Menjelang dimulainya kembali masa perkuliahan di Australia pada bulan Juli, perdebatan mengenai keamanan mahasiswa asing semakin menguat. Kalangan mahasiswa asal China khususnya, memiliki pandangan yang beragam.
Mayoritas mahasiswa China yang kuliah di luar negeri memilih Australia sebagai tempat menuntut ilmu. 73 persen dari mereka disalurkan oleh para agen pendidikan.
Menurut data Departemen Pendidikan Tinggi, sekitar 60 persen mahasiswa asing di delapan universitas ternama Australia atau 'Group of Eight' adalah mahasiswa asal China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedelapan perguruan tinggi tersebut meliputi University of Adelaide, Australian National University (ANU), University of Melbourne, Monash University, University of New South Wales (UNSW), University of Queensland, University of Sydney, dan University of Western Australia.
Perinciannya, sekitar 69 persen mahasiswa asing di University of Sydney berasal dari China, 66 persen di UNSW, 56 persen di University of Melbourne dan 57 persen di Monash University.
Zheng mengaku tetap merekomendasikan Australia sebagai tempat yang bagus untuk menempuh pendidikan bagi kalangan mahasiswa asal China.
Stephanie Tang, seorang agen pendidikan di Beijing yang dihubungi ABC menjelaskan, keberhasilan Australia mengatasi COVID-19 turut membantu meningkatnya minat mahasiswa China untuk kuliah di sini dibandingkan di AS atau Inggris.
Agen pendidikan lainnya, Kirk Yan, mengaku menerima pertanyaan dari sejumlah orang tua mahasiswa mengenai keamanan anak-anaknya di Australia.
Namun ia menjelaskan bahwa sejauh ini belum melihat adanya mahasiswa yang membatalkan kuliah karena pertimbangan keamanan.
Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Infrastruktur Alan Tudge menyatakan, meski sejumlah serangan rasis terhadap warga keturunan Asia ramai diberitakan, namun negara ini dijamin aman bagi mahasiswa internasional.
"Banyak kejadian rasis terhadap warga keturunan Asia. Namun kejadian-kejadian itu merupakan perbuatan dari segelintir orang bodoh yang pengecut," katanya kepada media setempat.
"Mayoritas masyarakat Australia tidak akan menerima tindakan seperti itu dan mengecamnya," tambah Menteri Tudge.
Ikuti informasi dan berita lainnya dari Australia di ABC Indonesia.
(ita/ita)