Di tengah pandemi COVID-19, warga Australia saat ini tidak saja mengalami kesulitan untuk kembali dari luar negeri, namun juga perjalanan antar negara bagian juga karena aturan yang kadang dianggap membingungkan.
Beberapa warga yang harus bepergian karena urusan pekerjaan, merasa seperti "ada negara di dalam negara" dengan masing-masing negara bagian tidak memiliki koordinasi.
Saat ini sekitar 100 warga asal Canberra "terdampar" di perbatasan antara negara bagian Victoria dengan New South Wales (NSW), sejak Jumat kemarin (6/08), karena ada aturan mereka tidak bisa memasuki wilayah NSW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan peraturan mendadak tersebut membuat mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan dan beberapa diantara mereka terpaksa tidur di mobil mereka.
Masalahnya banyak daerah Kawasan Ibukota Australia (ACT) dikelilingi dengan perbatasan NSW.
Menteri Utama Kawasan Ibukota Australia, Premier Andrew Barr mengatakan dia sedang berusaha mencari solusi dan menawarkan agar mobil warga tersebut dikawal oleh polisi ketika memasuki wilayah NSW.
Namun usulan tersebut belum disetujui oleh pemerintah NSW.
Padahal dari perbatasan tersebut, warga hanya memerlukan waktu tiga jam untuk bisa sampai ke tujuan mereka.
Clare sebelumnya tinggal di Torquay sekitar 104 km dari Melbourne, ibukota Victoria.
Demi pekerjaannya, ia harus pindah ke Kunnunurra di Australia Barat, yang terletak 3000 km dari ibukota Perth atau 800 km dari Darwin, ibukota Kawasan Australia Utara (NT).
Dalam keadaan normal dengan perjalanan darat, Clare hanya perlu melintasi satu atau dua negara bagian, yaitu Australia Selatan dan NT.
Namun karena pandemi COVID-19, keluarga Clare memerlukan waktu tiga minggu dan melewati lima negara bagian untuk sampai ke tujuan mereka.
Negara bagian yang harus mereka lewati adalah Victoria, New South Wales, Australia Selatan, NT dan akhirnya sampai di Australia Barat.
Padahal dalam keadaan normal perjalanan itu paling hanya memerlukan waktu 3 sampai 4 hari.
Bayangkan perjalanan selama 3 minggu itu harus dilakukannya bersama dengan tiga anaknya yang berusia 7, 6 dan 3 tahun.
Menceritakan pengalaman itu dalam tulisannya untuk ABC, Clare mempertanyakan koordinasi yang ada antar negara bagian.
"Yang jelas tiap negara bagian ini tidak peduli dan tidak tahu dengan warga dari negara bagian lain."
"Sistem yang ada di seluruh negeri ini sepertinya memang sengaja dibuat untuk gagal."
"Bagaimana sebuah negara, seperti Australia, begitu terpisah-pisah, dan beroperasi sendiri-sendiri di tengah pandemi global."
"Kita harusnya bekerja bersama-sama guna memastikan semua orang selamat," tulis Clare.
Menurutnya, tanpa ada koordinasi yang memadai, banyak warga bisa memanfaatkannya dengan alasan apapun, kemudian membahayakan keselamatan lebih banyak orang.
"Yang saya lihat adalah bila negara bagian tidak saling berbicara dan saling memperhatikan satu sama lain, maka warga akan bisa memanfaatkannya untuk kepentingan mereka, dan banyak yang sudah melakukan hal tersebut," tambah Clare.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.
(ita/ita)