bicara. Dia akan terus melakukannya di tahun-tahun mendatang.
Tapi Megan kini sangat senang melihat kemajuan yang telah dicapai putrinya.
"Dia melewati kondisi dari hanya terbaring di tempat tidur, tak bisa berjalan, makan, berbicara, hingga yang sekarang sudah luar biasa," kata Megan.
Dokter yang menanganinya mengatakan Kaylah berisiko tinggi terkena stroke lagi di masa depan, sehingga dia harus gejala-gejala stroke seumur hidupnya.
Kaylah sendiri senang berbagi apa yang telah dialaminya untuk memperingatkan orang lain tentang risiko stroke, yakni bukan hanya orang dewasa yang dapat mengalaminya.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News
(ita/ita)